🔥Ending Dabi: Injury and Memory (part 2)🔥

Start from the beginning
                                    

Meski orang itu masih tertidur di tempat duduk samping yang menyetir.

Jalanan sepi membuatnya melajukan mobil sedikit cepat.

Ia membawa wanitanya itu tepat setelah air di tabung yang mengurungnya menyusut.

Dan semua baik.

"Sebentar lagi kita sampai [y/n]"

Tangan yang lebih kecil darinya di genggamnya.

Dikecupnya telapak tangan tersebut.

"Bensin sialan pakai habis"

Mobilnya berbelok ke pom bensin yang dilihatnya.

Tentu Dabi menutupi identitasnya.

Memakai masker dan hoodie hitam agar tak mencolok.

Agar tidak dicurigai.

Setelah membayar dan membeli berbagai macam camilan dia melajukan mobilnya lagi.

Pemandangannya berganti menjadi pantai.

"[Y/n], umi da"

Dabi benar-benar membawamu jauh.

Dia menepati janji manisnya.

Ia memutuskan berhenti sejenak sekedar ingin menikmati matahari terbit.

Bibirnya mengecup sayang kening wanita yang masih setia dengan bunga tidurnya.

Ia tersenyum tipis menatap wajah tertidur sang terkasih.

Ia sematkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah eloknya ke belakang telinga.

Ia sematkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah eloknya ke belakang telinga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Air mata darahnya mengalir kala ia istirahatkan di paha wanita tercintanya.

Pikiran buruk mulai menghampirinya bagai mimpi buruk.

Disaat ia berpikir tidak akan lagi orang di sisinya.

Rambutnya seperti dielus lembut.

"Touya mitte, kirei desu yo"

Kalau ini ilusi ia tidak ingin bangun.

"Hm, aku tahu"

"Bagaimana kau tahu kalau kau tidak melihatnya? Mataharinya terbit lho"

Dabi bangkit perlahan.

Maniknya yang membesar menatap wanita yang dicintainya membuka mata dan tersenyum manis padanya.

"Kirei..."

"Touya, doushita?", tanganmu terulur menghapus darah yang keluar dari matanya. "Ittai?"

Ia berhambur memelukmu erat.

Kaupun membalasnya dan menepuk-nepuk  punggungnya dengan lembut.

"Aku--"

"Anu Touya kau membawaku ke mana? Ini mobil siapa? Kita mau ke mana?", ucapmu ketika melepas pelukan.

Dabi hanya tertawa kecil melihat responmu.

Pipimu dikecupnya dengan sayang.

"Ke tempat di mana hanya ada kita berdua saja"

"I-ini masih Jepang kan?"

"Haha, iya, sebebtar lagi kita sampai di rumah kita [y/n]"

"Kita...tinggal bersama kan?"

Dabi hanya tersenyum menatapmu.

Tidak seterusnya bersama, ada hal yang belum dia selesaikan.

"Gomen [y/n]...aku tidak bisa lama sepertinya di rumah kita, tapi aku janji akan tetap pulang"

"Sokka..."

"Aku masih ada urusan dengan ayahku itu"

"Tapi kau tetap pulang kan?"

Tangannya terulur mengacak puncak kepalamu. "Aku janji"

Mobil dilajukannya lagi.

Rumah yang terletak di pedesaan ya asri.

Jauh dari hiruk pikuk kota.

Rumah sederhana.

"Kau suka?"

"Touya kau tidak merampok kan?"

"Enak saja tanya begitu"

"Hihi, aku suka kok, aku bisa berkebun nanti"

"Aku hanya bisa memberimu gubuk kotor ini"

"Tidak apa kok, bisa diperbaiki"

"[Y/n], jangan pernah sesekali menyusulku ke sana, kau boleh ke sana jika bersamaku"

"Iya, aku mengerti"

UntouchableWhere stories live. Discover now