part one

11 2 3
                                    

Happy reading

Namaku Princessa, atau kerap disapa Cessa. Aku baru menginjak kelas 10 SMA. Aku sekarang dan aku dulu jauh berbeda. Dan, diriku sendiri juga merasakan itu. Kehilangan dia sosok yang paling aku cinta ternyata seberat ini. Sosok dia sangat berpengaruh di hidupku. Pada saat itu aku benar-benar pasrah saja akan takdir yang sedang aku alami.

Aku adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Bisa dibilang, aku yang paling pendiem dan tidak terbuka alias tertutup. Kedua orang tua ku saja bingung kenapa aku tidak pernah terbuka dan curhat kepada mereka. Semenjak kejadian itu, aku lebih suka membaca buku, mendengarkan musik, tidur, dan diam. Karna, tanpa aku sadari aku mempunyai trauma masa lalu dan tersendiri.

Saat ini, aku sedang membaca novel sambil menunggu perjalanan ke sekolah diantar oleh supir ku. Aku bukan tipe cewe yang ribet, cukup memakai make up tipis seadanya dan rambut diiket, karna aku suka simple. Beberapa menit kemudian aku sudah sampai di sekolah ku dan turun dari mobil.

Fyi, ini hari pertama masuk semester 2 alias baru selesai libur. Ia berjalan santai menuju kelasnya, sesekali Cessa membenarkan rambut nya karna aneh merasa tidak nyaman. Saat ia masuk ke kelas ternyata sudah banyak yang datang. Teman-teman se circle nya menyambut hangat kedatangan Cessa karna mereka tau keadaan Cessa sedang tidak baik-baik saja.

"Cessa, hari ini kita ada kumpulan osis dulu ya," ucap Erina seraya merangkul bahu Cessa.

"Iya siap, btw pulangnya kira-kira jam berapa ya? Biar aku kasih tau supir aku,"

"Eum, jam 4 juga pulang deh kaya nya"

"Okey"

Perbincangan ringan mereka tak terasa sudah lumayan lama dan bel masuk pun berbunyi. Walaupun Cessa baru kelas 10 dan baru masuk, tapi ia terbilang sangat pintar, jadi mudah diingat oleh guru. Saat pelajaran pertama sudah selesai, guru nya tiba-tiba memanggil Cessa, cewe itu yang kebingungan pun langsung menghampiri guru itu.

"Cessa, tolong ibu kasih buku-buku ini ke kelas X1 IPA 1 ya? Ibu kesusahan bawa nya hehehe," ucapnya seraya menunjukan cengirannya. Cessa hanya terkekeh lalu mengangguk dan meraih buku-buku itu yang lumayan banyak.

"Sa, mau dibantu gak?" tanya Erina.

"Gak usah Rin, aku masih bisa bawa kok." jawab Cessa.

Guru yang tadi sudah meninggalkan kelas, dan saatnya Cessa keluar dan menuju kelas yang dituju. Saat di koridor, Cessa terdiam dan merutuki dirinya sendiri.

"Lah, kan aku gak tau kelas nya dimana, aduh Cessa!" rutuknya kepada diri sendiri. Tak jauh dari sana terdapat cowo yang memperhatikan gerak-gerik Cessa yang aneh. Karna dia sedang tidak ada kerjaan, jadi dia menghampiri Cessa dan bertanya.

"Perlu bantuan? Lo kenapa?" suara kebingungan laki-laki itu membuat Cessa mengalihkan perhatiannya. Ia sedikit terkejut karna tiba-tiba saja terdapat seorang lelaki tampan di hadapannya.

"Eum, engga kak." jawab Cessa dengan menunduk dan gugup. Jujur saja, ketika bertemu dengan laki-laki, Cessa selalu malu dan malu entah mengapa, terdapat rasa takut juga.

"Lo bawain buku kelas XI IPA 1 ya? Kebetulan itu kelas gue, jadi siniin biar gue aja yang bawa." ujar laki-laki itu hendak mengambil alih buku tersebut.

"Kaka kelas XI IPA 1?" tanya Cessa dengan ragu. Laki-laki itu terkekeh lalu segera mengambil bukunnya.

"Kalo bukan gue anak kelasnya, gak bakal gue bawa." jawabnya yang membuat Cessa tersenyum kikuk.

"Lo anak osis?" tanya laki-laki itu, Cessa mengangguk dan bertanya kembali "Kakak juga anak osis?" tanya nya polos.

"Gue ketua nya, lo gatau?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Untukmu yang meninggalkan bumiWhere stories live. Discover now