39 | Hukuman Nikmat

Mulai dari awal
                                    

"Mulutnya, The," tegur Keifani.

Theana mengerlingkan matanya. "Lo cemburu, kan?"

"Hah?"

"Alah, bilang aja lo cemburu. Lo pasti membayangkan suami lo lagi mantap-mantap sama nenek gayung." Theana mencolek dagunya.

Keifani menghindar. "Dasar gila!" Dia bangkit dari duduknya. "Gue balik deh, nggak ada faedahnya gue cerita sama lo!"

Brak...

***

"Saya sudah transfer ke rekening kamu, Sayang."

"Makasih, Om Andrean."

Bella tersenyum puas begitu melihat nominal yang dikirimkan Andrean padanya, tas Hermes yang ditawarkan temannya akan segera menjadi miliknya. Ah, rasanya tak sabar untuk memiliki tas itu, tas yang sudah diincarnya sejak bulan lalu. Tas itu incaran para teman modelnya dengan edisi terbatas karena hanya diproduksi sepuluh buah saja di dunia, dan Bella tentu akan menjadi salah satu pemilik tas itu.

"Ah, nggak sabar tas itu dikirim," gumamnya setelah berhasil melakukan transaksi pembayaran secara lunas, bisa dibayangkan berapa banyak bayaran dari Andrean untuknya.

Setelah hampir seminggu putus dari Darius, dia semakin merasa bebas. Tidak ada lagi yang merecokinya dengan kabar, rengekan, dan perhatian.

Hatinya pun terasa lega.

Tidak ada rasa bersalah ataupun menyesal dalam kamusnya, sama sekali. Dia membuang Darius yang harusnya sudah dia lakukan sejak lama, Darius memang lelaki yang terbaik tetapi Bella tidak ingin punya masa depan dengan lelaki itu.

Bella tidak ingin terikat pernikahan atau terikat komitmen pada siapapun itu, dia hanya ingin menjalankan hidupnya seperti ini selamanya, dan dia menikmatinya.

"Jadi, kapan Om Andrean ke Jakarta lagi?"

Lelaki paruh baya berkulit sawo matang itu tersenyum lebar. "Bulan depan saya mau ke Ternate ada urusan di sana, kamu mau ikut?"

Bella yang masih memakai bathrobe berjalan mantap lalu dengan cepat duduk di pangkuan Andrean. "Boleh, aku belum pernah ke Ternate. Om bisa hubungi Tiana atau langsung telepon aku aja."

Andrean mengelus lembut pinggang dengan kedua tangannya. "Oke, nanti Om kabarin lagi ya."

Bella mengangguk malu-malu, kedua tangannya sontak melingkar di leher Andrean membawanya mendekat. "Aku pasti kangen deh sama Om," katanya dengan suara mendesah manja.

Andrean mengecup bibir tebal menggoda milik Bella. "Om juga bakal kangen nih sama kamu." Tangan tua itu mulai naik ke punggung Bella terus ke belakang leher seraya mengelusnya, kini berpindah pada bahu turun sampai melewati dada hingga sampai ke talinya lalu dengan gerakan sensual melepaskannya.

Bella memasang senyum menggoda, membiarkan tangan tua Andrean mengelus tubuhnya.

Sampai suara dering ponsel membuat Andrean mengumpat lirih, mengambil ponselnya di atas meja tepat di belakang Bella. Dia melihat nama dilayar datar, sontak menatap Bella. "Istri saya telepon, kamu jangan bersuara."

Bella mengangguk pelan.

"Ya, Ma. Pesawat Papa landing di bandara jam 17.05, iya, Papa masih di hotel, lagi packing nih." Bella sengaja bergerak pelan membuat rintihan kecil lolos dari bibir Andrean.

"Ah, ya, Ma. Nggak pa-pa, perut Papa sakit, Ma. Iya iya, nggak makan pedas lagi kok. Ya, Ma. Sampai jumpa, love you too."

Klik...

Andren melempar ponsel seharga puluhan jutanya ke meja di depannya tanpa mengalihkan perhatiannya pada Bella yang terkikik geli.

"Kamu sengaja kan, Sayang?" tanyanya serak, tatapan matanya diliputi gairah yang membara.

Bella mengelus dada bidang Andren, jangan salah meski usianya hampir kepala enam. Tubuh Andrean tinggi tegap dan berotot, hasil rajin olahraga rutin di tempat Gym. "Sengaja apa?" Dia memasang tampang pura-pura polos.

Andrean menyeringai. "Kamu harus dihukum, Sayang." Lalu lelaki tua itu mengangkat tubuh Bella dalam gendongannya menuju ranjang.

"Terus kapan packingnya, Om?" tanya Bella mengigit bibirnya bawahnya sengaja.

Andrean menggeram. "Setelah saya hukum kamu."

***

BERSAMBUNG

Sibel memang ratunya penggoda ya wkwk ampunnnn, beruntung mas uus bisa segera sadar


Nah, tak lupa saya ingatkan untuk selalu vote dan komen sebanyak2nya ya 🙏

See you next part

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang