Pirentz memeluknya dan mengecup bibirnya singkat.

"Nyonya Ronaldsku selalu penuh dengan kejutan".

"Kau berlebihan Rentz. Aku tak tahu acara apa jadi seperti ini aku. Semoga tak membuatmu malu di hadapan teman-temanmu".

Pirentz meletakkan jari telunjuknya di bibir Velicia.

"Kau istimewa dan sempurna tanpa apapun. Ini sudah lebih dari cukup sayang. Ayo berangkat".

Tiba di mansion Bradley, suasana  terlihat begitu ramai. Kebanyakan anak muda berpasangan. Dekorasi didominasi pink dan pernak pernik love. Velicia bingung.

"Acara apa Rentz?"tanya Velicia.

"Oh..ini Valentine Day" jawab Pirentz.

"Apa seramai ini?".

"Yah..tiap tahun kami merayakannya seperti ini, bahkan kadang kami menginap di Villa".

"Ooo...aku hanya merasa aneh saja".

"Aneh kenapa?".

"Bagiku semua hari sama saja kecuali hari Natal. Ini benar-benar  Valentine pertamaku"kata Velicia.

"Yang benar saja Vel"balas Pirentz tak percaya.

Mereka berdua tertawa.Pirentz menggandeng tangan Velicia berjalan menghampiri Bradley, Nichole dan Jose bersama Nancy.

"Formasi lengkap. Aku sangat bahagia sekarang"ucap Bradley  memeluk Nichole.

"Yah,ini tahun penuh cinta"timpal Jose mengecup bibir Nancy.

"Kau cantik Vel, nikmati acara ini sayang"tambah Bradley.

Pirentz tak ketinggalan. Ia menatap Velicia sejenak lalu melumat bibirnya lembut. Velicia menunduk dan wajahnya bersemu merah. Ia mencubit perut Pirentz. Teman-temannya  tertawa.

"Biasakan dirimu Vel, mereka bertiga sama saja".

Nichole tersenyum pada Velicia.

"Aku akan memperkenalkan Velicia pada teman-teman yang lain".

Pirentz berlalu sambil menarik tangan Velicia.

Alunan musik romantis memaksa tiap pasangan untuk berdansa. Tak ketinggalan Pirentz dan teman-temannya . Mereka mencicipi berbagai hidangan. Pirentz memilih minuman beralkhohol sedang ia tidak ingin mabuk, sedangkan Velicia memilih salad segar dan juice buah, ia tidak suka alkohol.

Velicia merasa heran.

Orang kaya selalu punya alasan untuk membuang dolar yang banyak tanpa berpikir.

Tepat jam 11.00 malam Pirentz pamit. Dengan alasan Velicia harus mengerjakan tugasnya.

Mobilnya melaju bukan menuju apartemen Velicia tapi menuju penthousenya di tengah kota. Velicia ingin bertanya tapi ia malu.

Mobil parkir di bassemen. Kemudian Pirentz turun dan membawa Velicia  menuju resepsionis .

"Malam tuan, ada yang bisa saya bantu?"sapa gadis cantik dibalik meja.

"Oh tidak. Aku ingin kau mengenalnya. Dia kekasihku jadi jika dia datang biarkan dia masuk".

Kata  Pirentz dingin tanpa ekspresi.

"Baiklah tuan".

Pirentz memegang tangan Velicia menuju lift. Mereka tiba di puncak tertinggi gedung ini. Velicia terkagum-kagum dengan pemandangan malam kota Boston.

"Luar biasa. Ini sangat indah Rentz".

Pirentz memeluk Velicia dari belakang dan mencium rambutnya yang wangi.

"Happy Valentine Day sayang. Aku mencintaimu selalu. Aku akan memilikimu seutuhnya selamanya. Aku hanya bahagia bila denganmu saja".

Pirentz mengambil sebuah kotak bludru berwarna pink. Ia membuka dan mengenakan sebuah kalung kecil dengan liontin huruf P yang bertabur berlian. Minimalis tapi elegan.

"Ini berlebihan Rentz"tolak Velicia.

"No baby. Ini bahkan tidak cukup untuk mewakili betapa bersyukurnya aku memilikimu sekarang. Aku mencintaimu".

"Aku juga mencintaimu Rentz. Aku berjanji akan selalu bersamamu apapun yang terjadi. Aku mencintaimu dengan seluruh hidupku"tegas Velicia.

Kemudian ia berbalik dan menatap Pirentz.

Pirentz mengangkat dagu Velicia lalu menatapnya lekat sebelum melumat bibirnya dengan rakus. Velicia memejamkan mata dan mengeratkan tangan di ujung jas Pirentz. Mereka menikmati ciuman cinta penuh gairah di malam Valentine.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now