"Baiklah para mahasiswa sekalian. Untuk materi hari ini aku akan berbagi tips bagaimana memulai bisnis bagi pemula terutama bagi fresh graduate".

Ucap Pirentz memulai kelasnya. Nada bariton dirinya terdengar seksi. Dan itu membuat beberapa gadis menggigit bibir.

Velicia dan Nancy baru saja memasuki aula. Tak ada tempat kosong di belakang membuat mereka berjalan menyusuri lorong hingga barisan paling depan dekat tangga yang  masih tersisa beberapa kursi kosong.

Merekapun duduk. Velicia segera mengeluarkan notes kecil bersiap untuk mencatat hal yang dianggap perlu. Nancy menyikut pinggangnya dengan keras. Velicia menoleh.

"Astaga Vel, itukan...". 

Velicia mengangkat kepala untuk melihat orang yang sedang berbicara di mimbar.

Degg!!!

Velicia menunduk cepat dengan muka merah.

"Kenapa aku harus terlambat Nancy?".

"Salahmu sendiri Vel".

"Nancy, aku akan mendapat kuliah tambahan setelah ini. Aku malu sekali"bisik Velicia.

"Perhatikan ekspresi mu. Dia menatapmu sekarang Vel".

Kata Nancy setengah tak percaya.

"Oh tidak! Apa yang harus kulakukan sekarang?".

Pelipis Velicia sudah berkeringat.

"Kendalikan dirimu. Buat seolah-olah kau tak mengenalnya atau kau ingin semua orang melihatmu sekarang?"ujar Nancy.

Velicia menggeleng lemah.

Sepanjang Pirentz berbicara Velicia tidak fokus sama sekali, ia terus mencuri pandang pada Pirentz. Pirentz yang melihat itu tersenyum dalam hati.

Setelah kuliah umum berakhir,semua mahasiswa meninggalkan aula termasuk Velicia.

Bersama Nancy ia berjalan ke kantin untuk membeli minum. Tepat sebelum berbelok menuju kantin Davina memanggilnya.

"Nona, Tuan Pirentz menunggumu".

Nancy menatap Velicia dan mengangguk sebagai isyarat agar ia pergi bersama Davina.

"Pergilah untuk kuliah tambahan"sindir Nancy sambil tertawa.

Velicia mencubit lengannya lalu berjalan mengikuti Davina. Mereka menuju ruangan Rektor. Velicia mengerutkan keningnya.

"Masuklah. Ia ada di dalam"kata Davina.

Velicia mengetuk pintu kemudian masuk. Ia terkejut melihat Rektor Wiliam menatapnya sambil tersenyum.

"Jadi ini orangnya ?"kata Rektor Wiliam.

Pirentz mengangguk dan tersenyum mesra pada Velicia.

"Duduklah sayang".

Pirentz menepuk tempat di  sebelahnya dan Velicia duduk dengan wajah memerah, ia menunduk malu.

"Buat dirimu nyaman. Pirentz sudah seperti anakku"kata Rektor Wiliam.

Velicia mengangkat kepala dan menatap Pirentz. Pirentz mengecup puncak kepalanya.

"Aku pamit sekarang uncle. Kupastikan undangannya segera kau terima".

Pirentz bicara sambil berdiri dan menggenggam tangan Velicia.

"Terima kasih Rentz. Aku tunggu janjimu. Dan Velicia, senang berkenalan denganmu"kata Rektor Wiliam.

Mereka segera keluar dan berjalan menuju parkiran. Banyak mahasiswa cewek yang menatap mereka dengan iri.

"Aku akan mengantarmu pulang sayang"kata Pirentz.

"Aku naik taksi saja, kau cepatlah ke kantor Rentz".

"Tak ada penolakan sayang. Aku ingin berdua denganmu".

Velicia tidak ingin berdebat. Apalagi ekor matanya menangkap sejumlah pasang mata sedang menatap mereka. Ia mengangguk lalu masuk kedalam mobil.

"Pak ,kita akan mengantarkan Velicia setelah makan siang".

Perintah Pirentz pada sopirnya.

"Baik Tuan".

Sepanjang perjalanan Velicia merebahkan kepalanya di bahu Pirentz. Pirentz tersenyum lalu melumat bibirnya lembut.

"Cepatlah lulus. Aku sudah sangat tersiksa".

"Sabarlah Rentz. Semua butuh proses sayang".

Jawab  Velicia sambil memeluk erat Pirentz. Mereka kembali berciuman dengan mesra.

Untunglah mobil ini memakai penyekat jadi sopir tidak akan melihat kegiatan mereka berdua.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt