Special Chapter 06

625 57 1
                                    

Seokjin membuka matanya. Dia merasa telah tidur sangat lama. Badannya sedikit sakit namun tidak sesakit sebelum dia datang ke rumah sakit ini.

"Dimana Taehyung?" tanyanya, karena orang pertama yang dilihatnya saat bangun adalah Yoongi.

"Dia bersama Hoseok, dia membujuknya untuk makan," kata Yoongi, "Bagaimana perasaanmu hyung?"

Seokjin akan bangun dan duduk, namun Yoongi menahannya. "Jangan bangun, tiduran saja,"

Seokjin menyerah, dia juga masih lemas,

"Kau ceroboh sekali kan sampai collape di depan adikmu,"

"Dia tahu?" mata Seokjin membulat,

"Tahu, semua,"

Seokjin menutup matanya, dia tidak mau berfikir yang berat namun dia tidak bisa menahan diri. Taehyung pasti tertekan sekarang, Seokjin takut anak itu menyalahkan dirinya sendiri setelah tahu apa yang terjadi padanya.

"Kau harus jujur mulai dari sekarang Jin hyung, jangan pernah tutupi apapun dari Taehyung, kau tahu, apapun itu!" Yoongi mengelus surai lepek kepala Seokjin dengan lembut. Yoongi tidak pernah melakukannya pada siapapun tapi dia melakukannya hanya kepada Seokjin. Dia ingin menyalurkan rasa sayangnya kepada kakaknya itu. Dia ingin Seokjin tahu, dia juga menyayangi Seokjin. Dia ingin Seokjin merasa sangat dibutuhkan dan tidak berpikir untuk menyerah dengan keadaan.

Mata Seokjin memanas, dadanya sesak,

"Yoongi, panggilkan Taehyung sekarang," katanya serak. Dia ingin bertemu dengan Taehyung. Dia harus meyakinkan dirinya sendiri kalau anak itu baik-baik saja.

Tak lama Taehyung masuk ke dalam kamar Seokjin, bibir pucat yang coba Seokjin paksa untuk tersenyum menyambut anak itu.

"Kau sudah sadar?" tanya Taehyung, mendekat.

Seokjin mengangguk lemah,

"Maafkan hyung," kata pertama itu meluncur dari bibir Seokjin,

Taehyung mengeleng,

"Aku tak apa-apa," Taehyung mendekatkan badannya ke arah Seokjin, duduk di kursi yang ditinggalkan Yoongi beberapa waktu yang lalu.

Mata Seokjin berlinang air mata tanpa dia sadari. Hal pertama yang ingin dia tunjukan pada Taehyung. Dia tidak mau menahannya lagi. Sisi lemah dalam dirinya, rasa frustasi karena berkali-kali kecewa dengan tubuhnya. Tidak. Seokjin tidak mau menutupinya lagi. Dia ingin membuka hatinya kepada Taehyung, dia ingin bergantung kepada anak ini. Dia ingin menyerah. Menyerah dengan kebohongannya selama ini di depan adik yang dia sayangi agar Taehyung tidak semakin terluka karenanya. Seokjin akan menyerah sekarang untuk Taehyung.

"Sakit?" tanya Taehyung, mengelus bahu Seokjin dan menatapnya lekat.

Seokjin mengangguk,

"Aku lelah sekali Tae, hyung lelah,"

Taehyung memeluk bahu lebar itu, memberi kehangatan sekaligus kekuatan untuk kakaknya.

"Sabarlah, hyung akan baik-baik saja bersamaku, katakana jika sakit dan katakana jika hyung lelah, tapi jangan menghindariku, ya?"

**

"Hyung, aku berangkat," pamit Jungkook kepada Seokjin yang bersandar di kepala ranjang dengan senyuman pagi ini,

Seokjin meminta Jungkook mendekat dan dia mengecup ujung kepala adik kecilnya itu.

"Belajar dengan rajin ya bocah nakal?" bisiknya,

Jungkook mengangguk, "Aku tidak akan nakal lagi," katanya semangat, lalu meninggalkan Seokjin yang tersenyum hangat.

Tehyung keluar dari kamar mandi, dia baru saja mandi,

"Kau tidak mandi hyung? Atau aku mandikan?" tawarnya, sambil mengeringkan rambut ikalnya dengan handuk.

Seokjin mengeleng,

"Haiishh, kau selalu malas kalau suruh mandi," ucap Taehyung,

"Aku kan sakit tau," Seokjin mengerucutkan bibirnya.

Taehyung pura-pura tidak dengar, dia mengambil tabletnya dari dalam tasnya.

"Aku mau menunjukan sesuatu padamu, jadi bersiaplah," katanya,

Seokjin mengaitkan alisnya bingung,

Taehyung menyodorkan tablet itu ke arah Seokjin,

"Apa ini?" tanyanya,

Taehyung menunjukan beberapa foto yang dia ambil dari beberapa tempat di Korea di galeri tabletnya.

"Kemana saja aku pergi satu tahun ini, sambil menunggumu pulang" jawab Taehyung bangga,

"Wooaahhh keren sekali, ini semua kau yang memotret?" muncul wajah berbinar dari Seokjin,

"Iya," jawab Taehyung, menikmati wajah excited Seokjin saat melihat karyanya,

"Pergilah bersamaku ke sana hyung," kata Taehyung tiba-tiba,

Seokjin mengalihkan pandangan padanya pada Taehyung, senyum di wajahnya pelan-pelan memudar,

"Aku tak bisa," katanya sedih,

"Kau bisa saat bersamaku," kata Taehyung yakin,

Seokjin membalas tatapan Taehyung ragu,

"Aku akan tetap kembali ke Amerika," jawabnya, khawatir dengan reaksi Taehyung yang akan marah lagi.

"Kau tidak akan kemana-mana, kau akan tetap di sini, bersamaku dan lainnya,"

"Tapi,"

Taehyung mengambil tabletnya dari Seokjin,

"Kau akan hidup jika di sini," kata Taehyung, dia tersenyum, sangat hangat. Meyakinkan Seokjin bahkan keputusan itu adalah hal yang terbaik yang Seokjin harus ambil sekarang. Seokjin harus membuktikan kalau dia tidak akan melarikan diri kedua kalinya.

Mata Seokjin berair lagi,

Taehyung mendekatkan dirinya dan memeluk Seokjin,

"Ku pastikan kau akan hidup dengan baik dan bahagia, aku tidak akan menyerah padamu jadi kau harus berjuang lebih, bisa?" tanyanya, Seokjin mengangguk di balik punggung Taehyung.

"Terima kasih Taehyung-ah," bisiknya dalam isaknya.

Taehyung melepaskan pelukannya,

"Aku tahu yang kau butuhkan adalah kami untukmu, aku juga mengerti kalau kau sudah menjadi pahlawan bagi semua orang, aku, Jungkook, Jimin, Yoongi hyung, Hoseok hyung dan juga Namjoon hyung. Kami semua berhutang padamu di masa lalu, karena itu aku bisa yakinkan kita juga akan menjadi pahlawan untukmu juga hyung. Jadi jangan menolak kami lagi, kau bisa bersandar pada kami kapanpun. Jangan merasa terbebani. Ini tugas kami sebagai adikmu, kau mengerti kan?"

Seokjin mengangguk, dia ingin menyerah, dia lelah, namun hal yang paling dia takutkan adalah meninggalkan mereka semua yang sangat dia sayangi. Dia akan mengambil jalan ini, jalan bersama mereka di sini.

"Hyung percaya dengan kami kan?" tanya Taehyung lagi, menyeka air mata Seokjin dengan tangannya.

Seokjin mengangguk,

"Kami akan menjagamu seperti kau menjaga kami, jadi bersiaplah Seokjin­-ssi,"

Seokjin tersenyum, "Gomawo,"

Seokjin tersenyum, "Gomawo,"

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.
My HeroDär berättelser lever. Upptäck nu