Always and Forever

Three

Note : Komen and Vote

Saat ini Hyungki telah dijemput oleh Namjoon dan dibawa ke perusahaan. Namjoon sebenarnya hanya mampir dan memeriksa kerja Taehyung. Setelah masuk keruangan anaknya, Namjoon menyuruh Hyungki untuk duduk.

"Taehyung, apakah pekerjaanmu sangat banyak?" Tanya Namjoon dan dibalas anggukan oleh Taehyung.
"Appa titip Hyungki sebentar, aku ingin ke ruangan tuan Oh" pinta namjoon dibalas gumaman oleh Taehyung.

Namjoon memberitahu Hyungki jika ada urusan dengan temannya dan akan kembali secepatnya. Tidak banyak yang dilakukan Hyungki disana. Hanya duduk menatap kebawah sambil melihat tangannya yang saling menggenggam. Hyungki takut dengan orang yang disebut Appanya itu. Hyungki masih mengigat kejadian semalam yang membuat tangannya lebam dan punggungnya terasa sakit. Namun, Hyungki mencuri curi pandang kepada Taehyung. Hyungki hanya ingin melihat wajah ayahnya yang sangat jarang menatapnya. Jikapun ditatap, itu bukanlah tatapan kasih sayang justru kebencianlah. Hyungki sudah paham semuanya. Semua penolakan,bentakan dan pukulan itu bukannlah kasih sayang.

"Mengapa kau memandang wajahku?" Ucap Taehyung
"Maafkan aku Tuan" balas Hyungki
"Aku bertanya, mengapa kau menatapku?!" Bentak Taehyung
"Hanya ingin melihat wajah ayahku, aku ingin melihat tatapan kasih sayangnya tapi hyungie tidak pernah berharap, aku tau ayahku membenciku, hanya itu tuan" ucap Hyungki yang mana membuat Taehyung diam dan kembali mengerjakan pekerjaannya. Hyungki hanya menatap nanar sayang Ayah.

Tidak lama kemudiam Namjoon kembali dan memberitah Taehyung agar pulang lebih awal karena akan ada acara makan malam keluarga. Sudah jarang melihat semua keluarga berkumpul dan makan bersama. Taehyung hanya mengiyakannya dan Namjoon membawa Hyungki untuk pulang kerumah.

Acara makan keluarga pun dimulai. Namun Jungwoon tidak menyangka bahwa kali ini Irene akan hadir kembali disana. Jungwoon hanya acuh terhadapnya karena apapun yang dia lakukan tak akan ada berhaknya dan lagipula tak akan ada yang membela Jungwoon.

"Appa aku membuatkanmu Jus" senang Jungwoon menawarkan Jus buatannya
"Terimakasih" balas Namjoon.
"Tunggu dulu ayah Kim! Sepertinya lelaki itu manambahkan racun kedalam minumannya!" Seru Irene.
"Jangan menuduh menantuku Irene-ssi" jawab Namjoon.
"Percaya padaku kali ini Ayah Kim, aku melihatnya menambahkan sesuatu kedalamnya" jawab Irene.
"Aku tidak pernah melakukannya" balas Jungwoon.
"Yasudah kau minum duluan untuk membuktikannya" ucap Irene.

Tanpa keraguan, Jungwoon pun meminumnya hingga setengah. Jungwoom yakin dia tidak pernah menambahkan apapun dan tidak mungkin dia membahayakan seseorang yang paling fia sayang dan selalu membelanya. Setelah meminumnya Jungwoon baik baik saja. Tetapi setelah 10 menit berlalu, Jungwoon mulai mengalami sesak napas dan tubuhnya serasa kaku. Jungwoon tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia menatap mata Irene yang terlihat seperti meledeknya dengan sudut bibirnya terangkat sebelah. Sudah kupastikan ini semua rencana wanita itu.

"Sudah kukatakan itu beracun! Lihatlah dia keracunan minumannya sendiri" Sindir Irene
"PARK JUNGWOON! Kau ingin membunuh suamiku?!" Teriak Seokjin.
"A...Aku t..idakhh mela..kukannya..eomma" jawab Jungwoon sesak napas hingga akhirnya dia terkulai lemas.
Namjoon yang melihat itu panik dan segera membawa Jungwoon untuk kerumah sakit. Semua orang melarangnya namun Namjoon tetap melakukannya. Dia yakin, Jungwoon tak akan berani melakukan itu padanya, dia juga bisa menatap jelas matanya saat meminum just itu tak ada keraguan sama sekali.

Jungkook yang telah melakukan shiftnya kini mengendarai sepedanya untuk mengantarkan paket seperti rutinitas yang sering dia lakukan. Siang itu Jungkook sangat senang karena konsumennya memesan barangnta lebih banyak hingga dia pikir dia bisa makan dengan enak. Hingga tak sadar, sepeda yang ia kendarai kini berhadapan dengan sebuah mobil yang berlaju kencang kearahnya. Jungkook hanya berdoa merapalkan semoga semuanya cepat berlalu dan dia bisa hidup kembali.