"Rumah sakit? Kei mau cek kandungan ya? Mami ikut ya," mohon mami memelas.

Sudah Darius duga jika mami akan meminta untuk ikut ke rumah sakit, pasalnya mereka bukan ingin memeriksakan kandungan Keifani tetapi ingin melihat keadaan Bella. Ya, setelah perdebatan yang panjang. Keifani berhasil membuatnya mengalah, mengikuti keinginan istrinya untuk menjemguk Bella.

Keifani bahkan menyakinkan semuanya akan baik-baik saja, walau sebenarnya Darius masih berat, enggan mengizinkan pertemuan antara Bella dan Keifani.

"Ehm, kami nggak ngecek kandungan kok, Mi. Tapi mau lihat teman Kei yang sekarang dirawat di rumah sakit." Kali ini Keifani yang membuka suara, meski dalam hati mengucap beribu kata maaf karena kembali berbohong pada mami sebab dia yakin mami tidak akan membiarkannya melihat keadaan Bella.

"Nggak pa-pa kok, Mami bisa ikut kalian jenguk teman kamu, Kei. Abis itu kita mampir deh ke dokter kandungan buat periksa bayi kamu, Mami kan juga ingin lihat langsung cucu pertama Mami."

Darius dan Keifani kembali saling lirik, beruntung ada bala bantuan yang datang. Papi muncul di waktu yang tepat.

"Mi, kita kan mau ke acaranya Eno. Mami nggak lupa, kan?"

Mami menepuk keningnya pelan. "Oh iya, Mami lupa kalau hari ini kita mau ke acaranya Eno, Pi. Ya udah, Mami siap-siap dulu."

Tubuh mami menghilang di balik pintu, diam-diam Darius dan Keifani menghembuskan napas lega.

Papi menepuk bahu Darius. "Kalian lebih baik jalan sekarang, nanti kena macet."

"Makasih, Pi. Kalau gitu kami jalan sekarang."

Darius dan Keifani bergegas pergi, mumpung mami berada di kamarnya.

"Untung ada Papi ya, Mas. Aku tadi sempat deg-degkan lho, kalau Mami maksa ikut, mau nggak mau kita batalin ke rumah sakitnya."

Darius tersenyum lalu mengelus rambut panjang Keifani yang hari ini dikuncir satu. "Papi kan pawangnya Mami." Mereka tertawa bersama.

Di depan lobi rumah sakit tampak ada beberapa wartawan, maka Darius membelokkan Ferrari-nya ke basemant untuk menghindari kerumanan wartawan. Bukan apa, Darius hanya tak ingin ada yang melihatnya dan melibatkan namanya dalam masalah ini. Status Darius yang pernah menjadi kekasih Bella selama dua tahun tentu sedikit banyak para wartawan mengenali wajahnya. Beruntung para wartawan tidak menganggunya sama sekali, tetapi tak menutup kemungkinan wartawan itu akan mencarinya.

Darius dan Keifani berjalan menuju ruang informasi, baru ingin bertanya pada suster yang berjaga sebuah suara berat memanggil namanya.

"Kei."

Darius dan Keifani berbalik kompak, matanya lantas membelalak tak percaya bertemu bosnya di rumah sakit.

"Pak Fuad."

***

"Jadi Pak Fuad anak dari Ayah anaknya Bella?"

Keifani tak menyangka dunia sesempit ini, banyak sekali yang menghubungkan hal satu dengan hal lainnya. Dia melihat kening Fuad berkerut bingung mendengar pertanyaannya juga ikut bingung.

Darius meringis mendengar pertanyaan istrinya, apalagi ketika melihat Fuad memasang wajah bingung.

"Eh, maaf, Pak. Maksud saya...."

Fuad lantas terkekeh. "Iya, Kei. Saya mengerti, hanya saja merasa lucu dengan pertanyaan kamu tapi itu nggak salah, anak yang dikandung Bella adalah anak Papa saya."

Darius menggaruk keningnya, dia saja pusing sendiri mengetahui masalah Bella yang rumit. Apalagi Bella yang alami.

"Terus Bapak di sini untuk mengambil anak Bella? Bapak disuruh oleh Papanya Bapak?"

Loveable Ties (TAMAT) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora