Special Chapter 02

Start from the beginning
                                    

"Taehyung tidak bisa tidur sejak hyung bilang kalau mau kembali ke Korea,"

"Ah benarkah?"

Jimin mengangguk lalu tersenyum,

"Bagaimana kabar kalian selama satu tahun ini?" tanya Seokjin, duduk dekat dengan Jimin yang sudah menyilangkan kedua kakinya di sofa.

"Ternyata kuliah itu melelahkan," gerutu Jimin,

"Nilaimu lumayan kan?"

Jimin mengeleng, "Tae jarang belajar tapi nilai kita sama, payah sekali kan aku,"

Seokjin tersenyum,

"Apa Taehyung baik-baik saja selama aku tidak ada?" tanya Seokjin, ekspresinya tiba-tiba lebih serius.

Jimin jadi mengerti arah pembicaraan mereka,

"Dia sedikit kesulitan saat masuk kuliah, hyung tahu dia dengan orang baru masih sedikit menjaga jarak. Dia jadi lebih diam, dan aku mulai mencemaskannya, tapi dia sudah melakukan yang terbaik. Hyung tahu dia sangat senang hari ini,"

Seokjin mengangguk kecil, dia memang mendengar semua kabar adiknya dari teman-temannya selama ini, tapi dia hanya memastikan keadaan adiknya benar-benar baik. Dia selalu mencemaskan Taehyung selama di Amerika.

"Terima kasih Jimin, kau telah menjaga adikku sampai sekarang,"

"Tidak hyung, kalau orang pikir aku yang selama ini menjaga Taehyung, tapi justru Taehyung yang menjagaku. Bahkan dia memberikanku keluarga yang baik seperti hyung, Jungkook dan hyung lainnya, bahkan teman seperti Jackson contohnya," aku Jimin.

"Ah, bagaimana kabar anak itu?" Seokjin jadi ingat sahabat Taehyung saat di SMA.

"Kita beda kampus, tapi masih sering mengabari, dia juga ingin datang ke sini tapi dia ada acara di kampus, dan hanya menitip salam untukmu hyung,"

Seokjin mengangguk mengerti,

Pintu kamar Seokjin terbuka, dan nampak wajah Taehyung yang mengantuk keluar dari kamar itu.

"Hyung," panggilnya setengah matanya terpejam,

"Kau terbangun?" tanya Seokjin,

"Hyung tidak ada, jadi aku terbangun," kata Taehyung,

"Aku akan kembali, kau segeralah tidur Jimin. Hyung akan masuk kamar ya. Selamat istirahat,"

Jimin mengiyakan, dia membereskan semua buku dan bersiap untuk tidur.

Sementara di kamar, Seokjin sudah kembali ke tempat tidur dengan Taehyung di sampingnya.

"Tae," Seokjin memanggil Taehyung yang sepertinya gelisah,

"Ya hyung?"

"Kau belum bisa tidur?" Seokjin memperhatikan,

"Hehehe, iya,"

"Kau masih insomnia,"

"Sedikit,"

"Kenapa kau jadi pendiam?"

"Aku tidak," Taehyung menjawab setengah-setengah, membuat Seokjin memiringkan tubuhnya menghadap adiknya.

"Kau bisa ceritakan semua yang kau rasakan sekarang pada hyung,"

Taehyung menatapnya, tapi dia masih diam,

Seokjin menyapukan rambut panjang ikal Taehyung yang menutupi wajahnya,

"Ah, adikku berubah jadi tampan sekali," puji Seokjin,

Dan memang apa yang dia katakan sangat benar, Taehyung tumbuh menjadi laki-laki super tampan sekarang, bahunya melebar dan pemilik senyum kotak ini semakin mempesona di mata Seokjin.

"Hyung tidak berubah, kau tetap sama seperti satu tahun yang lalu, orang akan pikir kau adalah keturunan vampire," balas Taehyung terkikik,

Seokjin akhirnya melihat tawa Taehyung, membuat perasaannya melega.

"Apa kau akan baik-baik saja kalau hyung pergi lagi?"

Pertanyaan Seokjin membuat senyum Taehyung menghilang begitu saja,

"Kenapa? Hyung tidak akan kembali ke Korea dan tetap di Amerika?"

Seokjin mengangguk,

"Kenapa?" wajah Taehyung tampak kecewa,

Dia sudah menunggu kakaknya kembali satu tahun ini dengan sabar, dia masih ingat janji Seokjin akan kembali lagi dan berkumpul dengannya serta sahabat-sahabat yang lain.

"Kau tau, keadaan hyung sudah tidak sama lagi," Seokjin menatap Taehyung sendu,

"Bukankah operasinya berhasil?"

"Iya, tapi, aku tidak tahu berapa lama ginjal ini akan bertahan dan membantuku hidup,"

"Tidak," kata Taehyung tiba-tiba bangun,

"Taehyung," panggil Seokjin, dia akan menduga reaksi adiknya pasti akan marah. Tapi dia tetap tidak bisa menahan diri, padahal ini malam pertama mereka berkumpul. Hanya saja Seokjin takut kalau tidak cepat-cepat dia memberitahu adiknya, dia akan semakin kecewa. Dia bahkan sudah siap dengan kemarahan Taehyung padanya.

"Kau janji akan sembuh,"

"Aku sudah berusaha, tapi aku tidak bisa menjanjikannya. Aku sudah tidak sama lagi," Seokjin juga duduk sekarang,

"Apanya yang berbeda? Hyung tetap hyung untukku,"

"Aku tidak sekuat dulu. Aku harus bolak balik ke rumah sakit, dan aku tidak bisa selalu bisa kau andalkan,"

"Aku tidak mau apapun, aku hanya ingin hyung ada di sini," kata Taehyung, dia menatap Seokjin, tatapannya tajam dan dingin.

Seokjin tampak ketakutan, dia tidak pernah melihat Taehyung seemosional ini. Dia juga sangat merindukan kebersamaannya dengan adiknya. Namun keadaan fisiknya tidak memungkinkan, dia takut merepotkan adik-adiknya jika terus bersama mereka.

"Hyung takut kalau tetap bersamamu kau akan terbebani harus mengurusku," kata Seokjin, dia tidak bisa menutupi kesedihannya.

"Kau berbohong padaku? Kau bohong juga pada yang lain?"

"Aku hanya mencoba realistis Tae, aku bahkan tidak yakin bisa bekerja lagi di perusahaanku, karena itu-"

"Hyung ingin menyerah lagi?" tanya Taehyung tak percaya,

Seokjin mengangguk,

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa,"

"Kau pikir apa yang kami mau darimu?" Taehyung tidak bisa menahan emosinya sekarang. Dia benar-benar marah pada Seokjin sekarang. Dia kecewa.

"Tae, maaf," katanya, ada kabut di mata Seokjin sekarang,

"Aku akan tidur hyung," ucap Taehyung, dia kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur, dengan memunggungi Seokjin,

"Miane Taehyung-ah,"

"Miane Taehyung-ah,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My HeroWhere stories live. Discover now