Syuh.. Pil Kecil Pergilah!

Start from the beginning
                                    

Jadi, moving on itu bukan sebuah konsep yang bisa di gunakan untuk meninggalkan masalah di belakang. Jadi kalau ada yang tanya kenapa kemarin aku gak moving on aja, lihat Shella kayak gitu? Jawabannya, karena memang problem solving di antara aku dan Shella, belum final.

****

Aku memikirkan gimana cara terbaik untuk bersyukur atas apa yang sudah aku punya? Bersujud dan mengucap hamdallah itu mutlak. Tapi tindakan lainnya apa? gak bisa hanya hamdallah tapi aku gak ada effort apa – apa untuk menunjukan rasa syukur atas apa yang ku punya.

Alhamdulillah punya rumah, tapi gak pernah di sapu. Alhamdulillah punya mobil tapi gak pernah di service. Alhamdulillah di kasih nafas tapi gak mau hidup sehat.

Itu namanya gak grateful.

Aku harus lebih giat dalam menunjukan rasa syukurku, agar aku lebih sayang lagi sama keluargaku. Lebih gak mau nyakitin, gak mau kehilangan dan gak mau jauh.

Mungkin aku memang harus lebih menenggelamkan diri pada kegiatan keluargaku. Aku di kelilingi pria – pria dengan berbagai macam hobby di kantor ini. Jujur lingkungan kantor baruku ini, isinya lebih penuh dengan suami – suami masa kini, yang hobby menghabiskan weekend untuk hobby mereka.

Club road bike, Touring motor dengan CC besar, golf dan hobby lainnya. Ada yang membawa serta pasangan ada yang berangkat sendirian. Aku pun diajak untuk join di Touring motor, karena aku kebetulan memang punya X-max di rumah. Ada yang bergabung dengan club touring x-max ini, jalan santai katanya.

Aku sih gak main lah Harley, Royal Enfield gituan. Masih mikirin masa depan anak – anak main – main gituan. Beli X-max juga buat kalau lagi iseng pingin motoran berdua Shella sore – sore, pas anak – anak lagi sibuk numplek di rumah Indah atau Erni lagi bisa di panggil buat jaga anak – anak.

Tapi, aku gak tertarik ikut club. Kenapa? yah itu pilihan sih, yang tertarik yah silahkan. Tapi aku mikirnya kerja Senin sampai Jumat dan gak jarang lembur. Jadi weekend harusnya aku berkegiatan dengan istri dan anak – anak. Aku gak mau weekend aku dan Shella punya kegiatan masing – masing kalau gak terpaksa.

Ikut klub memang buat networking, tapi aku ingat pesan papi, hidup jangan di kendalikan cari materi melulu. Duit numpuk tapi anak istri jauh, gak ada kedekatan batin. Tetap rasanya miskin.

Jadi mungkin ini adalah salah satu cara bersyukur atas apa yang aku punya. Dengan memprioritaskan menghabiskan waktu bersama mereka. Walau kadang menyisihkan satu weekend untuk memenuhi ajakan mereka untuk bersepeda (touring luar kota aku masih menolak kalau gak bisa bawa istri dan anak – anak). Tapi aku selalu usahakan, agar weekend aku banyak terlibat dengan apa yang istri dan anak – anakku lakukan.

Shella memanggang kue, aku dan Olel berenang. Nanti kami jalan – jalan sekeluarga entah kemana. Atau bahkan bersih – bersih rumah juga aku terlibat. Intinya, bersama mereka. Bagi – bagi tugas, seperti aku dan Olel naik motor ke alfamart beli sesuatu (mengungsikan Olel tepatnya dari ngerusuhin bunda dan kakaknya beberes atau masak – masak) sementara Shella dan Cika di rumah mempersiapkan menu special weekend.

Dan belakangan mami juga agak rajin patroli mendadak ke Jakarta, dia memangkas jam praktiknya jadi cuman seminggu dua kali. Papi yang masih full. Mami sekarang lebih milih patroli di Jakarta kadang sampai nginap.

Gak apa – apa sih, malah enak aku bisa motoran agak jauh sama Shella. Jajan – jajan berdua kayak orang pacaran. Ah iya, pacaran. Gimana aku bisa lupa, kalau aku dan Shella itu gak pacaran, jadi harusnya setelah nikah aku pacaran sering – sering.

Kadang ngerasa culas, kalau ingat aku yang gak mau ada ART nginap di rumah. Makanya sekarang kadang aku minta Shella panggil Erni jaga anak – anak kalau hari minggu. Aku sama Shella nonton dulu berdua sebentar atau sekedar motoran berdua.

Her Real ValueWhere stories live. Discover now