60 » Indahnya Hidup Ini

Start from the beginning
                                    

...

Adimas jadi teringat kejadian saat ke rumah Pak Darwin seminggu yang lalu.

Kata Pak Darwin, "Pak Adimas beruntung ya punya anak laki-laki semua. Kalau misalkan Pak Adimas lagi pergi jauh terus di rumah ada kepentingan yang harus melibatkan Bapak, anak laki-lakinya bisa disuruh buat jadi penggantinya sekaligus jaga bundanya lho."


Adimas akui apa yang dikatakan oleh
Pak Darwin itu memang ada benarnya. Kala dirinya sedang sibuk dan benar-benar tak bisa pulang ke rumah, maka anak-anaknya lah yang akan menggantikan posisinya untuk sementara waktu. Dan hal tersebut dapat membuatnya tenang saat harus meninggalkan Wendy di rumah.

Namun sayangnya, Adimas tak dapat merasa tenang saat Wendy harus pergi membantu ke butik karena sedang ramai-ramainya dan meninggalkan dirinya di rumah bersama anak-anak. Ditambah lagi ia sedang jatuh sakit akibat kelelahan bekerja.

Bukannya apa, Adimas tahu jika anak-anaknya itu mayoritas bisa memasak sendiri. Tapi yang jadi masalahnya itu adalah kelakuan mereka. Apalagi sekarang Shaka sudah bisa kemana-mana seorang diri, meskipun masih sedikit pincang.

Untungnya anak-anak Leo, kakak ipar Adimas tak ada di sini. Coba kalau mereka bertiga ada di sini saat dirinya sedang sakit, bisa pecah kepalanya karena situasi kondisi yang tidak kondusif.

"Yah, mau Aa' buatin teh anget nggak?"

Adimas terdiam, menatap pada sosok jangkung yang berdiri dihadapannya sembari tersenyum manis.

Adimas terdiam, menatap pada sosok jangkung yang berdiri dihadapannya sembari tersenyum manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan satu pertanyaan langsung muncul dibenaknya. Tumben Nanda sudah bangun dan menawarinya teh? Padahal jarang sekali lho Ananndha mau menawari teh. Ada apa sebenarnya?

"Jangan mau, Yah! Nanti kalau tehnya dikasih sianida lho," sahut Haikal tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih persegi panjang di tangannya.

"Mas, konsol game punya lo masih ada di kamar gue lho." Nanda beralih menatap Haikal yang kini terdiam.

Terancam. Sebuah kesalahan bagi Haikal jika ingin iseng pada Nanda, saat barang-barangnya ada pada si adik. Terutama konsol game yang harganya setara dengan uang jajannya selama 2 bulan.

"Nggak usah repot-repot, Aa'. Ayah baru aja minum obat tadi." Tolaknya halus agar tak menyinggung perasaan Nanda.

Nanda mengangguk paham, "Iya."

Adimas berhasil dibuat tersenyum kecil karena perhatian Nanda. Ia jadi teringat Wendy. Ah, apa jangan-jangan penyebab Nanda menjadi seperti ini karena Wendy, ya? Secara, Nanda itu lebih ke anak mama karena sangat menurut pada Wendy.

"Yah, tadi bunda pesen kalau pulangnya nanti bakal agak malem." Celetuk Nanda tiba-tiba.

"Kok bunda nggak kasih tau ayah, A'?" Adimas bertanya seraya mengerutkan keningnya.

Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓Where stories live. Discover now