0.1^

12.8K 846 5
                                        

Jangan lupa tekan bintang⭐

Hari Minggu pagi....

Seorang perempuan yang masih terlelap dibawah selimut tebal berbulu halus nannyaman samasekali tak terusik dengan adanya suara cuwitan sang burung dari luar jendelanya. Pancaran sinar matahari yang telah menerangi kamar pun tak juga gadis itu sadar, pasalnya penutup hitam yang menutup keseluruhan mata membuat pandanganya gelap sempurna.

Leonora Anastasya gadis itu melepas penutup mata, Posisi yang berhadapan dengan jendela membuatnya langsung melihat suasana di luar kamar, walaupun harus menyipitkan mata akan silauwan sinar sang surya.

Hawa dingin menusuk kulit seputih saljunya, sesaat selimut yang membalutnya tersingkap. Matahari memanglah telah muncul namun tidak membuat hawa di sekitarnya menghangat, mengingat sudah memasuki musim penghujan dan semalam hujan turun sangatlah deras disertai kilatan guntur menggemparkan langit membuat tidurnya sedikit terusik tak nyaman. Bahkan semalam Leonora baru bisa tidur ketika jam menunjukan pukul 1 dini hari.

Cerita singkat tentang Leonora Anastasya yaitu, gadis yang kini berusia 19 tahun tepat 1 bulan yang lalu. Dirinya tidak memiliki keluarga, dia hanya tingal seorang diri di sebuah rumah bertingkat dua namun sederhana. Dia telah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya sejak dirinya masih kecil yaitu umur 5 tahun. Selama 18 tahun Leonora di rawat oleh neneknya, namun neneknya terlebih dahulu terpanggil oleh tuhan 1 tahun yang lalu meninggalkan Leonora yang kini hidup sebatang kara.
Bahkan sanak keluarga yang lainya pun Leonora tidak tahu masih memilikinya atau tidak. yang dirinya tahu hanyalah bahwa, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat usianya baru menginjak 5 tahun dan yang membesarkanya adalah nenek Elizabeth.

Dirinya adalah seorang Mahasiswi semester kedua jurusan sastra. Selama satu tahun terakhir ini, Leonora harus bisa memenuhi kebutuhan harian nya dan juga perkuliahan, dengan itu dia melakukan sebuah pekerjaan part time di perpustakaan kecil yang berpusat di pinggir kota, walaupun terkadang tidak banyak di kunjungi orang karena faktor tempatnya yang di pinggiran itu. Namun dengan begitu pada akhirnya Leonora jadi memiliki pekerjaan lain atau yang sering ia sebut sebagai hobi kecilnya yaitu membuat novel sederhana.

Karena hari ini adalah hari Minggu, maka Leonora berangkat ke perpustakaan lebih pagi dari hari biasanya. Jika biasanya perpustakaan pada hari sabtu dan juga minggu di tutup namun tidak dengan perpustakaan ini.

"Push"

Mendengar panggilan tersebut seekor kucing berbulu putih dan halus sehalus kapas tiba-tiba sudah sampai di bawah kakinya dan mengusap-usapkan kepalanya pada ujung kaki telanjang Leonora dengan manja.

"Meong"

"Meong"

"Meong"

Leonora dibuat terkekeh dan gemas akan kelakuan manja kucing tersayangnya itu. Kucig putih gembul yang dia beri nama Mikie itu telah Leonora adopsi 2 bulan yang lalu, Namun lihatlah bahkan dia sudah semanja ini padanya.

"Apa kau lapar mikie ?"

"Meong"

"Baiklah sini ikuti aku, push, push, push."

"Meong"

Leonora melangkah menuju dapur dikuti mikie di belakangnya membuntuti Leonora dengan melompat-lompat bagaikan macan menerkam mangsa.

"Kau ini kucing mikie bukan katak"

Celetuk Leonora asal anehnya mikie langsung mernormalkan jalanya seperti biasa selayaknya kucing normal dengan ke empat kakinya. Yang membuat geleng-geleng kepala adalah justru hewan berbulu itu dengan angkuh mendahului majikanya yang hanya di buat melongo.

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐦𝐩𝐞𝐫𝐨𝐫'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫  Where stories live. Discover now