Pirentz berbalik dan melangkah masuk ke dalam rumah diikuti oleh teman- temannya.

"Buat diri kalian nyaman, dan aku akan menunjukan kamar kalian setelah minum teh".

Tambahnya lagi seperti nyonya rumah yang sedang menerima teman- teman arisannya.

Seorang wanita paruh baya dengan seragam maid muncul dari sisi kiri ruang tamu membawa nampan minuman.Velicia segera berdiri dan menghampirinya.

"Hai aunty! Biar aku saja yang membawanya".

Velicia lalu mengambil nampan dari tangan maid itu dan menaruhnya di meja kemudian menata gelas - gelas itu.

Sementara wanita  itu kembali dengan aneka camilan yang enak kemudian diletakkan di meja.

"Terima kasih aunty. Maaf sudah merepotkan mu"ujar Velicia.

"Tentu saja tidak Nona! Selamat menikmati" kata maid itu sambil tersenyum.

Ia lalu berjalan kembali ke belakang. Sementara Pirentz, Jose dan Bradley masih menatap tak percaya apa yang baru saja dilakukan Velicia. Mereka berpandangan satu sama lain dengan heran.

"Ayo diminum selagi hangat"kata Pirentz .

Mereka minum dan mengobrol ringan, sesekali Pirentz tersenyum pada Velicia.

Setelah minum teh, Pirentz membawa mereka untuk menunjukan kamar masing masing.

Para wanita Velicia, Nichole dan Nancy sepakat untuk tinggal satu kamar.

Sedangkan Pirentz, Jose dan Bradley  juga sekamar.

"Bersihkan diri kalian lalu turun untuk makan malam".

Ucap Pirentz lagi. Brady dan Jose tiba-tiba tertawa keras.

"Kau seperti kepala asrama".

Ejek Bradley.

"Mungkin besok-besok kau bisa membangun asrama untuk anak-anak kurang beruntung".

Tambah Jose yang langsung mendapat tinju ringan dari Pirentz. Dengan kesal Pirentz keluar meninggalkan mereka berdua.

Tak lama kemudian mereka berenam sudah berjejer rapi di meja makan dengan berbagai aneka hidangan lezat.

"Kau benar-benar tuan rumah yang peka dengan selera tamu".

Puji Jose namun dianggap lain oleh Pirentz yang langsung melotot padanya.

"Jangan berdebat di meja makan".

Giliran Nichole bersuara. Setelah itu mereka melanjutkan makan malam dengan berbagai topik pembicaraan.

Begitu selesai makan Pirentz berdiri dan bicara.

"Bersantailah, silahkan melakukan apapun yang kalian inginkan. Aku pinjam Velicia sebentar".

Ujar Pirentz sambil menarik tangan Velicia dan mengedipkan mata pada Jose.

"Tentu saja kawan! Aku tahu"timpal Jose.

Wajah Pirentz memerah. Bradley, Nichole dan Nancy memandang heran pada Jose.

"Kau bebas melakukan apa saja Rentz, ini rumahmu"ujar Bradley.

Pirentz berlalu tanpa menghiraukan ucapan Brady. Ia membawa Velicia ke taman kecil di belakang vila. Mereka duduk bersisian di bangku taman. Pirentz memandang Velicia.

"Aku minta maaf". Velicia terkejut.

"Untuk apa? ".

"Semalam".

Velicia mengerutkan kening tanda tak mengerti.

"Aku pernah punya seseorang di masa lalu. Itu 8 tahun lalu. Itu sudah aku lupakan karena menyakitkan. Dia meninggalkan ku dengan pria lain.  Tapi itu dulu. Karena kini aku memilikimu dan aku sudah bersamamu. Dan  sedikit pun tak pernah memikirkannya lagi. Apalagi menyebut namanya. Aku bahagia sekarang, lebih dari segalanya. Dan harus kau tahu hanya ada dirimu sekarang dan nanti. Aku mencintaimu dengan seluruh hidup dan matiku".

Ucap Pirentz panjang lebar.Kemudian mengecup punggung tangan Velicia.

Velicia menatapnya lalu mengulurkan tangan untuk membelai kedua rahang tegas Pirentz.

"Terima kasih Rentz. Aku percaya padamu. Aku milikmu sekarang dan nanti. Apapun itu mari berjuang bersama dengan cinta tulus kita".

Velicia mengecup bibir Pirentz singkat. Namun ketika hendak melepaskan ciuman itu Pirentz menahan tengkuknya dan memperdalam ciuman mereka.

Keduanya memejamkan mata menikmati rasa cinta yang menggebu - gebu sampai napas mereka tersengal dan akhirnya saling melepas tautan bibir mereka.

Velicia tersenyum merona lalu memeluk Pirentz erat dan menyembunyikan wajahnya di bahu kokoh kekasihnya.

Pirentz menarik napas dalam dalam untuk menghirup wangi tubuh gadis yang sangat dicintainya.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang