12 - Big Event

35 9 15
                                    

[Kara

Rilo, lo sama Sierra berantem ya? Mukanya bete banget pagi ini.]

Rilo baru saja mendarat di Yogyakarta, dan pesan dari Kara adalah pesan pertama yang dibacanya. Segera Rilo mengetikkan balasannya, termasuk permintaan tolong untuk menjaga Sierra selama kepergiannya ke Yogyakarta. Namun, Rilo terdiam sejenak sebelum kemudian menghapus pesannya itu dan menuliskan hal lain.

She already has so much on her plate right now.

[Rilo

Let her be, gue yang akan urus sepulangnya gue nanti. Thanks ya Kar.]

Rilo memandang sekelilingnya. Tidak ada lagi gedung bertingkat dengan suara bising kendaraan bermotor yang menderu cepat, hanya meninggalkan asap pekat. Yang kini dilihatnya adalah bangunan-bangunan tua yang masih kokoh berdiri di antara bangunan-bangunan yang lebih baru, serta becak dan andong yang beriringan dengan kendaran bermotor yang berjalan perlahan. Tidak ada lagi wajah-wajah tanpa senyum yang berjalan dengan cepat dan tanpa kata maaf jika bersinggungan dengan orang lain. Yang ada hanyalah senyum ramah yang saling menyapa. Pemandangan yang selalu dia rindukan.

I'm home.

***

Acara peluncuran Askthinc berlangsung meriah. Para artis dan influencer yang diundang cukup banyak dan mengundang banyak liputan media. Askthinc juga mendapatkan respons yang sangat positif karena kemampuannya menganalisa secara tepat kondisi kulit melalui foto selfie para tamu.

Kara memilih untuk duduk di bagian belakang panggung, merasa terlalu sesak dengan keramaian dan suara musik yang cukup memekakkan telinga. Setidaknya, di tempatnya saat ini dia masih bisa memperhatikan orang-orang yang sedang berbincang santai sambil menikmati sajian finger food yang disediakan. Kara bisa melihat Cecil yang mengenakan dress cantik, layaknya para tamu undangan. Cecil terlihat berusaha berbaur dan berkenalan dengan para artis dan influencer itu. Refleks, Kara melirik ke pakaian yang dikenakannya. Kemeja dan bawahan hitam, sebagai dresscode para panita, serta sneakers nyaman karena mobilitasnya yang tinggi hari ini. Perbedaan antara dirinya dan Cecil membuat Kara kini memahami alasan Cecil bersikeras tidak mau jadi panitia. Kara juga bisa melihat Fabian yang sedang diwawancara oleh beberapa media. Semua memuji Askthinc dan juga acara peluncuran hari ini. Kara tersenyum, ikut merasa senang karena Kara tahu Fabian sudah bekerja sangat keras untuk acara ini. Namun, Kara juga merasa seharusnya Rilo juga ada di sini, menerima pujian atas produk Askthinc yang dikembangkan olehnya dan tim.

"Mbak Kara! Kok Mbak Kara di sini?"

Kara menoleh dan melihat Sierra berjalan menghampirinya. Sierra juga mengenakan kemeja berwarna hitam, tetapi dia memadukannya dengan rok hitam dan sepatu heels pendek yang terlihat sangat cantik. Padahal Sierra juga mengikuti aturan dresscode panitia sama sepertinya, tetapi gadis itu terlihat lebih cocok untuk bergabung bersama para tamu undangan.

"Iya, lagi istirahat dulu di sini. Kenapa Ra?" Saat Sierra mendekat, barulah Kara menyadari bahwa Sierra tidak sendiri. Di belakang Sierra ada seorang pria muda yang sepertinya berusia tidak jauh dari Sierra. Pria itu tinggi, wajahnya tampan dengan alis tebal dan hidung yang mancung. Sebuah senyum kecil terulas di bibir tipisnya.

"Mbak Kara, kenalin ini temenku dulu di kantor lama. Sekarang dia kerja di Somethinc."

Pria itu mengulurkan tangannya. "Dio."

"Kara," balas Kara sambil tersenyum.

"Sierra!" panggil seorang wanita dari kejauhan, yang Kara kenal sebagai salah satu influencer yang diundang untuk acara ini. Sierra menoleh dan melambaikan tangannya.

Please Say NoWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu