CHAPTER 2

3.2K 306 1
                                    

Suasana pagi yang cerah ini, membuat siapapun yang merasakannya menjadi tenang. Namun tidak bagi salah satu penghuni flat kecil di pinggiran kota Tokyo.

Naruto, meringkuk di atas kasur karena teriakan pemilik flat. Bukan tanpa alasan. Sudah 2 bulan Naruto menungak pembayaran sewa flatnya.

"Naruto,aku tau kau di dalam!" gedoran pemilik flat semakin keras. " Jika kau tidak membayarnya sampai besok, ku pastikan kau akan keluar!" peringat Tsunade yang ternyata pemilik flat.

Setelah Tsunade pergi, Naruto pun keluar dari persembunyiannya.

"Argh, bagaimana ini?" bingung Naruto sambil mengacak-acak rambutnya.

"Akan ku pikirkan setelah pulang kuliah nanti."

Naruto adalah mahasiswa di salah satu kampus di Tokyo. Ia juga salah satu penerima beasiswa. Meskipun penampilannya urakan, dan tidak cocok menjadi siswa cerdas, ia berhasil mengalahkan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan beasiswa.

Naruto mengambil jurusan manajemen. Impiannya adalah memiliki toko kue yang menghasikan banyak uang. Sejak kecil, Naruto memang suka memasak kue bersama ibunya.

Setelah bersiap-siap, ia pun berangkat ke kampus. Naruto membuka pintu depan dengan pelan. Mengintip siapa tau pemilik flat masih ada di sana. Terasa aman, Naruto bergegas menuruni tangga, dan pergi ke kampus.

Flat yang Naruto tinggali, sebenarnya cukup nyaman. Terdiri dari 3 lantai dan 2 kamar di masing-masing lantai. Naruto menempati lantai 2, kamar paling dekat dengan tangga.

Penghuni kamar dibawah Naruto adalah pemilik flat, Tsunade. Ia adalah pemilik minimarket di sebelah flat.

Setelah berlari, Naruto pun duduk di kursi halte. Tidak lama kemudian bus pun datang. Naruto mencari tempat duduk paling belakang dekat dengan kaca. Itu adalah tempat favoritnya. Sebenarnya bukan tanpa alasan Naruto suka duduk di sana.

Jarak kampus hanya melewati 2 halte bus saja. Di perjalanan Naruto masih terus memikirkan bagaimana cara ia membayar uang sewa flatnya.

Sebenarna Naruto sudah memiliki uang untuk membayar sewa flatnya. Salahkan kecerobohannya, meninggalkan kasir untuk buang air kecil. Dan setelah kembali, uang di kasir dibobol orang. Naruto pun dipecat dan harus membayar uang ganti rugi. Naruto selalu kesal saat mengingat-ingat kecerobohannya itu.

"Apa aku menghubungi Ayah saja?" pikirnya.

Setelah kegiatan kuliahnya selesai, Naruto langsung pergi ke rumah ayahnya. Namun terkunci. Ia pun menelpon ayahnya.

"Halo ayah, apa ayah ada di rumah?"

"Tidak. Ayah ada di rumah sakit sekarang"

"Ayah menemui kakek?"

"Iya, cepatlah ke sini!"

"Baik" Naruto menutup telponnya, lalu pergi ke rumah sakit tempat kakeknya dirawat.

Sesampainya di rumah sakit, Naruto langsung pergi ke kamar kakeknya, Jiraiya.

Kalau diingat-ingat, kejadian itu sudah hampir 2 tahun berlalu. Waktu itu, Jiraiya, ibu Naruto Kushina, dan adik Naruto Deidara, pergi tamasya untuk merayakan ulang tahun Deidara. Naruto tidak bisa ikut karena pada waktu itu penerimaan mahasiswa baru. Dan ayahnya, Minato sedang banyak pekerjaan di kantor. Saat perjalanan pulang, memang pada waktu itu cuaca sedang hujan dan berkabut. Tanpa mereka ketahui, ada truk yang datang tergelincir dari arah berlawanan. Truk itu menabrak mobil yang dikendarai keluarga Naruto.

"Ayah, bagaimana keadaan kakek?" Naruto menghampiri ayahnya.

"Tidak ada perkembangan, kata dokter kita hanya bisa menunggu"

Melihat wajah lelah ayahnya, Naruto enggan untuk meminta bantuan.

"Oh iya Naruto, apa kerjamu libur? Tumben kau menemui ayah?"

Naruto panik dan langsung menyembunyikan wajah murungnya dengan senyuman. "Ah tidak, maksutku, iya.. Aku sedang libur. Aku hanya ingin melihat ayah"

Minato tersenyum, ia menepuk pundak Naruto "Kau putra yang terbaik."

.
.

"Sepertinya aku akan menjadi gelandangan" Naruto menghela nafas, bingung.

Naruto duduk di taman dengan tertunduk, "huh.. Aku tidak tega meminta uang kepada ayah"

"Aku tau kak" Naruto menyengit mendengar seseorang berbicara di belakangnya.

TBC

Housemate [SasuNaru]Where stories live. Discover now