lembar 9

11 3 0
                                    


Malam ini, tepat jam dua belas malam sebagian anak eska berkumpul di angkringan belakang rumah Jusuf. Ngemie.

Ada Bayu, Calvin, Haris, Aji, dan satu lagi yaitu Kirino yang sedang dalam perjalanan.

Langit berlumuran hitam pekat menguasai kota pelajar yang semakin ramai menjelang pagi buta, ditambah konser gratis Aji dan Haris menyambut Kirino dengan wajah kusutnya.

Dari kejauhan Kirino dapat melihat Aji dan Haris dengan konsernya, sedangkan Calvin dan Bayu dengan perdebatan kecil.

Aji dan Haris tetap melanjutkan konser kecil mereka;

"Pindah berkala rumah-kerumah~~"
"Berharap bisa berujung indah~~"
"Walau akhirnya harus berpisah~~"
"Trimakasih karna ku tak mudah~~"

"Maaf jika sering ku buat susah---KAK INOO WELCOMEEE!!!" Otomatis genjrengan Aji terhenti, hanya untuk selebrasi atas kedatangan Kirino.

"Emang." balas Kirino dengan tawa kecilnya seraya mengusap pucuk kepala Aji, lalu bergegas memesan semangkuk mie.

Setelah memesan, Kirino menaruh raganya pada meja yang di depanya sudah terdapat Calvin dengan mie keduanya dan Bayu bersama laptopnya yang tidak pernah pergi darinya itu---entah mengerjakan apa.

"Tumben kesini, biasanya ngebucin," celetuk Calvin setelah semangkuk indomie kuah mendarat di depan Kirino.

"Ternyata bener kata Aji," balas Kirino.

"Bener apanya?" Tanya Calvin.

"Pacaran cuman bikin puyeng."

Bayu berucap tanpa melepaskan pandang pada laptopnya, "Aji?"

Calvin menoleh pada Bayu, "kenapa Aji?"

"Gapapa sih, anak bawang gue udah kenal cinta-cintaan."

Kirino dan Calvin merotasikan matanya. Mungkin karena faktor rumah Bayu yang satu wilayah dengan Haris, membuatnya suka mendadak drama.

Setelah itu ketiganya hening, tenggelam di sela-sela konser dadakan Aji dan Haris.

"Pindah berkala rumah ke rumah~~"
"Selalu pada dirimu aku berserah~~"
"Jika ku disebut dalam sejarah~~"
"Mreka takkan lup----HAHAHAHA AJI SEREMM BANGET JI!!"

"Enak kali ya jadi Mereka tiap hari kaya ga punya beban, haha hihi mulu." Ucap Kirino setelah mengehela nafas berat karena kelakuan Aji dan Haris yang bisa dibilang sinting!

Hanya berbekal aplikasi selfie dengan fitur yang aneh, mereka tertawa sampai menangis di tepi jalan dengan gitar yang masih dipelukan Aji.

"Marahan ya?" Tanya Bayu sambil menyeruput kopi hitamnya. Bayu tau, Kirino ingin berkeluh kesah terhadapnya, tapi Bayu diam saja. Biar Kirino yang memulai, Bayu sudah cukup lelah dengan permasalahan Kirino dan Kaluna yang dulu.

"Jatuh cinta emang serumit itu."

"Yang rumit tuh Kak Ino!" Timpal Haris dari belakang, lalu menyusul duduk di sampingnya.

"Udah selesai konsernya?"

"Udah. Asisten Haris udah capek, tuh makan mie kaya orang kesetanan." Ucap Haris sambil menunjuk Aji dengan dagunya.

"Ini enak banget. Aji gamau tau, ini enak ban----"

"Bacot ya Aji, nyembur nih!" Protes Calvin yang memang berada di sebelah Aji, membuat Aji tertawa heboh.

"HAHAHAHAHAHA," tawa Kirino lepas, seraya berpikir bagaimana cara bertukar diri dengan Aji yang bisa haha hihi di setiap waktu.

"Sumpah Kak, malam ini Kak Ino tuh aneh. Terus---IYA HARIS DIEM!" Haris tak melanjutkan omelanya dan memilih melahap mie di depannya. Takut, Kirino menatapnya tajam.

Setelah itu hening, semua sibuk dengan kegiatanya masing-masing. Hanya suara bising motor dan perbincangan beberapa pembeli yang juga berada di angkringan tersebut.

"Kak, yang rumit tuh bukan cinta, yang bikin rumit ya kalian sendiri." Ucap Aji yang di sambut tos dari Calvin lalu mengembalikan mangkuk yang sudah tandas tak tersisa.

Lantas Aji mengambil jaketnya yang tersambar di punggung kursi. Lalu mencari kunci motornya, "Ayo Bang, katanya mau lawan Aji!"

"Ayok. Kalo lo kalah, gue kempesin ban motor lo!" Ucap Calvin yang kini sudah menyusul Aji di depan sana.

"DIH, DIKIRA AJI TAKUT GITU??"

"Ga pulang?" Tanya Kirino seraya menoleh ke Haris.

"Ngusir?"

"Ini udah pagi, bocil."

"Bentar, tetes terakhir tidak boleh dilewatkan!" Ucap Haris lalu menyeruput kuah indomie yang tersisa di mangkuk dengan menempelkan bibirnya pada ujung mangkuk lalu menyesapnya habis-habis.

"Balik ah, Haris nebeng ga?" Tawar Bayu sembari menyimpan file penting lalu menutup laptopnya.

"Iyalah, tunggu, mau kembaliin gelas sama bayar dulu."

Dan kini hanya tersisa Bayu dan Kirino yang di selimuti diam sebelum akhirnya Bayu bersuara, "No, kalau emang masalah sepele, jangan di buat ribut sendiri. Udah gue bilang kan dari jaman sama Kaluna, komunikasi tuh penting. Dulu--"

"BANG BAYOOO AYOOK PULANG!!"

"HO'OH SABAR--duluan ya No, jangan galau terus kaya orang ga punya semangat hidup." Ucap Bayu lalu menepuk lengan Kirino dan segera menyusul Haris yang sudah menunggu di atas motor.

Mereka semua perlahan meninggalkan warung kecil itu, menyisakan Kirino dengan pikiran kalutnya.

Kaluna: tidak ada yang lain.Where stories live. Discover now