Part 1

33K 2K 40
                                    

Raya melompat ketika seluruh penumpang di minta naik ke atas pesawat. Dengan riang gadis kecil itu menarik tas bepergiannya yang kusam. Seorang perempuan tua yang sedari tadi duduk di sampingnya segera memegang tangan gadis itu, lalu mereka berjalan  beriringan menuju pesawat. Ketika pesawat itu mengudara, gadis kecil bermata sipit itu langsung tertidur dengan pulasnya.

Mbok Ijah, perempuan tua itu memandangi Raya dengan rupa sedih. Perempuan tua itu sudah mengenal Paratun, nenek Raya hampir seumur hidupnya. Paratun adalah tetangganya di Jogja sejak masih kanak-kanak. Nenek Raya itu masih keturunan Jepang, karena Ibunya menikah dengan tentara Jepang pada akhir masa pendudukan Jepang di Indonesia. Ketika penjajahan Jepang berakhir Ibu Paratun menolak ikut menyusul suaminya kembali ke Jepang. Ia terlalu takut menghadapi hidup baru di sebuah negeri yang hanya ia tahu melalui cerita-cerita menjelang tidur dari mulut suami yang di cintainya. Akan tetapi walaupun terpisah laki-laki Jepang itu tak melupakan isteri dan anak perempuannya. Ia kembali lima tahun kemudian ketika masa agresi Belanda berakhir. Setiap tahun ia menengok isteri dan anak perempuannya itu. Hingga ketika Paratun berusia lima belas tahun laki-laki itu tak pernah datang lagi. Sepucuk surat datang di suatu siang yang panas, mengabarkan bahwa laki-laki tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan. 

Beberapa tahun kemudian ketika Mbok Ijah mengadu nasib ke Jakarta, Paratun menikah dengan seorang guru di Jogja. Hidup Paratun bahagia hingga suatu hari suaminya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Cara pergi yang sama seperti sang Ayah membuat Paratun sangat berduka. Apalagi sang suami tak meninggalkan apapun kecuali seorang anak perempuan cantik berusia sepuluh tahun bernama Rahma. Paratun terlalu patah akibat cinta yang pergi bertubi-tubi. Sepanjang hidupnya ia habiskan untuk meratapi nasib malangnya. Ia lupa bahwa yang pergi tidak akan pernah kembali. Ia lupa jika ia memiliki tanggung jawab dari gadis kecil yang menatapnya muram, berharap dalam diam sang Ibu mau merengkuhnya. Ketidakpedulian Paratun menyebabkan Rahma kecil hidup dalam dunianya sendiri. Ia tak mengerti cinta, ia tak mengenal kasih sayang  dan ia bahkan tak mengenal arti keluarga juga rumah. Ia hampa sepanjang masa kecil hingga dewasa.

Ketika akhirnya Paratun tersadar dari kesakitannya, telah terlambat bahkan hanya untuk sekedar memegang tangan anak gadisnya yang telah diabaikan bertahun-tahun. Rahma telah menjadi gadis yang liar dan bebas. Ia tak ingin mengenal sang Ibu. Ia hanya menikmati hidup mudanya yang bebas juga cintanya yang memabukkan pada Antoni, seorang mahasiswa keturunan Tionghoa yang kaya. Ketika Rahma hamil dan Antoni tak peduli lagi pada gadis itu, Paratun lah yang akhirnya merawat Rahma hingga ia melahirkan bayinya. Bayi perempuan cantik berkulit kuning itu kemudian diberikan Rahma kepada Ibunya. Rahma melampiaskan kekecewaannya dengan menjadi perempuan penghibur di sebuah Klab Malam di kota Medan. Sementara itu menurut kabar yang tersiar, Antoni terlibat perkelahian di tempat hiburan yang menyebabkan seseorang kehilangan nyawanya, sehingga laki-laki itu harus meringkuk di penjara.

Lima tahun Raya hidup bahagia dengan Neneknya di Jogja, hingga Paratun meninggal. Jadilah Raya kecil, tinggal bersama Ibu kandungnya. Rahma sangat membenci Raya sebesar ia membenci Ayah gadis kecil itu. Tetapi sebenci-bencinya ia pada Raya, Rahma tetap menyekolahkan Raya di sekolah yang baik, dengan harapan suatu saat anak haram itu bisa menjadi orang sukses dan orang-orang bisa berhenti menghina mereka.

"Raya... bangun, kita sudah sampai," Mbok Ijah mengguncang-guncang bahu Raya dengan lembut.

Gadis kecil itu membuka matanya, "Di mana kita?"

"Jakarta."

"Kita akan tinggal di Jakarta?" tanya Raya gugup.

"Tidak," Mbok Ijah menggeleng, "Kita akan tinggal di rumah peternakan majikanku di luar kota. Kita akan melanjutkan perjalanan dengan naik mobil. Ayo turun, aku yakin supir peternakan sudah menunggu kita."

A Homing BirdWhere stories live. Discover now