"Walaupun di kota ini besok ada perayaan, tetapi penginapan ini hanya satu pertiga dipenuhi oleh tamu, jadi ada kemungkinan masih ada lima atau enam kamar yang kosong." 

"Bagaimana kau bisa yakin jika masih ada lima atau enam kamar yang kosong?" Xiao Jinli pura-pura terlihat tertarik dengan pembicaraan Chu He.

"Tentu saja dengan melihat buku tamu dan nomor kamar yang tergantung di belakang meja penerima tamu tadi. Apakah kau tidak melihatnya?" Chu He menatap Xiao Jinli.

"Lalu?"

"Lalu?" Chu He engulang kalimat itu dengan bibir terkatup. Dahi Chu He berkedut dengan tanggapan akhir pria itu. "Sudahlah, aku tidak mau berbicara denganmu lagi. Aku lelah."

Mendengar kata lelah dari mulut Chu He, Xiao Jinli segera bangkit berdiri dan menghampirinya. Dia memijat bahu Chu He dan Chu He segera merasa aneh dan geli melihat tingkahnya.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Memijatmu. Bukankah katamu kau lelah."

Rahang Chu He serasa akan jatuh mendengar pria yang beberapa hari lalu masih berdebat sengit dengannya. Sebenarnya dia juga sudah merasa aneh semenjak malam mereka berbicara berdua setelah pesta pernikahan Chuchu dan Xiao Jinyu.

"Apa kau sama sekali tidak memiliki harga diri?" 

"Tentu saja aku punya."senyum cerah mengembang di bibir Xiao Jinli. Perkataan Chu He sama sekali tidak membuatnya marah.

"Kau..."

"Tuan, air panasnya sudah siap."

Sebelum Chu He bisa melanjutkan ucapannya, dia sudah di sela dengan kedatangan pelayang yang sedang membawa air untuk mengisi bak mandi. Xiao Jinli segera membuka pintu.

Setelah pelayan selesai mengisi air, Xiao Jinli segera menyuruh Chu He mandi. Sedangkan dia sendiri baru mandi ketika Chu He selesai membersihkan diri.

"Kita akan pergi setelah festival besok." Xiao Jinli berkata ketika mereka sedang makan malam di bawah.

Chu He yang baru saja mengabil daging di sumpitnya segera menjatuhkannya lagi. Dia menatap Chu He.

"Kenapa?"

Xiao Jinli menatapnya sambil masih mengunyah makanan di mulutnya. "Kita akan melihat festival. Dan Ah-He, anak buahku juga perlu bertemu dengan keluarga mereka."

Mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Xiao Jinli baru saja, membuat Chu He sedikit terkejut.

"Apakah anak buahmu ada yang berasal dari Kota Wu?"

"Ada. Bahkan di barak masih ada banyak orang dari kota di sekitar Qingzhou. Mereka sudah bertahun-tahun tidak mengunjungi rumah. Bukankah menurutmu sangat kasihan melihat mereka tidak bisa bersama keluarga mereka dalam waktu yang sangat lama." ucap Xiao Jinli dengan wajah yang terlihat seperti merasa iba dengan nasib para prajurit yang mengikutinya. Chu He pada akhirnya merasa tersentuh.

"Mereka terlihat sangat kasihan. Bisakah kita menambah satu hari lagi? Apakah itu akan menentang dekrit kaisar jika kita melakukannya?"

Sebuah senyum cerah muncul di bibir Xiao Jinli. "Tidak. Tentu saja tidak. Paman kekaisaran tidak akan merasa keberatan jika kita menambah satu hari lagi untuk berada di sini."

"Itu bagus. Biarkan mereka menikmati perayaan lentera dan bunga bersama dengan keluarga."

Mereka menyelesaikan makan dengan agak sedikit lambat. Dan akhirnya Xiao Jinli tahu salah satu hobi terbesar Chu He, makan.

Bahkan dia bisa menjelaskan hampir semua komposisi dari semua makanan yang mereka makan malam ini. Chu He juga menjelaskan bagaimana cara mereka dimasak. Bahkan ketepatan memasaknya, Chu He menebaknya dengan benar. Dia benar-benar seorang foodie yang luar biasa.

Xiao Jinli mencatat hal itu di dalam otaknya. Sepanjang mereka makan, Xiao Jinli seperti seorang bandit yang sedang mengamati buruannya. Chu He sangat menarik di matanya.

"Bagaimana cara kita untuk tidur sekarang." Keluh Chu He ketika dia dan Xiao Jinli masuk ke dalam kamar.

Chu He mengamati satu tempat tidur yang sebenarnya bisa diisi dengan dua orang. Bahkan ditambah satu orang masih cukup, akan tetapi akan sedikit berdesakan. Bukan itu yang ada di dalam kepalanya sekarang. Dia memiliki rahasia yang sulit dikatakan. Dan hanya keluarganya yang tahu tentang rahasia itu.

Chu He menatap Xiao Jinli. Dan Xiao Jinli menatapnya juga. Seakan paham apa yang ada di dalam kepala rumit Chu He, akhirnya Xiao Jinli berjalan ke arah lemari dan mengambil selimut cadangan.

"Aku tidur di bawah dan kau bisa tidur di atas." Xiao Jinli membentangkan selimut itu di dekat kaki Chu He.

Akan tetapi Chu He menahan selimut itu dan menariknya. Xiao Jinli juga sudah banyak membantunya. Bahkan pria itu juga sudah berusaha untuk tidak menyinggungnya. Jadi menurut Chu He agak tidak pantas jika dia membiarkan orang yang sudah membantunya dengan bersikap seperti itu.

Akhirnya dia membuat keputusan yang sangat berat.

"Tidak. Kau bisa tidur di sampingku. Bagaimana jika nanti kau masuk angin setelah tidur di lantai? Bukankah itu semakin membuat ku merasa buruk." Ucap Chu He sembari melipat kembali selimut itu dan mengembalikannya ke dalam lemari.

Di belakang Chu He, Xiao Jinli tersenyum dengan samar. Dia memang sudah memperkirakan hal ini sejak mereka memasuki kota Wu. Dan dia juga yang menyuap pemilik penginapan agar memberikan hanya satu kamar kepada mereka berdua.

Sebagai seorang jenderal selain menang dalam perang, dia juga ingin menang dalam hal mengejar seseorang kan. Jadi ini salah satu langkah pengejarannya.

Ketika Chu He jatuh tertidur segera setelah dia mencium bantal, Xiao Jinli yang awalnya tidur dengan punggung membelakangi Chu He akhirnya berbalik.

Wajahnya sangat dekat dengan pria itu. Xiao Jinli mengamati setiap inci lekukan wajahnya. Dia mengangkat tangan dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Chu He. Dan dengan nakal tangannya merambat dan mulai menyentuh bibir merah muda Chu He.

Dan di detik berikutnya dia sudah mencium bibir itu. Hal yang sudah dia bayangkan selama mereka menempuh perjalanan ini.

Xiao Jinli merasa sedikit tidak puas ketika hanya menciumnya dengan sentuhan lembut. Dia ingin pria ini benar-benar menjadi miliknya. Akan tetapi dia menahan diri. Dia harus sabar jika ingin menjatuhkan orang seperti Chu He.

Tangan Xiao Jinli terulur dan memeluk Chu He di dalam pelukannya. Sedikit licik membawa keuntungan untuknya. Dan dia juga harus memikirkan strategi untuk besok.

Xiao Jinli tertidur dengan Chu He di pelukannya. Membawa mimpi indah ke dalam malamnya yang sedikit kesepian.

*********

Eaaaaa......
Masih pelukan ye, sabar....

[BL] The General and His ForensicsWhere stories live. Discover now