18 - Not Strong Enough

125 8 8
                                    

Devina menatap layar gawainya tidak percaya. Sebuah video yang baru dipost Sierra pagi ini kini sudah memiliki ribuan views dan ratusan komentar. Yang membuat Devina tidak percaya adalah isi video yang dibuat Sierra itu. Sierra menuduh Kara sudah merebut Rilo darinya! Bahkan, Sierra memergoki Kara sedang bermesraan di apartemen Rilo semalam!

Kara Febriana yang Devina kenal rasanya tidak akan mungkin seperti ini. Kara, yang selalu membantunya bahkan tanpa diminta. Kara, yang selalu mengutamakan kebutuhan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Devina hanya bisa menggeleng membaca komentar-komentar yang ada di video itu. Semuanya mempercayai apa yang diungkapkan Sierra dan kini memaki Kara. Menyebutnya sebagai pelakor. Pengkhianat. Dan berbagai kata makian lain yang tidak ingin diucapkan Devina.

Devina akhirnya mengetikkan sesuatu di kolom komentar.

[Apa gak sebaiknya direm dulu komentarnya sebelum tau cerita keseluruhan?]

Segera setelahnya, puluhan notifikasi masuk ke gawai Devina.

[Kok lo malah victim blaming sih?]

[Lo belain yang jelas-jelas ngerebut cowok orang, gitu?]

[Hanya pelakor yang akan membela sesamanya. Mbaknya pelakor ya?]

Devina menghela napas. Dia saja sakit hati membaca komentar seperti itu, bagaimana dengan Kara? Devina tahu, Kara tidak terlalu aktif di media sosial. Namun, sudah ada beberapa orang yang menyebutkan akun media sosial Kara di komentar. Tinggal menunggu waktu sampai Kara membaca komentar-komentar ini.

Namun, baik di dunia nyata maupun dunia maya rupanya keadaan tidak terlalu baik bagi Kara. Devina menyadari keadaan menjadi canggung di kantor. Cecil beberapa kali mengeluarkan celetukkan yang menyindir Kara, dan diikuti oleh tawa dari teman-temannya. Bahkan, Bu Ambar yang biasanya sangat membela Kara juga kini lebih diam. Walaupun menyayangkan, tetapi Devina bisa memahami sikap Bu Ambar. Beberapa tahun yang lalu, Bu Ambar bercerai dengan mantan suaminya karena suaminya berselingkuh dengan rekan kantornya.

"Jangan, Mbak Devina," tahan Mia saat Devina ingin menghampiri Kara.

"Lo percaya sama apa yang dibuat Sierra?"

Mia terdiam lalu menggeleng pelan. "Setidaknya jangan sekarang, Mbak. Kondisinya masih panas banget. Semua percaya sama Sierra. Nanti Mbak Devina enggak cuma diserang di media sosial."

Rupanya Mia mengetahui apa yang terjadi padanya di media sosial.

Devina menggeleng, tetapi panggilan dari Pak Rudi membuat Devina harus menunda niatnya menghampiri Kara.

***

Saat jam istirahat tiba, Devina tidak bisa menemukan Kara di manapun. Demikian pula dengan Rilo yang seharusnya juga ikut kena makian jika memang benar dia berselingkuh dengan Kara. Namun, seperti biasa yang disalahkan hanya pihak perempuan. Hanya Kara yang menjadi sasaran kemarahan orang-orang.

Devina akhirnya memutuskan untuk menghubungi Fabian.

"Fabian, lo lagi sama Kara enggak?" tanya Devina segera setelah Fabian mengangkat teleponnya.

"Enggak, gue lagi enggak di kantor. Kenapa, Dev?"

Devina menyadari bahwa Fabian belum mengetahui apa yang dialami Kara sekarang. "Lo belum liat medsos ya?"

Fabian mengernyit. Seharian ini dia belum menyentuh media sosialnya karena dia harus bertemu beberapa klien sejak pagi. Devina menghela napasnya lalu berusaha menjelaskan secara singkat apa yang sedang terjadi.

"Di kantor kondisinya udah enggak kondusif banget. Semua orang udah nyindir Kara terang-terangan. Apalagi di medsosnya. Sekarang gue enggak tau Kara ada di mana, walaupun tas nya masih ada di ruangan. Can you come, like, now?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Please Say NoWhere stories live. Discover now