One

727 52 3
                                    

Wajib: komen dan vote

Seoul yang disapa dengan hawa dingin karena bersalju. Malam itu salju turun begitu lebat sehingga orang orang takut berpergian dan memilih berdiam diri dirumahnya. Pemuda Jeon itu sedang menghangatkan tubuhnya di daerah perapian kecil rumahnya. Ngomong ngomong dia hanya sendirian. Ayahnya meninggal saat dia berumur 5 tahun dan kabarnya ibunya telah menikah dengan yang lain tanpa membawa dirinya, mungkin itu yang dia dengar selama ini.

Pemuda Jeon itu megusap telapak tangan dan mendekatkatkannya ke arah perapian. Sungguh sangat dingin kota itu. Jeon Jungkook, pemuda berusia 21 tahun itu kemudian bangkit dari tempat dudunya dan mulai merajut sesuatu. Walaupun dia seorang laki laki, dia sangat pandai dalam hal merajut, tentu saja diajarkan oleh Ibu Park, Ibu sahabat baiknya.

Sekitar seminggu sudah Jungkook merajut syal tersebut saat dia pulang bekerja dan mungkin sebentar lagi akan jadi. Syal yang lembut dengan perpaduan warna coklat putih itu sangat indah dipandang.

"Tak sia sia aku menyelesaikanmu, ini sangat indah" ucap Jungkook

Setelah meyelesaikan syalnya itu, dia kemudian mengemas pesanan pelanggannya. Ya, Jungkook memiliki bisnis Online Shop yang diberi nama "JK Jung". Dia memulainya sekitar 1 tahun lalu setelah dia lulus Universitas dengan Jurusan Business Management. Dia sudah melamar dibeberapa perusahaan namun semua hasilnya sama dia ditolak. Dia ditolak bukan karena dia tidak pintar tetapi karena latar belakang yang tidak jelas. Perusahaan akan menanggung segala resiko terhadap karyawannya dan karyawannya harus melampirkan data seperti tempat tinggal maupun keluarga hingga sang perusahaan bisa menimalisir resiko jika terjadi sesuatu. Namun tentu saja Jungkook tidak memiliki keluarga. Dia tidak tau siapa nama keluarganya kecuali sang ayah, Jeon Wonwoo selebihnya dia tidak tau.

Kalian bisa mengatakan bahwa perusahaannya sangat aneh. Mengapa mereka tidak menerima saja dan memikirkan hal tersebut belakangan. Tapi, semua perusahaan akan mendahulukan "safety". Jungkook tidak bisa menapik hal tersebut dan lebih memilih membangun usahanya walaupun masih kecil.

Setelah mengemas lima paket tersebut, Jungkook kemudian mengambil buku kesukaannya dan membacanya hingga dia tertidur.

Keesokan paginya, Jungkook terbangun pukul enam dan kemudian bersiap siap untuk bekerja di toko swalayan. Toko tersebut buka dari jam 8 pagi hingga 10 malam, dan Jungkook mengambil shift jam 8 hingga jam 1 siang. Jungkook kemudian menyiapkan sarapannya dan segera bergegas ke Toko tersebut.

Mansion besar dan megah dihuni oleh keluarga kecil yang terdiri dari dua pasang suami istri dan satu orang anak. Mansion Kim dengan segala keindahannya.

"Kim, kau akan kekantor bukan? Ikut dengan Ayah" Ucap tuan Kim
"Tidak ayah, aku akan mengantar kekasihku terlebih dahulu, lalu aku akan kekantor" balas orang itu.
"Kim Taehyung! Sudah berapa kali ayah bilang tinggalkan perempuan itu! Pokoknya kau ikut ayah" Perintah Kim Namjoon.
"Sudalah, jangan memaksa putramu Kim, biarkan saja" Seru salah satu orng yang berada ditempat itu.
"Bagaimana bisa kau membiarkan kelakuan anakmu seperti ini Kim Seokjin! Dia sudah memiliki istri bahkan anak" Marah Namjoon pada istrinya itu.
"Kau ini selalu marah, lagipula di Junwoon itu juga tidak keberatan, pergilah Taehyung dan jaga Irene" Ucap Seokjin dan kemudian menenangkan suami yang selalu membela anak tak tau diuntung itu, Kim Junwoon.

Setelah pertengkaran dipagi hari itu, semuanya sudah melakukan aktivitasnya dengan baik. Junwoon yang telah mengantarkan putranya bersekolah ditaman kanak kanak telah kembali kemansion tersebut dengan perasaan gembira. Gembira karena dia menyempatkan dirinya ketaman pagi tadi. Menghirup udara pagi sangat menenangkan.

"Darimana saja kau?! Sudah dipungut, sekarang malah berkeliaran sesukanya" Sindir Seokjin
"Aku mengantar Hyungki Nyonya" lirih Jungwoon. Dia takut menatap mata mertuanya yang sudah dianggap ibu baginya.
"Bukankah kau berkeliaran? Mengantar anakmu itu tidak sampai satu jam bodoh!" Bentak Seokjin.
"Maafkan aku Nyonya" hanya itu yang bisa diucapkan oleh Junwoon dan selebihnya dia hanya menunduk.
"Kerjakan semua pekerjaan di Mansion ini tanpa meminta bantuan kepada main disini! Jika aku menemukanmu meminta bantuan kepada mereka, mereka akan kupecat karenamu!" Ancam Seokjin sambil menatap remeh Junwoon dan berlalu darisana.

Junwoon segera masuk dan memulai memulai pekerjaannya. Mulai dari mengambil semua pakaian kotor dan mencucinya dimesin cuci, menyapu dan mengepel mansion besar, mencuci piring bekas sarapan tadi pagi, hingga dia harus menyiram semua tanaman yang ada disana.

"Nyonya Kim, biarkan aku saja yang membersihkan kebun ini" Ucap salah satu maid.
"Ah...sudah berapa kali kukatakan, bibi hanya perlu memanggilku Jungwoon dan aku saja yang membersihkannya, lagipula ini hanya sedikit" balas Jungwoon tersenyum.
"Ini sangat luas Jungwoon, bibi bisa membantumu sedikit saja" kekeh bibi Choi
"Jangan bibi, aku tidak ingin bibi dipecat, jika ingin membantuku, duduk dan temani saja aku disana, itu sudah sangat membantuku" ucap Jungwoon dan kembali tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Bibi Choi hanya menatap sendu Jungwoon yang kini kembali fokus pada pekerjaannya. Anak itu sangat kuat hingga bertahan sampai saat ini. Bibi Choi hanya selalu dihadiahi senyum yang sangat manis dari lelaki itu walaupun sebenarnya Bibi Choi tau bahwa terdapat banyak luka dihatinya. Dia tidak tau bagaimana Jungwoon menyembunyikannya dan tetap terlihat tegar dengan keadaannya sekarang.

Bibi Choi juga mengingat senyum manis Hyngki, anak polos yang tidak tau apa-apa namun sudah mendapatkan perlakuan buruk semenjak dia kecil. Namun bibi Choi sangat bersyukur karena anak itu memiliki hati yang sangat sabar seperti ibunya. Hyungki sudah banyak mengalami penolakan diumurnya yang masih 5 tahun tetapi Jungwoon selalu memberinya nasehat bahwa semuanya akan baik baik saja, dan sang ayah, Kim Taehyung bersikap seperti itu hanya karena lelah. Tidak tau saja bahwa Kim Taehyung memang tidak mengharapkan bocah malang itu, terlebih lagi ibunya, Kim Jungwoon.

Hingga pukul 12 siang dia akan segera menyiapkan makan siang untuk keluarga itu yang biasa dilakukan pukul 2 siang. Jungwoon kemudian mengecek perlengkapan didalam kulkas dan ternyata daging untuk menu makan siang kali ini habis. Dia harus cepat cepat keluar untuk membelinya. Dia mengambil coat dan syalnya kemudian keluar dan menuju toko swalayan yang sedikit rame kala itu. Dia melangkahkan kakinya masuk dan terlihat karyawan disana menyapanya dengan sopan.

Setelah mengambil semua perlengkapan bahan dapur, dia tidak lupa membelikan beberapa cemilan untuk anaknya ketika pulang ke sekolah. Mengambil beberapa bungkus chips dan coklat kemudjan membayarnya.

"Apa tidak ada lagi yang ingin ditambahkan?" Tanya penjaga kasir itu.
"Tidak ada, Oh iya aku baru sadar wajahmu sangat mirip denganku haha" ucap Jungwoon padanya dan lelaki manis itu hanya menautkan alisnya bingung dan sesaat kemudian tersenyum.
"Wah sepertinya mitos manusia mempunyai tujuh kembaran itu ada ya" balas sang penjaga kasir.
"Mungkin? Tapi kuharap hidupmu tak semenyedihkan hidupku" Sendu Jungwoon
"Eh jangan berbicara seperti itu nyonya, semuanya sudah diatur kuharap nyonya akan bahagia" Seru Jungkook menyemangati dan dibalas senyuman oleh Jungwoon.
"Kenalkan, Aku Kim Jungwoon"
"Jeon Jungkook"









@yourmaster_

Always and Forever Kde žijí příběhy. Začni objevovat