Reminiscence ~ Sookai ~

1.1K 110 10
                                    

Sejak kecil, Soobin selalu memiliki ketertarikan terhadap hal - hal yang indah dan cantik. Seperti: bunga - bunga cantik tanpa nama yang ibunya rawat dikebun belakang rumahnya, sebuah pensil cantik milik teman kecilnya disekolah yang Soobin bawa pulang dan Ia simpan dilaci meja belajarnya, sepasang tangan dengan jari - jari ramping yang menurut Soobin terlihat indah milik teman SMP nya dulu, Soobin seringkali terpaku memandangi jari jemari itu saat Ia tengah terlibat obrolan dengan temannya itu, juga gadis cantik yang merupakan murid pindahan saat Ia berada ditahun akhir sekolah dasar.

Meskipun sebagian dari hal - hal itu tidak bisa Ia miliki dan hanya mampu Ia ingat dan Ia simpan didalam memori dikepalanya. Namun memori yang tersimpan itu perlahan akan menjadi buram dan hilang seiring berjalannya waktu. Maka Soobin tidak lagi hanya menyimpannya dalam ingatan, Ia juga menangkap hal - hal itu dalam sebuah photograph.

Diulang tahun yang ke-17 Soobin membeli sebuah camera sederhana yang Ia beli dengan menyisihkan sedikit uang saku yang biasanya Ia pakai untuk membeli roti juga susu almond. Soobin mulai menggeluti hobi barunya, bahkan Ia mengikuti club photography disekolahnya agar Ia dapat belajar tata cara menangkap keindahan dari suatu objek.

Jika membicarakan tentang keindahan, Soobin memiliki sebuah ingatan, meskipun ingatan itu sedikit buram. Saat itu Ia berumur 13 tahun, ini pertama kalinya bagi Soobin menaiki sebuah kereta yang menjadi alat transportasinya kesekolah. Saat itu Ia pulang sedikit terlambat karena Ia terlewat turun beberapa stasiun dimana seharusnya Ia turun. Maka Ia pun turun sejauh 3 stasiun dari stasiun seharusnya, dan menaiki kereta lain yang menuju stasiun dimana Ia harus turun, kereta saat itu sepi karena sebagian anak - anak sekolah berada dikereta berlawanan arah dari kereta yang Soobin naiki sekarang saat jam pulang sekolah.

Soobin memilih sebuah kursi kosong dan duduk disana, lututnya terasa lemas karena dikereta sebelumnya ia tidak mendapat tempat duduk dikereta yang penuh sesak oleh penumpang. Tatapannya terpana menatap seorang anak lelaki yang duduk dikursi yang ada didepan Soobin. Anak lelaki itu memakai seragam elementary school dengan atasan sailor berwarna putih berdasi hitam juga celana pendek selutut berwarna hitam, kaos kaki hitam sebetis juga sepatu dan tas senada. Anak lelaki itu tengah tertidur dengan kepalanya bersandar pada tiang kereta dan sebuah tas hitam berada dipangkuannya. Soobin mengagumi keindahan yang terpancar dari anak lelaki yang terlihat lebih muda beberapa tahun darinya itu, kulit putih bersihnya, rambut hitam legamnya juga bibir semerah ceri. Soobin berharap Ia dapat merekamnya dalam ingatan setiap inci keindahan dari anak didepannya itu yang terlihat seperti objek yang keluar dari sebuah lukisan.

Beberapa hari setelahnya, setiap pulang sekolah soobin sengaja turun distasiun dimana Ia tersesat kemarin dan menaiki kereta dijalur dimana Ia bertemu anak lelaki itu, namun Soobin tidak pernah bertemu dengannya lagi. Soobin mengulanginya lagi beberapa kali hingga Ia menyerah untuk menemukan anak lelaki itu lagi.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Ingatan tentang anak itu dikepala Soobin menjadi buram, kini Soobin hanya teringat akan kulit putih bersihnya dan rambut hitamnya saja. Ia tidak dapat mengingat bagaimana wajah anak itu, seandainya saat itu Ia sudah memiliki sebuah camera, Soobin pasti akan menangkap sosok anak itu kedalam jepretan cameranya. Kejadian itu sudah berlalu 7 tahun lamanya, saat ini Soobin telah berumur 20 tahun, Ia telah menjadi mahasiswa tahun kedua.

Hanya berbekal dengan sedikit ingatan tentang anak itu, Soobin berharap bisa bertemu dengannya lagi suatu saat. Maka Ia akan mengabadikannya dalam sebuah jepretan camera.

Hueningkai ships ( Short Story )Where stories live. Discover now