Seketika Chu He menatap Xiao Jinli dengan tatapan tidak percaya. "Kau yang memasak ini semua?"

"Tentu saja. Cepat makan. Kita akan berkeliling kota hari ini."

Xiao Jinli menyuapkan daging ke dalam mulut Chu He. Dan Chu He yang sudah akan membuka mulut untuk berbicara segera mengurungkan niat dan mengunyah daging itu dengan penuh perasaan senang.

Setelah mereka menyelesaikan makan, Xiao Jinli segera merapikan rambut Chu He yangg masih berantakkan. Dia juga mengganti pakaian jelek Chu He dengan baju baru yang sempat dia beli ketika dia pergi ke pasar tadi pagi.

Baju berwarna putih dengan sedikit sentuhan bordiran burung bangau di jubah luarnya. Ketika Chu He memakainya, aura pria itu benar-benar berbeda dengan ketika dia memakai baju forensik kumal miliknya tadi. Xiao Jinli bahkan tidak bisa berkata apa-apa untuk menggambarkan sosoknya yang terlihat anggun. Tetapi dia cukup baik dalam menyembunyikan emosi.

'Lain kali aku harus sering membelikannya baju seperti ini. Apakah warna merah muda akan cocok dengannya?' dan isi pikiran Xiao Jinli semakin sembrono.

"Apakah ini tidak terlalu berlebihan? Apakah harga baju ini mahal? Dilihat dari kualitas kainnya psdti sangat mahal. Apakah aku perlu membayarnya kembali?" Chu He memutar lengannya dan mengibaskannya ke udara.

"Tidak perlu memikirkan harganya. Itu hadiah dariku, jadi kau tiadk perlu mebayarnya. Ayo, kita harus segera pergi. Jangan melewatkan kesempatan dan waktu yang baik."

Xiao Jinli segera menarik tangan Chu He dan mnautkan jari-jarinya di antara jari-jari Chu He. Akan tetapi sepertinya Chu He tidak memikirkan hal sepele itu terlalu dalam. Dia hanya mengikuti apa yang Xiao Jinli ingin dia lakukan. Chu He sama sekali tidak menolak.

Seharian Xiao Jinli menarik Chu He ke sana ke mari mengelilingi kota Wu. Awalnya ketika Xiao Jinli mengajaknya untuk mendatangi beberapa kios makanan ringan, Chu He mendadak muran dan agak sedikit ragu untuk membeli. Dia membuka kembali kantong uang miliknya dan menghitungnya. Dia tidak membawa uang yang banyak. Dan dia juga tidak tahu jika akan ada acara menikmati festival di kota Wu.

 Seakan melihat apa yang ada di dalam benak Chu He, Xiao Jinli segera mengeluarkan trik pendekatan yang lainnya kepada Chu He. 

"Hari ini aku yang mentraktir semua yang kau inginkan."

Dan hanya dengan kalimat itu, wajah muram Chu He segera kembali cerah dengan senyuman dan antusiasme yang membuat hangat hatii Xiao Jinli. 

Malam tiba, suasana kota Wu benar-benar terlihat lebih indah daripada ketika di siang hari. Lentera-lentera menghiasi hampir setiap sudut kota. Orang-orang berlalu lalang dengan suara tawa dan juga kegembiraan ada di mana-mana.

Xiao Jinli dan Chu He berdiri di pinggir danau. Mereka sudah bersiap untuk melepaskan lentera ke dalam air danau. Berharapn jika semua harapan mereka yang berada di dalam lentera dapat terwujud.

Dan ketika lentera sudah di lepaskan, Xiao Jinli kembali memperhatikan Chu He yang masih memejamkan mata dan berdoa. Dari samping, Chu He benar-benar terlihat sangan mempesona. Penampilannya benar-benar berubah dengan hanya berganti pakaian. Gaya rambut Chu He yang biasanya hanya akan di gulung ke atas, sangat berbeda dengan gayanya saat ini yang hanya terurai setengah. Xiao Jinli ketika merapikan rambut pria itu memang sengaja mengaturnya seperti itu.

Cahaya ribuan lentera di langt dan di permukaan danau semakin membuat penampilan Chu He sangat menawan. Dia seperti setengah dewa dan setengah dewi, anggun, mempesona dan terlihat sangat tangkas. 

'Apakah jika aku menambahkan jepit rambut di kepalanya, dia akan semakin terlihat cantik?' 

Dan Xiao Jinli kembali memikirkan hal-hal yang mungkin jika Chu He tahu, Xiao Jinli benar-benar akan di bunuh oleh Chu He.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

Dan terkejutlah Xiao Jinli dengan Chu He yang sudah membuka matanya dan menatapnya dengan heran. Xiao Jinli berusaha untuk kembali tenang.

"Aku hanya memikirkan apa yang akan kita makan setelah ini." Xiao Jinli dengan cepat menemukan alasan. "Apa yang ingin kau makan?"

Chu He yang sama sekali tidak menyadari gelagat Xiao Jinli, segera membuka mulut ketika mendengar makanan. "Aku ingin memakan mie yang ada di samping penginapan. Sejak kita datang, aku sudah tertarik dengan makanan itu. Terlihat tidak sederhana. Ayo!"

Dan kali ini Chu He yang menarik tangan Xiao Jinli. Bukan Xiao Jinli yang menarik Chu He. Karena seharian penuh, selalu Xiao Jinli yang menarik Chu He ke sana kemari hanya untuk menyenangkan pria itu. Akhirnya setelah seharian memeras otak untuk membuat seorang penggila makanan senang, di aberhasil mendapat tarikan pertama. 

******************

[BL] The General and His ForensicsWhere stories live. Discover now