Malam hari ni Skala mengajak keluarga kecilnya untuk dinner diluar. Pria itu sudah membooking restoran mewah yang biasa ia dan Sayna kunjungi. Selain mewah, dekorasi restoran itu sangat elegan, apalagi makanan yang mampu memanjakan lidah.

"Semu-"

"Jelas saja tampan-an daddy" serobot Skala cepat yang tengah mengancingkan lengan kemejanya. Sontak saja hal tersebut langsung mendapatkan tatapan tajam dari anak-anak nya.

"Mommy ada etan" ucap Sakha julid.

"Kau bicara apa bocah kecil hmm"

"Aarrgghh,,, mommy tologgg" Sakha berlari kencang saat Skala mengejarnya. Bocah itu tertawa saat Skala berhasil menangkap dan menggelitikki perutnya.

"Ahahah daddy ampunnn"

Skala kembali menggelitikki perut Sakha hingga bocah laki-laki itu mengeluarkan air mata. Keduanya tengah asik dengan kegiatannya, hingga Sarga yang melihat ada kesempatan untuk bermanja dengan mommy, langsung mengulurkan tangan ingin di gendong.

"Aiss mommy,,"

Sayna mengais anaknya yang sangat manja itu, membuat Sarga tersenyum di gendongan mommy nya. Skala yang melihat itu, lantas saja memiliki ide untuk mengerjai anak keduanya.

"Hey junior" panggilnya pada Sakha yang sudah berhenti tertawa. Anak itu menatap daddy-nya dengan tampang polos.

"Yes daddy?"

"Mommy mu diambil" kompor Skala menunjuk Sarga yang masih bertengger nyaman di gendong istrinya. Lantas hal itu membuat Sakha mengikuti arah tunjuk Skala. "Ayo kita kerjai adikmu itu"

Sakha mengangguk cepat. Kedua pria beda usia itu merencanakan sesuatu untuk mengerjai Sarga yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Sakha berlari menghampiri Sayna, sedang Skala yang berjalan mengikutinya dari belakang.

"Mommy, Salga emam pelmen di kamal" adu Sakha kepada Sayna.

"Nda mommy, Salga nda makan pelmen nih iiiii" Sarga menunjukkan gigi kecilnya kepada Sayna, mencoba membuktikan bahwa ia tidak makan makanan yang sangat terlarang itu. "Abang belbohong"

"Benel mommy, coba tanya daddy. Ya kan daddy" ujar Sakha meminta pembelaan. Namun berbeda dengan rencana, Skala malah mengangkat bahu tidak tahu, dengan wajah menahan tawa.

"Iihhh daddy" Sakha memukul Skala sebal, membuat pria itu melepaskan tawanya kencang. Seru juga mengerjai anaknya yang sangat usil ini.

"Sakha gk baik nuduh orang kaya gitu" ucap Sayna tegas.

"Di suluh daddy mommy" adu Sakha, menunjuk Skala yang masih tertawa.

"Kaa"

Skala mencoba meredakan tawanya. "Oh ayolah sayang,, ini hanya bercanda" ujar pria itu cengengesan.

"Bercanda apa ngajarin anak gk bener kaya gitu"

Merasa nada suara Sayna yang berubah menyeramkan, Skala siaga satu. Pria itu mendekat kepada istrinya, mengecup punggung Sayna yang terekspos. "Hey,, jangan marah begitu,, aku hanya becandaa. Sudah yah, kita berangkat sekarang sayangkuu"

Muachhh

"Iiiii" Sayna mengelap air liur Skala yang menempel pada pipinya. Padahal sebenarnya wanita itu sudah salah tingkah sendiri dengan perlakuan suaminya. Semakin hari sikap pria itu bertambah romantis, yang berdampak pada kesehatan jantungnya karna selalu berdetak tak karuan.

"Uhhh gemasnya,,,, pipi sayangkuu memerah" goda Skala mencolek pipi Sayna yang membuat wanita itu tak bisa menutupi raut salah tingkahnya lagi.

"Kaa ih" Sayna memukul pelan dada Skala, membuat pria itu terkekeh memeluk istrinya. Sedang Sakha dan Sarga, kedua bocah itu menatap polos Kedua orangtuanya secara bergantian. Tak paham apa yang sedang daddy dan mommy nya lakukan.

Not Perfect Husband || END  Where stories live. Discover now