dating

861 163 37
                                    

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

°
°
°

Dama penghancur nirwana, distorsi alam sadarnya. Ia mulai menggila memikirkannya, saat peluk itu mengantar tidur pujaannya setiap malam.

"Tinggalkan masa lalu mu, tinggal lah bersamaku~" gumam Ran.

Dara bersandar pada sentuhannya, ia menahannya selama berminggu-minggu. Ia selalu menggumamkan kata-kata yang selalu ingin Ran dengar selama ini. "Terimakasih, Ran."

Nayanika nya terpejam, sembari membisikkan sesuatu pada pria itu, "kurasa ini sebabnya...aku tidak mau kamu pergi dari hidupku. Aku menyukaimu, Ran."

Irisnya melebar sebelum wajahnya disusul oleh senyuman, Ran bisa mendengar detak jantungnya meningkat setelah mendengar kata-kata sang gadis - wajahnya sedikit panas dan memerah, ia bahkan gugup, [name] tidak tahu betapa kata-kata itu membuat Ran bahagia.

Sedikit menghela napas, mencoba memikirkan apa yang harus dikatakan. Tawa kecil keluar dari mulutnya saat dia mencoba untuk membumikan dirinya dalam kenyataan. "Aku senang kerja kerasku terbayar, aku tau kamu tidak bisa menahan keinginanku, aku memiliki pesona yang kuat, bukan?"

Sang gadis hanya tertawa kecil, bahkan sedikit malu dengan ucapannya. "Apa kamu mau pergi ke apartemen ku? Aku bisa memasak sesuatu untukmu, untuk ucapan terimakasih."

Ran tersenyum, menggenggam lengan [name] erat, "kalau kamu mau benar-benar berterima kasih padaku, bagaimana kalau kencan, hm?"

"O-oke..." Jawab gugup [name].

"Aku akan memilih tempatnya."

Anindya mendengus, "kamu serakah, Ran. Aku menerima kencan mu, bukankah itu sudah cukup?"

"Tidak, aku selalu menginginkan lebih jika itu kamu~" sembari mengedipkan matanya menggoda, membuat [name] berusaha mencerna perkataan Ran.

Setelah semua gangguan yang dilewatinya, ia merasa hidupnya kini semakin tenang dengan Ran yang selalu disisinya. Ada perasaan yang tumbuh perlahan, ini akan menjadi lembar baru dalam kisah romansa-nya.

Tepat disebuah restoran mewah lainnya, keduanya akhirnya berkencan. Gadis jelita kini duduk di meja yang sudah dipesan, afsun anggun membuat beberapa sorot mata melirik kearahnya, sementara pria bersurai burgundy terlihat berbincang dengan salah satu rekan bonten nya.

Ketika Ran melihat ada pria lain yang rupanya sedikit menggoda [name], satu hal yang ada dipikiran Ran adalah berani sekali pria itu. Apakah pria itu tidak sadar bahwa [name] adalah kekasih Haitani Ran - walaupun masih berpura-pura, pujaannya, cinta dalam hidupnya, seluruh dunianya dan banyak lagi.

Berjalan dengan senyum arogan, Ran menyenggol tubuh pria itu hingga minuman yang ada di genggaman si pria kini tumpah dan mengotori kemeja putihnya.

"Pacarku yang cantik, maaf aku sering meninggalkan mu dengan para pria sialan." Ketusnya sembari menampilkan ekspresi dan senyum malasnya. Ia ingin sekali membawa tongkatnya dan memukul pria yang sudah menggoda sang pujaan hati.

"Ran, kamu kekanak-kanakan." Walaupun sebenarnya [name] lega setelah Ran menghampiri dan membuat pria yang menggodanya akhirnya pergi.

Jari-jarinya mengetuk pada pipinya, "cium aku." Ujar Ran.

Sontak sang gadis terkejut pelan, "di depan semua orang dan rekan-rekan mu Ran, serius?"

"Kalau begitu aku saja yang memulai." Bibirnya kini mendarat pada bibir indah [name], melumatnya dengan lembut dan perlahan.

Jantung anindya sukses berdegup kencang, terus memompa dan hampir meledak, ini pertama kalinya ia merasa senang namun juga nyaman, dan itu semua karena perlakuan Ran selama ini.

Sudah berbulan-bulan keduanya menjalin hubungan seperti ini, namun sepertinya itu bukan masalah besar bagi sang gadis. Hari ini, [name] baru saja mengunjungi rumah temannya, dan Ran datang untuk menjemputnya.

[Name] masuk ke mobil dan meraih seat belt, sementara atensi Ran terfokus pada leher jelita yang terdapat tanda keunguan menempel sangat jelas.

"Apa yang kamu lakukan dengan Akane, apa ada teman lelaki disana selain inupi?" Ran menangkup dagu sembari menatap intens sang gadis.

"Hanya sebatas obrolan sesama perempuan...dan tidak ada siapapun kecuali aku dan akane, kenapa?"

"Nuh uh uh, bukan itu." Jarinya melambai tidak setuju, tangannya yang bebas merayap paha [name] dan mencubitnya.

Meringis kesakitan dan menggosok tanda merah di sisi pahanya, "apa sih Ran?" Tidak mau mendapat cubitan Ran untuk kedua kalinya, "tapi hanya itu yang kami lakukan."

"Tidak tau malu, bagaimana kamu bisa berbohong padaku. Itu benar-benar menyakitkan." Ran mengerutkan kening, mendecak sembari berpikir.

"Ran-" sebelum sang gadis mengucapkan sesuatu, Ran menarik tengkuk [name] dan mendekatkan ke arahnya.

Tangannya yang bebas mengusap ibu jari pada lidahnya dan menggosokkan pada tanda ungu di leher [name].

"Nah lepas juga." Senyum culas terpatri diwajahnya.

"Padahal aku mau mengerjai mu." [Name] sedikit merengek.

"Sayang, kamu tidak bisa mengakali ku... lagi pula itu bukan tanda milikku, aku selalu memberikan kiss mark penuh dilehermu agar seluruh Jepang tau kau itu milik Haitani Ran."

☄︎𝑹𝒐𝒖𝒍𝒆𝒕𝒕𝒆 ⸙༄ || ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora