24

8.2K 3.2K 2.5K
                                    

Dua hal yang perlu kalian ketahui. Pertama, Jeno bukan pelakunya. Kedua, dibeberapa chapter sebelumnya terdapat clue siapa yang bunuh Hyunjoon.






Hari ini hujan begitu deras seolah-olah menangisi kepergian tiga pemuda korban pembunuhan. Jasad Eric dan Soobin tidak bisa diselamatkan, namun tetap dibuatkan makam. Lokasinya jauh sekali, orang tua kedua belah pihak hanya mengijinkan keluarga besar saja untuk datang ke acara pemakaman, berbeda dengan Yonghee yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.

Jinyoung menatap kosong makam Yonghee. Tak peduli hujan, tak peduli dirinya kedinginan, tak peduli pakaiannya basah.

Tak jauh disana, Yangyang dan Haechan merasa iba, namun mereka tidak diperbolehkan mendekat.

Jinyoung kehilangan Seungmin, Eric, dan Yonghee, teman terdekatnya. Dia sangat terpukul karena kepergian mereka.

Pelakunya benar-benar membuat mereka marah, aksi mereka melebar kemana-mana. Orang-orang tidak bersalah terkena imbasnya, entah siapa setelah ini, yang pasti hidup mereka tidak aman lagi.

"Yangyang, lo masih mau hidup gak?"

Pertanyaan mendadak Haechan mengejutkan Yangyang. "Ya mau lah! Masih banyak yang harus gue lakuin di dunia, gue belum bahagiain orang tua gue."

"Kaget banget kayaknya..."

"Ya kaget lah, lo tanya begitu di kuburan."

Haechan menundukkan kepala, menghindari tatapan Yangyang. "Gue juga masih pingin hidup, Yang... lebih tepatnya hidup bebas."

"Maksudnya? Selama ini hidup lo terkekang gitu?"

"Gak, bukan itu." Haechan menatap lurus lawan bicaranya. "Gue pingin semuanya cepet selesai, gue gak mau terus-terusan begini."

Yangyang memilih tak menanggapi pernyataan tersebut, rasanya aneh, entah kenapa hatinya mendadak was-was, padahal tidak ada apa-apa.

"Oh ya, tadi malem lo cerita soal gunting pas malam minggu. Terus gimana?"

Haechan tertawa renyah. "Gue beralasan nemu gunting itu di jalan terus gue bawa karena gue pikir itu penting. Jeno sama Renjun percaya aja, kalau Soobin atau Yoshi yang tau pasti gak bakal percaya."

Kok rasanya ada yang janggal, tapi apa? Perasaan Yangyang semakin was-was detik demi detik, apa sebaiknya dia pergi saja? Tapi kan dia nebeng Haechan, masa iya dia pergi duluan sementara Haechan ditinggal.

"Lo mau pergi kemana?" Tanya Haechan berpindah posisi ke depannya, menghalanginya agar tidak pergi kemanapun.

"Pulang, gue pesen baju lima hari yang lalu, siapa tau paketnya udah sampe," jawab Yangyang berbohong. Duh, kok dia deg degan begini sih?!

"Ohh... gue kira mau kabur..."

"Haha, apa sih, Chan? Kabur apaan coba, emangnya gue lagi diincer pelakunya?"

Haechan bergeming. Oke, perasaan Yangyang berubah menjadi buruk, tidak lagi was-was seperti sebelumnya. Sekarang dia bimbang, dia ingin pergi tapi hujan deras begini sulit mencari angkutan umum.

Tatapan Haechan berubah cepat, jantung Yangyang berdegup semakin cepat.

"Maaf, Yangyang. Maaf karena bohongin lo, gue terpaksa lakuin ini."

"Hah? Bohong ap-"






BUGH!






Suara keras dari arah belakang membuat Jinyoung berbalik dengan cepat, matanya terbelalak melihat Yangyang ambruk tak sadarkan diri di bawah derasnya hujan.

LI(E)AR | 00 Line ✓Where stories live. Discover now