Chapter 4

17 4 0
                                    

Sesuai janji Myungsoo kemarin, Jiyeon diperbolehkan ikut ke tempat itu lagi, namun Myungsoo hanya pergi begitu saja menaiki bukit tanpa peduli pada Jiyeon yang kerepotan karena membawa alat-alat lukisnya.

"Aishh dasar tidak punya hati, seharusnya dia membantuku," umpat Jiyeon.

Tadi ia sempat berharap saat Myungsoo berbalik padanya, tapi ternyata Myungsoo hanya ingin memastikan Jiyeon kembali mengunci mobilnya.

Jiyeon sampai di atas 15 menit lebih lama dari Myungsoo. Tadinya Jiyeon ingin protes pada Myungsoo yang dengan seenaknya meninggalkan seorang wanita yang sedang kerepotan, tapi ia urungkan niat itu karena takut Myungsoo tidak memperbolehkannya lagi datang ke sini.

"Myungsoo-ya," panggil Jiyeon, sebenarnya ia ingin bertanya soal balapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu tapi lagi-lagi tidak jadi karena takut Myungsoo marah dan meninggalkannya sendirian di sini.

Sudah lebih dari satu jam Jiyeon dan Myungsoo berada di padang rumput tanpa berbicara sepatah katapun.

Myungsoo tertidur atau pura-pura tidur, entahlah Jiyeon tidak terlalu peduli karena yang harus ia lakukan adalah menyelesaikan lukisannya secepatnya.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Myungsoo yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Jiyeon.

"Kimbum oppa," jawab Jiyeon santai sambil terus memainkan kuasnya di atas kanvas.

"Kimbum? Kau melukis Kimbum?"

"Lukisan ini kan untuk hadiah ulang tahun Kimbum oppa."

"Ulang tahun?" gumam Myungsoo pelan dan ia baru sadar kalau hari sabtu nanti adalah ulang tahun kakak tirinya itu.

"Kau pasti lupa dan belum menyiapkan apapun," tebak Jiyeon saat melihat Myungsoo yang terdiam, terlihat tengah memikirkan sesuatu.

"Menyiapkan apa maksudmu?"

"Karena aku tidak yakin kau akan memberikan kejutan untuk Kimbum oppa jadi paling tidak kau harus memberinya sebuah kado"

"Aku tidak mau menghamburkan uangku hanya untuk membeli sebuah kado!"

"Kau bisa membuat sesuatu seperti aku yang membuat lukisan."

"Untuk apa aku memberinya kado?"

"Karena dia adalah kakakmu!"

"Ya dan sepertinya kau lupa kalau Kimbum adalah nama yang berada dipaling atas di daftar orang yang aku benci."

"Aku heran kenapa kau sangat membencinya padahal Kimbum oppa sudah minta maaf. Dan soal ayahmu itu kan hanya kecelakaan," gumam Jiyeon tanpa memalingkan wajahnya dari kanvas.

Myungsoo memperhatikan Jiyeon dari belakang. "Jangan bahas itu lagi!"

"Ma-maaf aku tidak bermaksud mengingatkanmu pada ayahmu tapi aku hanya-"

"Aku tidak hanya membencinya, aku juga membenci semua orang yang dekat dengannya. Termasuk kau!" ujar Myungsoo memotong ucapan Jiyeon.

"Aku?" Tanya Jiyeon heran. Ia menoleh lalu menatap Myungsoo dengan tatapan bertanya.

"Mungkin kau ada diurutan kelima di daftar orang yang aku benci," ujar Myungsoo sedikit kesal saat tahu kalau Jiyeon melukis Kimbum dengan latar tempat padang rumput yang menjadi tempat persembunyiannya.

"Aku ingin protes tapi setelah dipikir-pikir itu lebih baik dari pada kau menyukaiku."

"Apa? kau senang karena aku membencimu?" kini Myungsoo yang terlihat bingung.

The Way You Look at Me [END]Where stories live. Discover now