Chapter 17

189 30 1
                                    

Sekitar pukul 20:00 WITA, perjalanan selesai. Kupinta supir mengantar dua penumpang wanita itu lebih dulu. Lalu mengantarku ke rumah kepala desa.

Saat berada di rumah kepala desa, kupinta Son dan Waode mengurus pembayaran kepada supir rental itu. Sementara aku harus segera pergi ke pabrik Engkoh Ayung. Mobil milik kepala desa sudah stanbai bersama supirnya. Kepala desa cukup perhatian.

Berdasarkan informasi dari Waode yang diberitahukan oleh Inggrit bahwa Meisarah sedang lembur di pos. Aku ingin orang pertama kali yang kutemui adalah bintang hatiku.

Mobil berhenti tepat di depan pabrik Engkoh Ayung. Di sebelah pabrik, ada pos di mana biasanya para gadis bekerja.

Saat aku turun dari mobil, bersamaan itu pula Meisarah keluar dari pos.

"Meisarah?" panggilku. Dia tercekat akan kedatanganku. Wajahnya tampak syok. Wajarlah, dia syok. Pangerannya secara tiba-tiba datang di hadapannya. Tetapi aku tahu hatinya pasti senang.

"Meisarah, apa kabar?" Dia diam. Sontak semua gadis histeris melihatku. Para gadis itu bersorak bahagia atas kedatanganku.

"Meisarah?" panggilku lagi tapi dia keluar dari pos tanpa menghiraukanku.

"Meisarah, aku datang."

Dia berhenti.

"Meisarah, benarkah kau dijodohkan? Dengan siapa? Apa kau mencintainya?"

Dia diam. Lalu pergi tanpa menoleh.

Aku menghela napas. Sabar.

***

Kepala desa mencarikan rumah sederhana di desa Periangan. Jadilah aku tinggal di sebuah rumah dinas yang lama tanpa penghuninya. Sebelumnya, kukabarkan kepada Pak Kades, kalau aku akan datang. Rupanya, dia sudah menyiapkan rumah dinas dengan segala perabot yang dibutuhkan.

"Jadi kalian siap jadi asistenku selama di sini?" kataku sembari menyilangkan kaki di sofa. Meski tidak seempuk sofa di rumah, tapi lumayanlah.

"Siap Kapt!"

Son dan Waode yang mengikutiku pergi ke Periangan entah sengaja atau cuma pura-pura karena ingin bertemu dengan Sania dan Inggrit, apapun itu setidaknya aku tak perlu membayar mereka dengan janji promosi jabatan.

"Okay. Mulai besok, kalian harus selalu laporan tentang Meisarah!"

"Siap, Kapt."

"Terutama soal perjodohan itu."

Di Antara Takdir dan TabirWhere stories live. Discover now