The Truth

26.9K 858 11
                                    

Lelaki itu berceloteh panjang lebar sembari membolak-balikkan foto-foto masa kecilnya bersama teman masa kecilnya, Wanita dihadapannya tertawa terbahak-bahak bersama dirinya. Dan setelah itu ia melanjutkan ceritanya lagi, tentang bagaimana mereka bertemu. Bagaimana mereka menghabiskan waktu liburan musim salju mereka bersama, belajar memanjat pohon bersama, bermain sepeda dan lain-lainnya. Wanita itu mengigit bibir bawahnya, ia sudah berkeringat padahal lelaki itu telah memakaikan meson pendingin. Ia tahu jika wanitanya itu tak bisa kepanasan sedikitpun.

"Christian" wanita itu mengigit bibirnya ragu, lelaki itu menatap Istrinya dengan pandangan ingin tahu. Ia bisa melihat jika wanita dihadapannya itu sedang menelan air liurnya sendiri yang membuat lelaki itu khawatir. Ia mendekat kearah wanita itu dan menyatukan jemari mereka, wanita itu mengembuskan nafasnya pelan. "Aku ingin mengatakan sesuatu" kata wanita itu akhirnya, membuat Christian tersenyum kecil.

"Katakan saja Melanie, aku ini suamimu sekarang. Jangan menutupi sesuatu dariku sayang" sayang, Melanie menelan air liurnya lagi. Ragu untuk mengungkapkan semua kebohongannya, ia menggelengkan kepalanya pelan. Tetapi jika ia merahasiakannya lebih lama, ia takut jika akan membuat lelaki dihadapannya itu meninggalkannya begitu saja nantinya.

"Jangan marah, janji?" tanyanya dengan suara kecil, Christian tertawa pelan sembari mengangguk beberapa kali. "Aku mempunyai kembaran" ucapan Melanie sukses membuat lelaki dihadapannya memperlihatkan wajah bingungnya dan menggerakan bibirnya, mengatakan Melanie jika ia harus melanjutkan perkataannya.

"Dia sudah tidak ada sejak bertepatan dengan umur kami 14 tahun, kau ingat? setahun setelah kami pindah dari Miami. ia mengatakan jika" ia berhenti, menutup kelopak matanya. Menghembuskan nafasnya berkali-kali,berharap jika keputusannya adalah benar. Ia bisa merasakan jika Christian tengah membelai pipinya,menenangkan wanitanya. "Jika ia mencintai pria yang juga aku cintai, aku awalnya tak perduli. Aku awalnya berfikir jika ia hanya bercanda, tetapi saat melihat adikku dengan lelaki itu seketika hatiku seolah-olah ditusuk dengan beribu jarum dengan sekali hentakan. Ketika ia pulang kerumah, aku murka. Aku mendorongnya sampai-sampai ia terjatuh kelantai, aku memakinya, mengatakan sesuatu yanh tak harus kukatakan dan seharusnya aku tak melakukan hal sefatal itu" Melanie mengigit bibirnya, melihat Christian tersenyum. Apakah ia tak menyadari sesuatu?

"Momku berteriak dari arah belakang, ia tak mencoba mendiamkan ataupun memelukku. Ia berlari kearah adikku yang sedari tadi terdiam kaku dilantai, momku berteriak memanggil dad yang berada dilantai 3 rumahku. Dadku menatap adikku dan tangan Momku yang penuh dengan darah,aku befikir. Aku mendorongnya terlalu keras, dadku menatapku tajam, berjalan kearahku. Tidak, ia tak memelukku. Ia hanya mengambil kunci mobil dan tergesa-gesa menggendong Adikku dan berjalan bersama Momku menuju kemobil, Aku mengikuti mereka. Mereka tak menganggapku Ada." Aku memaksakan senyuman saat mengingat bagaimana mereka mengacuhkanku, hingga sekarang.

"Adikku dinyatakan koma, selama tiga hari ia koma dan selama itu pula mereka mengacuhkanku. Menganggapku tak ada didunia,mereka mengatakan semua yang aku lakukan dihadapan keluarga besar kami. Tetapi mereka tak mengacuhkanku seperti mereka. Dan hari itu tiba, hari dimana adikku meninggalkan dunia. Dan itu hari dimana titik maksimalnya kesabaran Momku, ia mengatakan jika aku tak mengeri. Ia mengatakan jika.. jika aku tak pernah dewasa dan iaa.. ia begitu membenciku" Melanie meneguk air liurnya dengan susah dan menghapus airmatanya kasar.

"Aku baru tahu jika adikku mempunyai penyakit kanker otak, aku tidak tahu sama sekali tentang itu. Yang aku tahu dia adalah perebut segalanya, aku tahu aku egois. Aku kakaknya dan seharusnya aku mengalah, tetapi entahlah ia merebut semuanya dariku. Kasih sayang Momku maupun ayahku dan dirimu" Melanie bisa melihat jika Christian menatapnya dengan tatapan bingungnya, lelaki itu menaikkan satu alisnya membuat Melanie tersenyum kecut.

"Ia adalah Melanie-mu, aku hanyalah Melanie yang kau pinta nomor handphoneku. Aku hanyalah Melanie yang membalas pesanmu singkat dan mengacuhkanmu, bukan yang menannyakan jika kau sudah makan atau belum. Aku bukan yang menemanimu melakukan segala aktivitas saat kau liburan musim dingin, aku bukan yang mengajarimu bersepeda, aku bukan yang menunggumu dibawah saat dirimu memanjat pohon apple dirumah tetanggamu, aku tidak pernah ada. Aku hanya menatapmu dari kejauhan, karena aku tidak percaya diri untuk mendekatimu. Yang menemanimu adalah adikku, Harmony Melanie Stone bukan Melanie Stone"

Melanie mengigit bibirnya dengan kuat, ia bisa merasakan jika Christian menarik tangannya menjauhinya. Lelaki itu berdiri dari tempat duduknya, wanita itu menatap keatas--kewajah lelaki itu yang tanpa ekspresi. Ia menendang meja kecil yang berada dihadapannya, menjatukan dua buku dan foto-foto tadi. Membuat Melanie terkejut ditengah tangisnya,tanpa suara ia menjerit didalam hatinya.

Lelaki itu berjalan kearah tangga, meninggalkan Melanie yang terduduk sendiri ditengah isakannya. Semuanya sunyi,lelaki itu meninggalkannya sendirian. Dapat dipastikan jika esok pagi lelaki itu akan membisu dimeja makan, tak ada canda disetiap momen mereka. Tak akan ada tawa dari dirinya saat wanita itu terjatuh atau menannyakan sesuatu yang konyol,mengatakan hal yang ada didalam hatinya tanpa sengaja.

Ia menyadari, jika mulai detik ini. Tidak ada yang perduli dengannya, kedua orang tuanya membencinya dan sekarang? Lelaki yang telah ia cintai begitu lama meninggalkannya. Melanie menghapus air matanya lagi, ia berdiri dari tempat duduknya. Mengambil semua foto suaminya dan sang adik beberapa tahun silam, maafkan aku. Ia menyentuh permukaan wajah adiknya dengan kasar, ia menarik nafasnya mencoba menghentikan tangisnya.

Ia menghapus aiir matanya, dan tersenyum. Ia pantas mendapatkan semua kebencian ini, ia pantas.

---------

Hollllaaaa that's my new fanfiction, ini cuma 4 atau lebihlah aku juga belum tahu. Next? Berilah komentar.;;)

I'm Not HER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang