6

23.1K 2.4K 26
                                    

Ervin POV

Hari ini aku melangkahkan kakiku memasuki rumah keluarga Luna kembali. Sejujurnya aku merasa minder dan tidak pantas bersanding dengan Luna. Apalagi menjadi suami Luna serta menantu di keluarga ini. Lebih parahnya lagi, sampai 40 hari ke depan aku akan tinggal dengan Luna sekamar di rumah keluarganya yang besar, megah dan mewah dengan gaya Mediterania ini.

Sebagai laki laki yang lahir dengan gairah sex yang sangat sehat dan normal, aku tidak bisa menjamin bahwa diriku sanggup untuk tidak menyentuh istriku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebagai laki laki yang lahir dengan gairah sex yang sangat sehat dan normal, aku tidak bisa menjamin bahwa diriku sanggup untuk tidak menyentuh istriku. Kalopun aku menyentuhnya itu sudah halal, tapi karena sepucuk perjanjian bangsat yang aku tanda tangani dengannya itu menjadi hal yang haram di lakukan.

Sejak bertemu dan berkenalan dengan Luna, aku sudah merasakan hal yang berbeda dengannya. Aku sangat menyukai Luna yang sangat minim menggunakan make up, selalu tampil apa adanya. Tidak pernah memamerkan apa yang dia miliki. Bahkan sikap cuek dan tidak pedulinya padaku adalah hal yang sanggup aku kesampingkan selama aku mengenal Luna. Dan malam ini aku akan mulai sekamar dengannya. Dikamarnya. Aku berharap Tuhan memberiku cukup iman agar tidak membangkitkan napsuku pada isteriku sendiri.

Sejak Luna keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan pakaian santai tanpa make up, rasanya aku ingin menidurinya. Perasaan seperti ini baru sekali aku dapatkan di hidupku. Hanya padanya aku merasakan hasrat ini. Walau aku bukan perjaka dan aku sudah terjerumus ke lembah hitam, tapi seakan Tuhan begitu baik kepadaku dengan mengirimkan Luna sebagai malaikat penolongku. Sehingga bagiku, Luna adalah wanita terbaik, tercantik, sempurna dan persetan dengan usia kami yang selisih 6 tahun. Karena umur hanya soal angka bagiku.

Bayangkan saja sejak aku mengenal dirinya aku menjadi "perjaka" kembali yang hanya memuaskan diriku dikamar mandi sendiri sambil membayangkan Luna, sedangkan yang malam ini di hadapanku ada Luna dalam versi nyata, real, dan bisa disentuh bukan hanya di angan anganku sedang tampil santai menggenakan tank top dan hotpants.

"Vin, kamu enggak mandi dulu?" tanya Luna yang menyadarkan diriku dari membayangkan hal yang tidak tidak tentangnya.

"Mandi, Lun," kataku sambil beranjak ke kamar mandi kamar Luna. Dan untuk pertama kalinya aku melihat kamar mandi semewah ini dengan mata kepalaku sendiri bukan hanya gambar dari mbah google.

Sehingga aku harus menanyakan pada diriku sendiri, sebenarnya perempuan seperti apa yang aku nikahi ini, bahkan aku masih takjub dengan apa yang dimiliki Luna dan keluarganya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sehingga aku harus menanyakan pada diriku sendiri, sebenarnya perempuan seperti apa yang aku nikahi ini, bahkan aku masih takjub dengan apa yang dimiliki Luna dan keluarganya. Kamar mandi super mewah, rumah sebesar istana, uang yang tidak berseri mungkin karena Luna saja membayarku sebulan 50 juta dengan enteng tanpa berfikir panjang.

Aku berusaha menetralkan diriku di dalam kamar mandi. Aku berendam di bathtub dengan air dingin, agar dedek mau tidur kembali setelah tadi ia bangun karena melihat Luna keluar dari kamar mandi.

Setelah hampir satu jam aku keluar dari kamar mandi dan menemukan Luna sudah tewas di atas tempat tidurnya. Aku duduk di tepi tempat tidur, memandang Luna dalam keadaan Luna yang sebenar benarnya. Dan aku menemukan fakta bahwa Luna termasuk orang yang tidur dengan mulut sedikit terbuka plus bonus sungai yang mengalir lancar dari mulutnya. Aku tersenyum melihatnya, aku belai kepalanya.

Lun, aku janji sama kamu kalo aku akan berusaha menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab buat kamu.

Aku mencium kening Luna, dan tanpa sadar setitik air mata memutuskan untuk keluar dari kelopak mataku. Aku sudah berusaha menahannya sejak acara ijab qobul tadi pagi dan aku berhasil, namun malam ini aku tidak mau menahannya. Air mata atas rasa syukur aku telah memilikinya. Memiliki istri yang menerimaku apa adanya, walau aku menikahinya karena dia membayarku tapi aku tidak mau memikirkan itu. Tugasku adalah menjadi suami yang baik untuk Luna, dan untuknya aku akan berusaha memberikan kewajibanku walau Luna tidak memintanya.

Aku beranjak dari tepi ranjang, berjalan ke sisi sebelah ranjang yang kosong, aku baringkan tubuhku di sana. Dan aku memiringkan tubuhku menghadap Luna. Aku memeluknya. Aku sandarkan kepalaku di punggung Luna, karena Luna tidur dalam posisi miring ke kanan dan air mataku masih setia menemani malamku ketika aku mulai beranjak memejamkan mataku. Bersamanya aku merasa dunia begitu tentram dan damai, seakan aku tidak ingin bangun lagi jika ini hanya sebuah mimpi.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Terima kasih untuk kalian yang masih setia dengan kisah Luna dan Ervin ...

Silahkan klik vote , agar aku semakin semangat update pasangan beda usia ini. 😍😘

Sejujurnya aku nulis bab ini beneran menitikan air mata di beberapa bagian akhirnya ( Maaf kalo saya sereceh ini 😅)

Sekali lagi terima kasih untuk kalian semua 🤗

Suami Bayaran (END)Where stories live. Discover now