12. Nadien Sakit

226 50 1
                                    

Mereka berempat masuk ke dalam resto itu lagi, entah sudah berapa kali mereka makan disini. Bahkan sampai Lili hafal dengan mereka.

Resto siang ini lumayan ramai, dengan sigap Lili berjalan ke arah meja dimana mereka berlima duduk. Sambil membawa nampan berisi buku menu dan juga note.

Setelah berdiri disamping Satria yang kebetulan duduk dikursi paling pojok, Lili menyerahkan menu tersebut. Menunggu sebentar mereka melihat-lihat makanan yang akan mereka cicipi kali ini.

Legi, Satria, Zaid dan Wawan sibuk memilih menu, sedangkan mata Kemal sibuk menelusuri resto itu. Melihat satu persatu orang yang kerja disini. Mencari keberadaan Nadien.

Lili yang tau gerak-gerik Kemal langsung saja menyeletuk. " Nadien gak kerja hari ini Pak, dia sakit. Tadi pagi dia ada kirim surat izin, sekedar informasi jika anda mencarinya sekarang!"

Kemal langsung menatap Lili, ia mengangguk pelan kemudian tersenyum simpul.

"Oh, iya makasih infonya. Pantesan aja gak keliatan," jawab Kemal santai.

Lili mengangguk, ia menunduk pelan tapi sesekali ia melirik ke arah Kemal. Gadis itu bergumam didalam hatinya.

Mengapa Nadien selalu beruntung dalam hal apapun?

Ingin rasanya Lili menertawakan dirinya sendiri, berteman dengan Nadien adalah upaya dalam mencari penyakit. Tepatnya penyakit hati.

Mereka berteman berdua, dan Nadien akan selalu jadi pusat perhatian semua orang karena gadis itu mendekati kata sempurna. Sedangkan dia, orang-orang mengenalnya hanya sebagai bayang-bayang seorang  Nadien Ileana.

Dan Lili benci itu, dia tidak akan mau menjadi bayangan orang lain.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya mereka berlima pun memesan. Lili dengan gesit mencatat semuanya. Tulisan tangan gadis itu sangat rapi.

Dirasa sudah semua, Lili kembali membacakan pesanan takut jika ada yang salah ataupun kurang.

"Baiklah pesanan nomor lima belas, chicken katsu satu porsi, chicken teriyaki satu porsi, tomyam friedrich satu poris , beef steak dua porsi, dan cocktail long island nya lima. Ada lagi?" tanya Lili sopan.

Mereka berlima menggeleng pelan, Lili mengambil menu tersebut. Menghela nafas pelan.

"Baiklah, ditunggu pesanannya paling lama lima belas menit. Terimakasih,"

Gadis itu pun pergi dari sana, memberikan menu tersebut pada koki untuk siap dihidangkan. Sambil menunggu, Lili membuka handphone miliknya. Berniat mengabarkan Nadien bahwa Kemal mencarinya tapi tanpa disangka chat Nadien yang masuk malah membuat gadis itu melongo.

*****

Mendengar bahwa Nadien jatuh sakit membuat Kemal seketika khawatir. Kenapa bisa? Padahal kemarin ia bertemu dengan gadis itu dan masih baik-baik saja. Apa yang membuatnya sakit dan masih banyak pertanyaan yang terlontar dibenak Kemal.

Duduk didepan komputer, berniat mengerjakan pekerjaan hari ini tapi tak kunjung bisa karena pikirannya yang tidak bisa fokus. Ia terlalu memikirkan Nadien!

"Sakit apa sih?" gumam Kemal kesal.

Satria yang baru saja keluar dari dapur memandang Kemal yang tampak temenung. Lelaki itu mengernyit heran karena tidak biasanya Kemal seperti itu.

Akhirnya Satria memutuskan untuk bertanya, dilihat dari wajah Kemal seperti ada yang ia pikirkan dengan sangat keras.

"Mal?" panggil Satria.

God or Her [ End ]Where stories live. Discover now