Lusi mulai menggeledah tas Luna, tapi tidak ada tanda-tanda uangnya. Saat Lusi hendak menaro tas Luna kembali, matanya tidak sengaja melihat amplop berwarna putih yang terselip di buku tulis.

Lusi mengambil nya, "Bukannya ini uang kelas." Ucap Lusi yang langsung membuat teman temannya menghampiri meja Luna.

"Wahh iyaa bener," Sahut Amel.

"Lusi emang lu simpan di amplop?" Tanya Bayu.

Lusi mengangguk mantap, "Iyaa."

Mereka semua langsung menatap Luna tidak percaya, sedangkan Luna menggelengkan kepalanya bahwa dia bukan pelakunya.

"Gak nyangka gue Lun," Ucap Wanda dengan menggeleng gelengkan kepalanya.

Wajah Luna sudah pucat, "B-bukan aku."

"Kenapa lo gugup?" Tanya Lusi.

"Luna, aku gak nyangka," Ucap Sela tiba-tiba.

Luna menggeleng dia tidak tau kenapa amplop itu ada ditasnya. Demi apapun Luna tidak mengambil uang itu. Meskipun Luna miskin dia tidak serendah itu untuk mengambil uang kelas.

"Jangan ngelak, lo juga keluar paling akhir kan?" Sarkas Bima menatap Luna tajam.

Mata Luna sudah berkaca-kaca entah kenapa mulutnya tiba-tiba sangat sulit untuk berbicara. Emang dia keluar paling akhir tapi dia tidak mengambil uang tersebut.

"Gue bakal laporin ke kepala sekolah!" Lanjut Bima.

"Jangan!" Lirih Luna.

"Dasar Miskin lo sampe nyuri uang kelas." Ucap Putri.

"A-aku emang miskin, tapi aku gak ngambil uang itu." Jawab Luna dengan lirih, hatinya sangat sakit. Siapa yang tega memfitnah nya seperti itu.

"Tapi kenyataannya uang ada di tas lo!" Sewot Fahmi.

Tatapan sinis yang  Luna dapatkan dari teman teman sekelasnya. Luna gak kuat rasanya dia ingin pulang. Luna semakin menangisnsekarang tidak ada yang membelanya. Terus Luna harus apa? Apalagi CCTV dikelasnya sedang rusak.

Alga, Bayu, dan Manda diam melihat itu. Mereka tidak ingin ikut campur. Bayu sebenarnya ingin membantu tapi... Gengsi dan juga dia tidak bisa apa-apa karena uang itu emang ada di tas Luna.

Revan berjalan kearah bangku Luna dengan wajah dingin dan datarnya.

"Jangan terlalu percaya sama orang dekat," Ucap Revan tiba-tiba, setelah itu dia menarik Luna untuk dibawa keluar. Luna awalnya terkejut, tapi dia mengikuti langkah Revan.

Teman sekelasnya menatap Revan heran, tapi salah satu dari mereka ada yang berkeringat dingin dan gelisah.

🦋🦋🦋

Luna menangis tersedu sedu, dia benar-benar merasa sakit dihatinya. Kenapa ada orang yang tega memfitnah nya. Luna kira sikap nya yang pendiam tidak banyak tingkah, tidak bergaul dengan orang lain akan membuat orang acuh padanya.

Revan menatap Luna iba, entah kenapa dia sedikit merasakan apa yang Luna rasakan.

Revan mengelus punggung Luna menenangkan, "Lo yang kuat, gue percaya lo bukan pelakunya."

Luna mengelap air matanya dengan kasar, lalu menatap Revan.

"Kamu kenapa peduli sama Aku?" Tanya Luna.

Revan diam, dia bingung harus menjawab apa.

"Karena dia suka lo," Sahut Alga yang tiba-tiba datang lalu duduk ditengah tengah mereka seperti biasa.

"Alga?"

"Iya dengan Alga ganteng," Jawab Alga sembari tertawa.

"Ngapain si lo?" Kesal Revan dengan menatap Alga sinis.

Entah kenapa Revan sangat kesal dengan Alga yang so ganteng, apalagi sifatnya yang menyebalkan dan Aneh.

"Benci banget perasaan lo sama gue suka tau rasa." Balas Alga dengan mengeluarkan handphone untuk bermain game Online.

"Najiss!"

"Emang gue anjing?" Sewot Alga.

"Lebih dari Anjing," Balas Revan.

"Sialan lo Es batu."

Luna terkekeh melihat tingkah laku aneh mereka yang sayangnya tampan.

Luna serasa merasakan sosok teman jika berdekatan dengan mereka. Luna tau dan sangat sadar diri, bahwa Revan dan Alga hanya sebatas kasihan padanya. Dan mana mungkin mereka mau berteman dengan nya yang jelek.

"Mabar kuy!" Ajak Alga pada Revan.

"Males." Balas Revan cuek.

Revan memutuskan untuk bermain game, niat ingin memberi semangat dan dukungan kepada Luna malah gagal karena ada manusia jadi jadian menghampiri mereka. Siapa lagi kalau bukan Alga.

"Alah takut kan lo," ledek Alga.

"Mana mungkin gur takut sama bencong kaya lo." Balas Revan.

"Yaudah kalian main game aja, aku mau kembali ke kelas." Ucap Luna tiba-tiba.

Sontak Alga dan Revan mengalihkan pandangannya kearah Luna yang kini tengah tersenyum.

"Jangan! Lo disini aja." Cegah Revan

"Kenapa?" Tanya Luna bingung.

"Bawel lo Lun," Sahut Alga tiba-tiba.

"Gue gak yakin lo gak bakal nangis kalau kembali ke kelas," Ujar Revan yang membuat Luna diam.

Bener juga, pasti teman teman sekelasnya masih menyangka kalau Luna yang mengambil uang Lusi. Luna kembali lesu mengingat masalahnya hari ini. Benar-benar melelahkan hati dan fisiknya.

Luna cuma takut jika mereka melaporkan nya ke kepala sekolah.

_

Pernah ngalamin gak? Kalau salah satu teman sekelas kita kehilangan barang terus pas tas kita mau di periksa pasti kita bilang gini dulu, "Aku gak ngambil barang kamu, tapi kalau ada di tas aku, aku gak tau tapi yang pasti itu bukan aku."   Aku suka gitu astaghfirullah, soalnya takut  bgt ada yg iseng terus naro barang itu di tas kita. Soalnya pernah ngalamin!😢

Eh malah curhat🙂
Btw makasih yang udah mau nge vote
(✿ ♥‿♥)
❤🧡💛💚💙💜🖤❤🧡💛💚💙💜🖤❤🧡💛💚💙💜🖤❤🧡💛💚💙💜🖤
I love you so much...
Eh btw jangan insecure ya! Awas aja,aku marah nih😏😡

INSECURE GIRL Where stories live. Discover now