Cruella DeVille~4

11 8 0
                                    

----****----

Flashback

2 jam sebelumnya.

Sean menghentikan mobilnya di tepi jalan, pikirannya masih melayang akan ucapan dari aunty Martha tadi.

Sementara Sean masih sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba mata setajam elangnya terfokus pada sebuah mobil BMW hitam yang berhenti di lampu merah tepat di seberang jalan.

"Pri itu ...," monolog Sean, seketika matanya membulat saat sudah mengingat siapa pria di dalam mobil itu. "Brian Cornelia."

Ya, pria itu adalah Brian Cornelia, seorang buronan kelas atas. Tanpa membuang waktu lagi, Sean segera mengambil ponselnya dari saku jas, ia pun segera menghubungi seseorang.

"Segera menuju lokasi yang aku berikan! Jangan biarkan Brian Cornelia kabur!" Setelahnya panggilan pun berakhir, Sean segera mengirimkan pesan berisi lokasinya berada.

Sementara itu, di seberang jalan sana, Stella mencoba melepas kerudung di kepalanya namun Brian dengan cepan menahan aksinya itu.

"Hey! Apa kau sudah gila? Kau ingin di kira orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa?" Brian cepat -cepat membenarkan lagi kerudung Stella.

"Tapi kerudung itu membuatku kepanasan." Stella mengembungkan pipinya kesal. Pasalnya cuaca saat ini sangat panas dan ac mobil tidak cukup membuatnya sejuk.

"Cobalah untuk bertahan sebentar saja, kita akan segera sampai di bandara."

Stella menghembuskan napasnya lebih dulu sebelum mengangguk pasrah.

🔪🔪🔪

Mobil yang di kendarai Sean tiba di rumah sakit jiwa sesuai alamat yang di berikan aunty Martha sebelumnya. Ia memarkir mobilnya lebih dulu sebelum melangkah masuk ke dalam bangunan itu.

Langkah kaki Sean terhenti di depan meja resepsionis. "Permisi! Apakah saya bisa bertemu dengan dokter Antoni?"

Suster tersebut mengerutkan dahinya, ia menatap sejenak pria di depannya ini.

"Apa anda tidak mengetahuinya? Dokter Antoni sudah meninggal dua tahun yang lalu." Jawaban suster itu membuat Sean tersentak.

"Kalau pasien atas nama Estella--" Belum sempat Sean meneruskan pertanyaannya, suster itu langsung saja menyela.

"Untuk apa anda mencari seorang buronan?"

"Buronan?" beo Sean dengan kening yang mengkerut. "Apa sebenarnya yang terjadi?"

"Pasien bernama Estella membunuh dokter Antoni dan berhasil kabur sini," jawab suster itu.

"Apa?"

🔪🔪🔪

Airport New York

"Pesawat kita akan lepas landas beberapa menit lagi," ucap Brian sambil melirik arloji di pergelangan tangannya.

"Ok. Aku akan ke toilet lebih dulu," kata Stella lalu melangkah pergi meninggalkan Brian yang menatapnya kesal.

"Hah ..., gadis itu!" Brian akhirnya memilih duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.

Tiba-tiba, suasana menjadi heboh. Brian yang penasaran akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat adanya segerombolan polisi.

Brian mengerutkan dahinya, tidak mungkin mereka mengenalinya 'kan? Penampilan dan wajahnya bisa dibilang sangat berbeda dengan wajah aslinya. Mustahil mereka bisa mengenalinya.

"Tuan Brian Cornelia, anda kami tangkap!" ucap salah seorang dari para polisi tersebut.

"Tunggu! Apa maksud kalian? Aku bukan Brian Cornelia, namaku Axel Mcgrath," bantah Brian.

"Anda tidak perlu berpura-pura lagi."

Brian hanya terkekeh mendengarnya. "Sudah ketahuan, ya!" gumamnya.

Akhirnya, Brian hanya bisa pasrah saat kedua tangannya diborgol. Bukan karena takut, hanya saja Brian terlalu malas meladeni para polisi itu. Biarkan 'dia' yang mengurusnya.

Sementara itu, dibalik tembok tidak jauh dari sana, seseorang masih mempertahankan posisinya memperhatikan aksi pihak kepolisian yang berhasil menangkap Brian Cornelia, seorang buronan kelas atas yang dicari-cari selama ini.

Sebelum Brian masuk ke dalam mobil polisi, dia menyeringai saat tatapannya dengan sosok itu saling bertemu. Ya, sosok itu adalah Stella.

T.B.C

💕

Cruella DeVilleWhere stories live. Discover now