02. RAIN ALKANYA MAHESWARI

22 3 9
                                    

Rain Alkanya Maheswari

"Seperti halnya tetesan air yang selalu mengalir hingga membawa kesejukan di setiap kehidupan."
~ Rain

01. Perpustakaan

Lima tumpukan buku tertata rapi di atas meja, disamping seorang gadis yang masih fokus pada penglihatannya. Detak jarum jam terus bergerak menandakan waktu terus berputar.

Pasalnya Gadis itu sudah tiga jam lalu berada di perpustakaan. Tiga jam itu dia gunakan untuk membaca tiga buah novel dan beberapa buku referensi bimbingan belajar. Bahkan saat petugas perpus mendatanginya untuk bertanya, dia hanya menjawab singkat dengan menundukkan kepalanya karena sangat fokus.

Gadis itu namanya Rain Alkanya Maheswari atau orang-orang menyebutnya Rain. Anak pemalu dari kelas 11 IPS 3. Eits jangan salah, setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Mungkin sifat pemalu Rain itu adalah kekurangan yang dimilikinya. Tapi, dibalik itu semua Rain merupakan anak terpintar yang mempunyai IQ diatas 140. Bisa di bilang Rain adalah anak jenius.

Rain berasal dari keluarga sederhana. Rain bersekolah di SMA Nusa sebab Rain mendapatkan beasiswa full karena kecerdasannya. Tapi kadang-kadang Rain di bully akibat kekurangan dan kelebihanya. Rain pernah di paksa untuk mengerjakan tugas 34 anak dalam waktu tiga hari.

Maka dari itu tidak heran jika Rain mempunyai teman dua atau tiga orang saja, Rain sadar akan posisi di sekolahnya saat ini. Dirinya hanya anak beasiswa, bukan anak orang kaya yang bebas melakukan ini itu dan suka memerintah orang lain dengan seenaknya sendiri.

Rain menutup buku terakhirnya. Rain senang, akhirnya dia bisa memecahkan rekor membacanya. Bukan untuk pamer, Rain hanya senang pencapaiannya hingga detik ini tidak sia-sia. Dirinya bisa produktiv dengan melakukan hal-hal yang cukup positiv. Seperti hal nya membaca.

"Rain, emang kelas kamu ngga masuk?" tanya bu Lailinda selaku petugas perpus. Membuat Rain mengalihkan pandangan ke samping kiri.

Rain tersenyum simpul. "Jamkos bu.. dengar-dengar tadi guru geo masih ada rapat mendadak, dan kemungkinan katanya sampai bel pulang bunyi."

Bu Lailinda mengangguk paham. Memang tadi ada pengumuman mendadak untuk guru-guru. Katanya sih, bakal ada seorang penting yang bakal datang ke sekolah ini. Dan mungkin karena itu beberapa guru senior meninggalkan siswa-siswi nya untuk rapat.

"Trus, kamu ngga di kasih tugas gitu?" tanyanya lagi masih dengan penasaran.

Rain menggelengkan kepalanya, pertanda tidak ada tugas yang diberikan oleh guru geonya. Tapi, Rain juga bingung. Tidak biasanya hal seperti ini terjadi. Dari kelas sepuluh sampai sekarang pasti setiap jamkos akan diberikan tugas. Secara SMA Nusa mempunyai visi 'meningkatkan siswa maupun siswi menjadi pribadi baik, berakal, bertanggung jawab, dan cerdas'.

Rain melihat jam yang ada di tangan kirinya. Tiba-tiba Rain membulatkan matanya, tidak percaya sudah empat jam dirinya di dalam perpustakaan. "Yaudah bu, saya ke kelas dulu ya. Udah mau jam dua, sepuluh menit lagi kayanya bel pulang bunyi."

Bu Lailinda langsung melihat jam dinding di ruangan itu. Benar saja bentar lagi bel pulang, "Iya nak udah mau jam dua, kamu hati-hati ya.. sering-sering juga main ke perpus. Biar ibu ada temannya."

"Hehe iya bu.." ucap Rain sedikit malu, kemudian melangkahkan kakinya untuk pergi dari perpustakaan.

••🐻••

02. Kelas

Hal pertama yang dilihat Rain saat masuk kelas adalah semuanya. Ada apa selama empat jam ini? Bagaimana bisa sebuah kelas menjadi seperti kapal pecah yang begitu sangat berantakan .Kursi terbelah menjadi dua, beberapa kaos kaki berserakan di lantai, dan yang paling tidak dimengerti Rain semua anak kelas tertidur tak beraturan di lantai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALGERINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang