16

115 14 2
                                    

Aku Akan Membantumu
************

Chu He baru saja menyelesaikan tugasnya ketika dia tahu bahwa Xiao Jinli terkena racun Afrodisiak dari timur.

Dia memandang Xiao Jinli dengan tatapan meminta maaf. Masalahnya, Chu He baru saja selesai mengikat tangan dan kaki pria itu. Hanya untuk pengamanan.

Dia sama sekali tidak memiliki penawar untuk racun itu. Bahkan jika dia mempelajari ilmu medis, dia bukan tabib yang hebat. Akan tetapi karena dia sering memeriksa dan membedah mayat, dia sedikit tahu tentang racun. Karena terkadang ada mayat yang meninggal karena diracun, dan sebagai seorang ahli forensik, dia juga harus tahu racun apa yang membunuhnya.

Jujur saja, dia belajar medis, akan tetapi dia tidak menerapkan ilmu itu sepenuhnya. Jadi sekarang dia bingung akan melakukan apa kepada Xiao Jinli.

Ketika dia dilanda kebingungan, dia tiba-tiba teringat sesuatu. Kakeknya pernah bercerita tentang racun Afrodisiak dari timur.

Racun itu adalah racun istimewa, membuat orang yang diracuni segera mati dalam waktu delapan jam, dimulai ketika penderita mulai merasakan demam jika tidak segera di atasi. Dan bahkan efek rangsangannya jauh lebih hebat dari Afrodisiak biasa. Membuat orang yang teracuni meninggal dengan sangat menderita.

Dan ketika Chu He mengingat perkataan kakeknya tentang obat penawar, dia berhenti berpikir. Tubuhnya kaku seketika. Dan dia memandang Xiao Jinli dengan tatapan mengerikkan.

"Sial!" Chu He mengumpat pelan.

Dia baru ingat, racun ini bukan tidak memiliki penawar, hanya saja penanganannya sedikit unik. Dan bukan hanya unik, akan tetapi menjijikkan.

Chu He segera bangkit berdiri dan berjalan mondar-mandir dengan perasaan yang kacau. Dia menggigiti jari, hal yang biasa dia lakukan ketika dia kebingungan dan sedang berpikir keras.

"Ah, sial! Tidak ada waktu lagi. Ini sudah hampir delapan jam." Chu He kembali duduk dan menatap Xiao Jinli.

"Kenapa kau sangat merepotkan, bajingan! Hah!"

Chu He menghela nafas dengan sangat keras. Seakan beban hidupnya sangat berat

"Hanya kali ini saja. Anggap saja aku berterima kasih untuk semua bantuan mu. Aku tidak akan meminta maaf, seharusnya kau yang meminta maaf kepadaku."

Setelah mengatakan hal itu, Chu He mengangkat tangannya ke atas tubuh Xiao Jinli. Dan dengan tangan gemetar dia membuka pakaian Xiao Jinli perlahan. Xiao Jinli sama sekali terlihat tidak peduli.

Akan tetapi sebenarnya dia masih setengah sadar. Akan tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya di luar kendalinya. Badannya seperti di tusuk ribuan jarum. Terutama bagian bawahnya. Dan itu sudah menegang sejak tadi. Sangat menyakitkan.

Ketika Xiao Jinli mendengar Chu He berbicara dan mengambil keputusan baru saja, dia sedikit mendengar ocehan pria itu. Dia ingin menolak, akan tetapi dia terikat. Chu He mengikat kedua tangan dan kaki nya di setiap sisi tempat tidur.

Dan ketika tangan dingin Chu He menyentuh kulitnya, Xiao Jinli benar-benar berusaha menahan diri.

Chu He sedang mengagumi bentuk perut Xiao Jinli yang rata. Baru kali ini dia melihat tubuh pria yang sebagus ini. Dan sesaat, dia membandingkan dengan tubuhnya yang halus, bahkan satu bagian dari antaranya tidak ada yang seperti ini. Dia merasa iri untuk sesaat dan kemudian kembali fokus.

Ketika dia menurunkan sedikit bagian celana Xiao Jinli, dia tertegun sejenak. Milik Xiao Jinli sudah bangun tegak sepenuhnya dan itu cukup besar. Chu He menelan ludah. Dan kemudian melihat tangannya sendiri.

"Sudahlah! Aku akan membantu mu kali ini."

Dan kedua tangan Chu He turun menjalankan tugas perdananya. Dia bahkan tidak pernah melakukan hal seperti ini kepada dirinya sendiri.

Chu He memejamkan mata dan mulai memegang kejantanan milik Xiao Jinli.

"Argh!!" Xiao Jinli menggigit bibirnya.

Chu He mulai menggerakkan tangannya naik turun. Dia tidak tahu apakah dia menggerakkannya dengan tepat, dia sama sekali tidak memiliki pengalaman.

Xiao Jinli merasakan kesakitan dengan gerakan tangan Chu He. Dia hanya bisa mengerang dan mengepalkan tangannya erat-erat.

Beberapa saat Chu He akhirnya membuka mata. Dan ketika dia melihat ekspresi Xiao Jinli, dia tahu jika dia sama sekali tidak membantu malah semakin menyakiti nya.

Dia melihat milik Xiao Jinli terlihat kemerahan, itu seperti iritasi. Chu He segera berhenti dan melepaskan tangannya yang mulai terasa kebas.

"Maaf." Dan hanya kata itu yang terucap.

Xiao Jinli merasa tubuhnya semakin terbakar. Dia mengerang dan menggeliat kesakitan. Bahkan Chu Chu bisa melihat tanda merah bekas tali yang menjerat terlalu keras di pergelangan tangan dan kaki nya. Chu semakin merasa bersalah.

Setelah berpikir dengan sangat keras, Chu He akhirnya menghela nafas berat.

"Kali ini aku benar-benar akan membantu mu."

Kemudian Chu He mencari-cari sesuatu di dalam tas kecil miliknya yang masih berada di samping tempat tidur Xiao Jinli. Dan dia mengeluarkan sehelai kain hitam dan kemudian memakai kain itu untuk menutupi mata Xiao Jinli.

"Kau berhutang sangat banyak di kehidupan ini kepadaku. Kau dan seluruh leluhurmu akan benar-benar menjadi serangga di kehidupan selanjutnya jika setelah ini kau memperlakukan keluarga Chu dengan buruk."

Chu He mengomel panjang lebar, mengabaikan Xiao Jinli yang terus mengerang kesakitan. Tidak ada waktu untuk menanyakan apakah itu menyakitkan atau tidak. Chu He sudah kehabisan ide.

Setelah melepaskan ikatan di kaki Xiao Jinli, Chu He berhenti. Dia terlihat bimbang, tetapi kemudian wajahnya penuh dengan tekad.

Perlahan dia duduk di samping Xiao Jinli yang masih berbaring. Tubuhnya menggeliat menahan sakit, bahkan pria itu sudah menggigit bibirnya hingga berdarah. Chu He semakin tidak tega. Seluruh bajunya sudah basah dengan keringat. Bahkan suhu tubuhnya tidak lebih baik dari panas api lilin. Bahkan mungkin lebih panas. Entahlah.

Chu He dengan gerakan perlahan dan lembut, seakan apa yang dia sentuh akan pecah dan hilang begitu saja, mulai membuka baju Xiao Jinli yang basah.

Chu He hanya membukanya, tidak sampai melepaskan. Itu karena terhalang oleh tangan Xiao Jinli yang masih terikat.

Dan ketika dia menurunkan celana Xiao Jinli, dia melihat sesuatu, yang sebenarnya sudah sering dia lihat ketika mengotopsi mayat. Akan tetapi melihat milik orang yang masih hidup, dia sama sekali tidak pernah. Jadi bisa dikatakan jika dia masih suci.

Chu He bisa melihat dengan jelas milik Xiao Jinli yang sudah berdiri tegak tepat di depan matanya. Chu He menelan ludah.

Dia mengutuk di dalam hati, bahkan miliknya sendiri tidak sebesar milik Xiao Jinli. Dia mengutuk pria itu.

"Aku mempertaruhkan seluruh hidupku untuk ini. Kau berhutang sangat besar kepadaku."

Chu He kemudian menurunkan celananya tanpa melepaskan baju atasnya.

Setelahnya, dia naik ke tempat tidur. Dia membuka kaki dan mengangkangi tubuh Xiao Jinli di bawahnya. Chu He mengambil nafas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya. Dia berusaha bersikap setenang mungkin.

"Ayah ibu, maafkan anakmu yang tidak berbakti ini."

Dan Chu He memejamkan mata.

*********

Udah di bilang ini konten dewasa, yang nggak kuat bisa pergi....

[BL] The General and His ForensicsWhere stories live. Discover now