BAB 7

362 63 16
                                    

7. Masa Lalu Masa Depan

Jongin ingat saat pertama kali menjalani operasi bedah plastik beberapa tahun yang lalu. Lelaki itu meninggalkan banyak bekas luka fisik dan juga batin.
Banyak orang yang memandangnya ingin tahu. Beberapa pencari berita pun berusaha menyorotnya dari balik ruangan entah apa yang akan ditulis mereka saat itu.
Hanya Sehun saja yang saat itu menatapnya masih seperti saat pertama kali mereka berkawan akrab. "Kau aman selama bersamaku. Jangan khawatir." Dia berkata dengan senyum ramahnya.

Dan waktu berlalu begitu cepat. Lelaki itu sekarang sudah menjadi suaminya. Memberikannya dua orang putra dan kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Mereka berdua sama-sama orang yang kesepian.  Sama-sama merindukan kebahagiaan di tengah carut marutnya kondisi keluarga mereka.
Jongin hidup dalam keadaan keluarga yang hidupnya pas-pasan. Dengan ayah tiri yang pemabuk dan suka menganiaya. Sementara Sehun, meskipun dia hidup dengan gelimang harta. Dia menyimpan dendam dan rasa bencinya terhadap sang ayah yang saat itu mencampakkan ibunya  sampai meninggal dunia.

Mereka sama-sama punya mimpi ingin punya keluarga yang lebih baik. Dan saat keduanya bertemu,ya akhirnya mereka memutuskan untuk bersama membangun kehidupan yang mereka mau. Toh, selama mereka bersama, tidak ada yang tidak mungkin.

"Ibu." Kata Taeoh, dia mengingatkan ibunya supaya tidak melamun. "Ada yang mau beli."

Taeoh menunjuk seorang wanita muda yang baru saja tiba di toko mereka. Dareum sedang istirahat makan siang, maka Jongin yang bertugas berjaga.
Wanita itu mengulum senyuman, terlihat seperti orang yang senang main drama muka dua di drama series yang sering Jongin tonton setiap sabtu malam.

"Hallo, Jongin." Wanita itu menyapa.

"Hallo."

Oh, itu Seulgi.
Harus Jongin akui, Seulgi yang sekarang sangat mengagumkan. Wajahnya tak hanya cantik. Tapi bias wajah elegannya terlihat jelas dan msmbuat orang akan bersikap sungkan tanpa diminta maupun dipaksa.
Dia wanita yang sangat cerdas, berpendidikan tinggi, dan punya banyak menantu material untuk membuat para calon mertuanya merasa bangga.

"Apa Sehun ada?" Tanyanya.

"Dia sudah berangkat jam 8 tadi. Ku pikir dia langsung menemui dirimu." Jongin menjawab tanpa mengurangi senyum ramah di wajahnya.

Seulgi melirik Taeoh yang terus-menerus menatap ke arahnya. Lalu berkomentar jika anak itu sangat mirip dengan Jongin tanpa ada wajah Sehun di sana.

"Apa dia benar-benar anak Sehun?"

"Tentu saja. Dia anak kedua kami." Kata Jongin, sedikit merasa tak suka dengan pertanyaan Seulgi.

"Oh, tidak..bukan begitu Jongin, maksudku banyak sekali kasus orang hamil dengan pria A dan meminta pria B untuk bertanggungjawab. Aku tidak membicarakan dirimu, di Amerika itu banyak sekali kasusnya. Nampaknya di Korea juga mulai ada, kan?"

"Entahlah. Aku tidak mau mengomentari hidup orang lain. Tapi ya, ku akui Taeoh memang sangat mirip denganku. Hanya sifat cerewetnya saja yang mirip Sehun." Jongin menyahut. "Tapi tentu kau ingat bukan? Pertama kali kita bertemu itu sudah cukup lama sekali dan—"

"Ibu."

Haowen memanggilnya. Dia datang dengan seragam sekolah, bersama Dareum yang menggandeng tangannya. Jongin dan Sehun sudah menganggap Dareum seperti adik mereka sendiri. Jadi wajar saja jika Dareum begitu dekat dengan anak-anak mereka.

"Haowen." Kata Jongin.

Seulgi melihat anak kecil yang sangat mirip dengan Sehun. Bahkan tak ada satupun dalam diri Jongin yang menurun di fisiknya. Name tag hangul bertuliskan Oh Haowen membuatnya sedikit berdehem salah tingkah.

NEVER ENOUGH (HUNKAI TRILOGI)Where stories live. Discover now