19. Sayap Pelindungmu

266 46 30
                                    


Sebagai seorang penulis, aku hanya minta apresiasi dengan vote atau comment, terima kasih 🙇.

Dan juga akhir-akhir ini aku kehilangan mood menulis, apa kalian bisa meninggalkan beberapa comment di chapter ini ? Aku menulisnya dengan penuh emosi hehe, terima kasih ya.




"Saat kau lemah dan tak berdaya, lihat diriku untukmu."

- The Overtunes



Waktu tepat menunjukkan pukul 4 sore. 2 orang itu akhirnya bertemu, Javier menatap Cewek di hadapannya kini dengan tatapan penuh kebencian, dibalas oleh dengusan kecil yang keluar dari Cewek itu.

"Apaan sih Jav, jangan liat aku kayak gitu, kayak mau ngajak gelut aja."kelakar Windy.

"Kamu yang mulai duluan ya !"pekik Javier.

Cowok itu menyisir rambutnya kebelakang dan berusaha mengontrol perasaan marah yang semakin memuncak. Sungguh kelakuan Windy bikin Dia ketar-katir, hidupnya enggak pernah tenang, akhir-akhir ini diganggu terus sama cewek itu.

"Maksud kamu apa kirim foto tadi ?"tanya Javier to the point.

Windy menyeringai, tangan kanannya meraih dagu Javier, mencoba untuk menundukkan kepala Javier supaya mata mereka sejajar.

"Nothing, i just want to warn you."

Perkataan Windy tadi membuat Javier merinding, mengapa Windy sekarang mirip karakter psikopat di film-film, dengan tindakan mereka yang impulsif, belum lagi perubahan sikap Windy yang tiba-tiba datang ke Surabaya, masa Javier bakal jadi korbannya Windy ?.

"Aku kan udah bilang, kamu punyaku, kamu harus jaga aku, kamu harus perhatian sama aku, sama kamu aku jadi lebih bahagia, dan itu enggak bisa aku rasakan waktu sama Eric."

Tangannya kini bergerak membelai pipi Javier, dan menangkup wajah Javier.

"Kalau kamu enggak nurut, i'll play along with her."

Sontak Javier mendorong bahu Windy menjauh, hidungnya mengernyit, beneran deh, kalau Windy bukan cewek, Javier enggak segan langsung melayangkan 1 atau 2 tinju ke wajah Windy.

"Jangan ganggu dia."

"Selama kamu nurut sama aku, aku enggak bakal ngapa-ngapain dia kok."

Bahu Javier merosot lega, setidaknya tidak ada pihak yang dirugikan sama Windy. Tapi enggak lama cewek itu tertawa.

"Tapi bohong hahaha."

Ini bukan awal April, meskipun Windy berniat untuk ngeprank Javier, tapi cowok itu malah merasakan ada sesuatu yang enggak beres telah terjadi. Ketawanya Windy sekarang kayak karakter drama Thailand yang berambut pendek. Kelakuan Windy tambah lama malah makin creepy.

"Udah ya, jangan cari aku sementara, tapi kalau aku cari kamu, kamu harus ada buat aku."tuntut cewek itu, sebelum pergi dari lobby FK yang hari ini cukup sepi, Ia celingak-celinguk melihat keadaan sekitar, dan meninggalkan kecupan singkat di bibir Javier.

"Bye." Cewek itu menjauh sambil melambaikan tangannya. Javier masih termangu gara-gara kecupan tadi, dan juga pikirannya langsung penuh akan sesuatu yang harus dilindunginya.




💊





Windy

"Photoshoot buat majalah mall jadi kan Ke ?"tanyaku pada manager, Keke namanya.

"Jadi Win, abis dari kampus sini langsung jalan aja ke pakuwon mall, make up artist udah ready, lu abis turun langsung aja ke studio biar cepet didandanin."ujar Keke.

478 (Set Me Free) | Lee Jeno (SEDANG REVISI)Where stories live. Discover now