"Mana aku tau. Aku belum melihatnya sama sekali karena aku masih sangat sibuk penulis Huang yang terhormat." Ucap haechan berbohong.
"Terserah saja." Kesal renjun.
"Memangnya siapa Huang?' Ucap haechan memancing renjun.
"Si Na sialan jaemin itu. Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi haechan!" Teriak renjun frustasi.
"Lalu kenapa memangnya apa kau belum move on?" Ucap haechan.
"Diamlah aku akan menutup telponnya percuma membicarakannya denganmu." Ucap renjun kesal lalu mematikan ponselnya sepihak.
"Apa kau yakin mereka bisa di satukan haechan?" Ucap jeno ragu setelah mendengar kemarahan seorang Huang Renjun.
"Aku yakin. Aku tau renjun seperti apa." Ucap haechan.
Drrt...Drrtt...
"Jaemin?" Ucap haechan melihat ekspresi jeno.
"Iya." Ucap jeno mengangguk.
"Angkat dan loundspeaker." Ucap haechan.
"Iya jaem?"
"Jeno? Apa kau telah melihat siapa penulis untuk film yang aku garap? Karena setahuku dia menawarimu." Ucap jaemin kesal.
"Aku belum melihatnya. Aku sedang sibuk jaemin. Memangnya siapa?" Ucap jeno datar.
"Huang Renjun. Kenapa harus dia lagi yang ku temui setelah sekian lama ini." Ucap jaemin kesal tapi tidak terdengar begitu dari pembicaraannya.
"Kau tidak mau meluruskan apa yang terjadi antara kalian 5 tahun yang lalu jaem?" Ucap jeno.
"Untuk apa? Lagian dia juga yang tidak percaya denganku, sudahlah aku tidak akan membahasnya lagi. Tapi, aku akan tetap mencoba untuk konsisten dan profesional." Ucap jaemin datar.
"Terserah kau saja. Semuanya ada di tanganmu." Ucap jeno dan telpon di matikan sepihak oleh jaemin.
"Kurasa akan sangat sulit membantu mereka berdua." Ucap haechan.
"Kau benar. Apa kita menyerah saja?" Ucap jeno menatap kekasihnya itu.
"Tidak akan. Kita akan berusaha, aku yakin mereka berjodoh. Dan ini tugas kita untuk menyatukan mereka kembali." Ucap haechan semangat.
"Baiklah. Aku akan mengikuti semua perintahmu." Ucap jeno lalu menyandarkan kepalanya pada bahu kekasihnya itu.
Sedangkan renjun tengah berjalan tanpa ada minat sama sekali bahkan semua orang dapat melihat aura hitam dari pemuda cantik nan mungil itu. Begitu pula dengan jaemin yang ternyata berjalan di seberang renjun dengan aura yang mengerikan.
Dan disaat bersamaan mereka berdua saling berhadapan untuk menyebrang dan terkejut satu sama lainnya. Perasaan mereka tidak pergi bersama lalu kenapa mereka bertemu lagi seperti ini. Apa takdir yang mempermainkan mereka berdua? Tapi untuk apa?
Lampu yang jelas-jelas masih merah bagi pejalan kaki itu membuat mereka terdiam lama dengan saling memandang dari jauh satu sama lainnya. Tapi semua fokus teralihkan saat melihat anak kecil yang malah menyebrang begitu saja bahkan tanpa ada orangtuanya sembari menangis.
Melihat hal itu, baik renjun ataupun jaemin kaget bahkan semua pejalan kaki juga sangat kaget.
Tin...tin...tin..
Sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi hingga renjun berlari dan memeluk anak yang ketakutan itu dengan erat.
"Maafkan aku Mama, papa, sepertinya takdir kematian anakmu sudah datang. Selamat tinggal." Batin renjun sembari menutup matanya.
Jaemin yang melihat hal itu juga melihat kedatangan truk itu seakan-akan bingung dan cemas bahkan tubuhnya tidak ingin berkompromi dengan hati dan pikirannya. Hingga dia berlari dengan sangat cepat dan menarik renjun juga sang anak kecil yang berada di pelukan renjun dengan sangat cepat dan berhasil menghindari kecelakaan maut itu.
Renjun yang merasakan tidak ada yang terjadi langsung membuka matanya dan menyadari kalau dia berada dipelukan sang mantan kekasih yang sayangnya masih ada di dalam hati terdalamnya. Jaemin langsung melepaskan pelukannya dan berjongkok begitu pula dengan renjun.
"Kau baik-baik sajakan nak?" Ucap renjun. Tapi, anak kecil itu diam saja karena masih ketakutan. Dan tak lama orangtuanya datang dan langsung menggendong anaknya juga mengucapkan terimakasih pada kedua orang itu. Setelah kepergian dua orang itu, renjun hendak berjalan untuk menjauhi jaemin tapi seketika.
Bruk...
Renjun pingsan dan jaemin dengan sigap menahan tubuh mungil itu agar tidak jatuh dan menghentikan taxi lalu membawa renjun ke rumah sakit.
◾
◾
◾
◾
◾
Renjun tengah ditangani di ugd dengan jaemin yang terus menatap pemuda mungil itu dengan tatapan sangat cemas sekali. Karena demi apapun dia benar-benar masih sangat mencintai sang mantan kekasih ini walaupun telah 5 tahun berlalu dan mereka juga telah 5 tahun berpisah.
"Bagaimana dok?" Ucap jaemin cemas.
"Dia hanya syok saja. Sebenarnya tuan, dia akan mengalami syok yang sangat parah hingga pingsan jika dia ketakutan." Ucap dokter.
"Tapi, dia akan baik-baik saja kan?" Ucap jaemin.
"Ya. Dia akan baik-baik saja setelah infusnya habis." Ucap dokter itu lalu pergi meninggalkan jaemin yang langsung duduk disebelah bangsal renjun.
"Renjun kau tau? Kalau saja lima tahun yang lalu kau mendengarkan penjelasan ku juga mengenai kesalapahaman kita itu. Mungkin kita masih bersama sekarang renjun. Kau tau, jihoon bahkan telah menikah dengan Guan Lin, dia juga ingin mengatakan kalau kau sebenarnya salah paham, tapi kau sudah terlalu cepat pergi bahkan meninggalkanku dengan perasaan yang masih sangat mencintaimu seperti ini. Apa kita akan kembali bersama renjun? Apa mungkin semuanya akan berubah?" Monolog jaemin sembari menggenggam tangan yang sangat cocok ditangannya itu.
"Maafkan aku jaemin. Aku terlalu malu jika harus melihatmu saat ini. Maafkan aku. Aku salah." Batin renjun yang ternyata telah sadar sejak tadi.
Tbc.
YOU ARE READING
Hello Future (jaemren)END!
FanfictionStatus book: Start: 13 Agustus 2022 End: 27 Mei 2023 langsung baca aja biar paham rencananya sih gak akan banyak part semoga suka aja😁 yang pasti jaemren area! mpreg! bxb boyslove homopobic hanya fiksi belaka
