🦋Weird=4🦋

18 15 4
                                    


"Lo nggak usah insyekur gitu! Semua cewek tuh cantik.Termasuk gue!"

-Ruminten-


Suasana di kantin semakin riuh tatkala warga kantin melihat dua pasang kekasih—eh, teman ini sedang berjalan masuk ke kantin.

Sebenarnya, apa yang mereka ributkan? Apakah karena Most wanted mereka yang bernama Arlanta ini? Sedari tadi itu yang dipikirkan cewek yang berjalan disamping Arlanta itu, siapa lagi kalau bukan Ruminten. Sambil berjalan dengan riang, ia tetap berpikir jika mereka mengidolakan Ruminten juga.

Ya ampun, gue nggak nyangka! Ternyata warga kantin tuh pada ngefans sama gue, batin Ruminten riang.

Tentu saja hal ini membangkitkan mood cewek yang tidak punya lesung pipit ini. Melihat sinyal-sinyal keanehan muncul, lantas cowok dengan tinggi 170 cm ini menoleh ke arah Ruminten. Ya iyalah, masa Arlanta nengok ke tembok? Kan mending nengok ke cewek cantik disampingnya itu.

Segera saja Arlan berhenti melangkah, tentu saja hal itu memancing rasa penasaran Ruminten.

"Lu ngapain nge-rem mendadak? Jangan-jangan lo mau boker ya? Atau lu lupa belum bayar utang ke Mbok Liin?" tanya Ruminten.

Pertanyaan itu mengundang tabokan keras dari Arlanta. "Ngadi-ngadi ye lu, udah lunas kali utang gue ke Mbok Liin. Harusnya tuh, gue yang nanya. Lu kenapa senyam-senyum dari tadi?"

Sontak saja Ruminten ber-ooh-ria.

"Lu tahu nggak sih, Ar? Ternyata banyak yang ngefans sama gue!" seru Ruminten dengan girang.

"Hah? Siapa?" tanya Arlan cengo.

Sambil menunjuk ke arah kantin ia berkata, "Lu nggak liat mereka semua pada mandangin gue dengan tatapan memuja gitu?" tanya Ruminten dengan gaya sok cool.

Langsung saja Arlanta mengikuti telunjuk Ruminten yang menuju ke arah anak-anak yang sedang duduk di kantin. Memang sih tatapan mereka menuju ke arah mereka, tapi, awas aja kalau ada cowok yang berani ngefans sama Ruet! Dia harus berhadapan sama Arlanta dulu.

Arlanta masih terdiam dan menatap ke arah warga kantin. Tentu saja, ketika warga kantin melihat idola mereka menatap ke arah mereka membuat mereka bersorak riang!

Bisikan demi bisikan pun mulai terdengar.

"Eh, anjir! Shinta, lu liat nggak itu Si Prince Charming gue ngeliatin gue nih! Wah gila sih, gue mimpi apaan kemarin malam?!" tanya cewek pertama dengan histeris.

"Ngadi-ngadi lu, itu My Husband ngeliatin guee ... bukan ngeliatin lu, ogeb!" cerocos cewek kedua sambil menopang dagu.

"Anjir, lu berdua tuh rabun kali ye? Jelas-jelas dia natapnya ke arah gue gini kok ..." gerutu cewek ketiga dengan pedenya.

Tentu saja ketika cewek ketiga berbicara, ucapannya mengundang tabokan yang keras melebihi sakitnya dilempar batu bata. Sepertinya cewek-cewek di SMA ini memang sekuat samson.

Melihat Arlanta yang bengong membuat Ruminten semakin yakin jika cowok itu pasti sependapat dengannya! Tentu saja membuat mood cewek ini menjadi meningkat drastis!

Satu menit ... dua menit ... tiga menit ... Arlanta masih hanyut dalam dunianya. Hal ini membuat beberapa gerutan hadir di wajahnya yang berbentuk oval itu.

Geram karena Si Curut satu itu nggak kunjung balik ke dunia nyata dan sadar membuat cewek ini semakin gemas saja.

"Ar! Lu kenapa sih? Terharu ya gue punya fans?" tanya Ruminten sambil menaikkan sebelah alisnya sambil menabok bahu Arlanta. Yap, bukan Ruminten jika tidak suka menabok orang lain dengan kekuatan maha dhasyat.

"E-eh? Hah? Apa Ruet? Lu ngomong apa barusan?" tanya Arlan masih setengah sadar.

"Etdah, oke gue ulangin tapi ada syaratnya!"

Kali ini giliran Arlanta yang menaikkan satu alisnya ke bawah—eh, ke atas maksudnya.

"Apa tuh syaratnya, wahai Ibu Ruet yang terhormat?" tanya Arlanta penasaran.

Ruminten tampak tersenyum senang karena sebentar lagi Arlanta masuk ke dalam jebakannya, "Gue mau ngulang perkataan gue kalau lu traktir gue makan siang ... ehm, beliin Nasi Fuyung Hainya Bang Jarjit aja deh," pinta Ruminten dengan nada memelas.

Oke, funfact soal most wanted ini adalah, dia paling nggak tahan ngelihat Ruminten—atau yang biasa dipanggil Ruet itu memasang wajah memelas. Dijamin 1000% permintaan itu bakal ditururin.

"Anjir! Ngapain sih lu pake pasang wajah memelas kek gitu?!" gerutu Arlanta dengan tangan diletakkan di pinggang. Tanpa disadari pose seperti itu malah menambah pesonanya di mata warga kantin!

"KHYAAA!" teriak beberapa siswi melihat siraman rohani yang hadir di depan kantin.

Teriakan yang mengalihkan perhatian kedua manusia yang tengah berbincang itu dan mereka sama-sama menatap dengan heran.

"Ada apa sih? Mereka nggak kuat ya liat wajah gue yang terlalu cantik ini?" tanya Ruminten sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Perhatian Arlanta teralihkan ke arah cewek disampingnya ini, "Entahlah ... gue juga bingung. Btw, ya udah hayu kita makan aja deh, Ruet."

Dia tampak mengelus perutnya yang aduhai itu, "Gue laper banget daritadi ... malah lu ajak ngerumpi disini njir," omel Arlanta.

Sambil cengengesan Ruminten menggenggam tangan Arlanta erat, "Ya udah ... hayuk kita ke kursi sebelah sana, nanti lo traktir gue ya Ar yang paling ganteng punyanya Ruminten yang cantik!" seru Ruminten sambil menyeret Arlanta mendekati kursi yang ia tunjuk tadi.

Arlanta hanya menganggukan kepala dan mengikuti langkah kaki Ruminten dalam diam. Diam sih, tapi matanya masih melihat ke sana dan kesini. Ia masih memantau apakah ada cowok lain yang curi-curi pandang ke Ruet.

Awas aja pokoknya, sampai gue ketemu tuh orang bakal abis dia sama gue! batin Arlanta dengan perasaan menggebu-gebu.

Saking asyiknya memantau keadaan, Arlanta tidak sadar jika Ruminten sudah berhenti melangkah. Iya, mereka sudah sampai di kursi yang dituju tadi. Hanya saja, karena tidak sadar sehingga ...

Bruagh!

"Anjim! Gue salah apa sih pake ditabrak segala?" tanya Ruminten setengah mengomel.

"Eh? Sorry, gue nggak sadar kita udah sampai ..." ujar Arlanta setengah memohon gaji—eh, maaf ke Ruminten.

"Okay, apologize accepted but you must go and buy some food for me now ... i am truly hungry now!" ujar Ruminten seperti orang-orang yang menjadi pengisi suara yang sering didengarkan waktu ujian listening.

Sebenarnya hanya sekedar ingin menyombongkan diri saja, berhubung habis ini mata pelajaran Pak Gio dimana mereka akan ujian speaking, jadi sekalian saja dia Latihan sekarang. Yap, mengikuti pepatah sambil menyelam minum air.

"Iya, bentar gue pergi dulu ... lo jangan kabur, ntar gue makan sendirian nggak asik, njir." Arlanta mengusap rambut Ruminten dengan lembut sebelum pergi menjauh darinya dan menuju ke tempat jualan Pak Jarjit.

Langsung saja Ruminten duduk manis dan menatap punggung itu menjauh. Terkadang ada hal yang membuat Ruminten heran.

Arlanta termasuk jenis mahluk yang cukup tampan, biasanya di novel-novel yang sering Ruminten baca, cowok ganteng maunya jalan sama cewek cantik dan memiliki body goals. Sedangkan Ruminten? Nggak masuk ke kriteria cewek cantik sama sekali. Hm, memang dasar Arlanta jenis mahluk aneh kali ya? batin Ruminten sambil menopang dagu.

Akhirnya, dia mengangkat kedua bahunya lalu menopang dagu menatap punggung Arlanta yang semakin menjauh darinya. 

"Apapun yang terjadi, gue harap kita bakal bersama terus."

🦋

Jumkat 1078

First Love  (TAMAT)Where stories live. Discover now