8. Sesuatu Di Hp Alin

615 170 80
                                    

“ASTAGA!” pekik Casandra terkejut melihat Ibnu, Aji, dan Ari sudah bersandar di dekat pintu kelasnya. “Lo bertiga kek setan ada di mana-mana!”

“Berarti lo adalah manusia yang penuh dengan aura setan,” cebik Ibnu.

“Iya lu setannya, nempel mulu!”

“Ehem!” sahut Aji dan Ari bersamaan menengahi sejoli yang sedang berdebat di hadapan mereka.

“Gue udah capek liat lo berdua cekcok mulu kayak pasutri baru!”

“SEMBARANGAN!” sergah Casandra memukul lengan kekar Aji.

“Mau apa lagi ke sini? Alin nggak ada di kelas.”

“Emang kita ke sini cuman buat Alin begitu?”

Casandra hanya menaikkan sebelah alisnya mendelik dari Ibnu.

“Ke lo lah!” imbuhnya membuat Casandra terbelalak.

“HA! APA!” seru Casandra mendekatkan telinga pada Ibnu. “Ngomong sekali lagi yang jelas.”

“KE LO CASAND–(BUGH)” Belum sempat selesai bicara, Casandra sudah memukul mulut Ibnu dengan buku tebal yang ia genggam.

“Ngomong gitu gue gampar sama muka lo nya sekalian!”

“Tadi kan—”

“DIEM!!!”

Ari lalu beralih berdiri di samping Casandra sambil menyandarkan sikutnya ke dinding. “Kita ada urusan sama lo.”

“Ya apa?! Banyak babibu banget sih!”

“Ya lo ikut kita dulu lah.”

Aji sudah menggenggam tangan Casandra dan siap menariknya, namun gadis itu dengan cepat menangkisnya. “NGOMONG DI SINI!”

“BANDEL!” balas Aji tak kalah gemas seraya menarik kembali tangan Casandra. Kali ini cukup kuat hingga Casandra tidak bisa melepasnya.

• • •

“Ngapain lo?” sahut Askal begitu melihat ketiga sahabatnya memasuki UKS bersama Casandra yang juga ikut diseret.

Ibnu, Aji, dan Ari sontak terkejut melihat Askal sedang berbaring sambil memainkan ponselnya, menatap mereka bingung.

“Sejak kapan lo di situ?” cicit Ibnu.

Askal mengerutkan dahi menelisik wajah mereka satu-persatu.

“Hehe .. g-gue lupa ada lo di sini. Yaudah yuk,” ucap Aji hendak kembali ke luar. Namun Casandra dengan sigap melayangkan tamparannya pada Aji hingga genggaman tangannya terlepas.

Aji sontak memelotot terkejut, begitu pun temannya yang berada di dalam ruangan tersebut.

“MAU LU BERTIGA APA SIH!!!”

“SAKIT!” sungut Aji tak kalah kesal karena ditampar.

“Pada kenapa sih? Biasanya yang berantem si Ibnu sama Casandra. Tumbenan lo, Ji .. ” sahut Askal.

“Iya nih si Aji,” cebik Ibnu ikut-ikutan.

Casandra yang mulai jengah lantas berlalu pergi, tak lupa dengan sengaja menyenggol bahu ketiga laki-laki tersebut dengan kasar hingg membuat mereka meringis.

Saat ia hendak membuka pintu, tepat sekali Alin baru saja datang sambil membawa bungkus makanan bersama Fingki.

“Udah rame aja,” ujar Fingki melihat semua temannya berada di dalam.

ASKALIN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang