⊹17⊹

178 21 0
                                    

Bau alkohol menyeruak, dentuman musik kedengeran sampai ke penjuru ruangan, dan tempatnya para manusia yang mengekspresikan nikmatnya hidup; club.

Sore hari emang bukan waktu yang tepat buat dateng ke sini sih sebenernya. Tapi karena dia ada janji sama seseorang, jadi dia milih tempat ini. Kenapa? Karena harus elitan dikit lah kalau mau bahas rencana jahat. Selain itu, karena temennya emang demennya ya yang begini-begini.

Jungkook ngambil gelas di mejanya, nyesap perlahan sambil nikmatin sensasi panas yang ngelewatin tenggorokannya, nikmat. Matanya nggak lepas dari lautan manusia yang lagi asik nikmatin musik dan mamerin lekuk tubuhnya. Berada ditengah-tengah mereka emang buat seakan nggak ada beban dan ngerasain kebahagiaan dari orang asing. Ditambah alkohol yang selalu jadi pelengkap kebahagiaan mereka. Nggak heran kalau club selalu jadi tempat pelarian banyak orang.

"Woy." Jungkook kesentak kaget pas ada orang yang tiba-tiba mukul kepalanya.

Natap kesel ke si pelaku yang sekarang lagi ngerangkul dia sok akrab, "kebiasaan, dimana-mana kalau baru dateng tuh kasih salam atau kasih senyum kek, ini malah dikasih tabok. Lo doang kayaknya yang kelainan."

Yang disebut pelaku tadi cuma nyengir dan ngedeket ke telinga Jungkook, "maaf ya, pacar. Selamat sore, cantik nya Jeno."

Jungkook sikut perutnya supaya ngejauh, "kelainan bener kayaknya nih anak manusia."

"Loh? Gue manusia?"

"Tau, iblis kali."

"Nggak dong, terakhir ada yang bilang gue pangeran soalnya."

"Pangeran juga manusia, bego." Jeno tanggepin sama ketawa kecil.

Tangannya beralih buat nuang minuman ke gelas kosong dan ngelakuin hal sama kayak yang tadi Jungkook lakuin; nikmatin minumannya.

"Btw, kenapa nih manggil gue? Pasti lagi butuh sesuatu."

Jungkook noleh, masang muka sok kaget, "kok tau!? Lo canayang ya!?"

"Nggak usah hiper, lo emang datang pas butuhnya doang, kebaca udah."

Nyengir. Sekarang Jungkook malah masang muka sok polos, bibirnya sengaja mencebik biar lucu. "Karena Jeno udah tau, Jeno mau nggak bantu Jungkook?"

Sejujurnya, kalau pertama kali kenal Jungkook, pasti mikirnya nih anak polos. Padahal isi otaknya 1821 semua.

Jeno noleh, "bantu apa?"

Senyum, lebih tepatnya senyum licik. Jungkook narik tangan Jeno supaya duduknya lebih deket ke dia. Jari telunjuknya bawa pandangan keduanya ke salah satu cewek di antara puluhan manusia yang lagi nikmatin musik sambil minum. Eunha, cewek yang sekarang jadi pusat perhatian mereka.

"Dia."

"Lo mau gue ngapain sama dia?"

"Nggak ada, tugas lo cuma duduk dan nolak."

Bingung, dia beneran nggak ngerti maksud Jungkook tentang duduk dan nolak.

Jeno kembali ke posisi awal; duduk berjarak sama Jungkook. "Apa sih? Yang jelas coba."

"Gue mau jebak dia."

Jeno nggak kaget lagi. Buat mereka berdua, hal ini udah lumrah dan nggak perlu diributin. "Jebak gimana?"

"Kasih obat perangsang diminumkannya, dan kalau dia mohon-mohon sama lo, lo tolak dan belagak risih."

"Dia bakal ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain, paling cuma duduk dipangkuan lo."

"Udah? Gitu aja?"

"Ya. Nanti bakal ada Jimin sama temen-temennya yang bakal liat tuh cewek, habis itu lo pergi, gampang kan?"

Lover - LoserOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz