Part. 01

233 124 111
                                    

Happy reading



"Dan mungkin di waktu yang tepat, kita akan kembali di pertemukan"
-Adinata Caesar Erlino-

•••

06:20

Pagi itu suara deruman motor terdengar lagi di SMA Taruna, membuat siswa yang sedari tadi lalu-lalang berhenti dan menatap mereka satu persatu. Pujian datang silih berganti sudah biasa menurut mereka, dari awal mereka memegang jabatan sebagai anggota osis sampai sekarang pun masih tetap ada yang memuji mereka, apalagi Anak kelas 11 banyak sekali yang mengidolakan mereka, tapi menurut mereka itu biasa aja.

"Masuk. Dipanggil Pak Yanto," titah Adinata.

Nah ini Adinata Caesar Erlino
Menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Taruna. Cowo yang dikenal dengan ketampanannya, dan sifat cuek, pintar, baik, manis tapi galak, dingin tapi perhatian, dan sangat tertutup soal hati.

"Duluan aja gue mau pipis dulu udah di ujung," ucap Izan turun dari motornya dan berlari kearah Wc.

Nah ini Firzan Yusuf Pratama
Menjabat sebagai Anggota osis di SMA Taruna. Cowo yang dikenal sebagai cowo playboy, tengil, bobrok, tapi dewasa ketampanannya di atas rata-rata.

"Pak Yanto manggil? Buat apa?" tanya Erino sambil menaruh helm full face nya di atas motor lalu berjalan mendekati Adinata.

Nah ini Erino Saputra
Menjabat sebagai Wakil Ketua osis di SMA Taruna. Cowo yang dikenal dewasa, pintar, bisa menghargai cewek, cuek, galak tapi baik. Kalau soal ketampanan dia 11,12 sama Adinata.

"Ayo," ajak Rizki kepada 6 teman nya.

Nah ini Rizki Anggara
Menjabat sebagai bendahara osis di SMA Taruna. Cowo yang dikenal dingin, cuek tapi peka, menghargai cewek, keras kepala, manis, paling penurut, tampan tapi datar dan paling cerdas soal teka teki.

"Eh nanti dulu," sahut Dimas.

Nah ini Dimas Putra Sutono
Menjabat Sebagai Anggota osis di SMA Taruna. Cowo yang dikenal cerewet, playboy, manis, muka standar tapi tetap ganteng, penurut, penyayang, bobrok, bisa di bilang bobrok nya 11, 12 sama Izan.

"Tungguin yang lain aja dulu biar sama- sama," sahut Farhan.

Nah Ini Farhan Yudha Wardhana
Menjabat sebagai Sekretaris osis di SMA Taruna. Cowo yang dikenal, jujur, manis, cool, bertanggung jawab, suka jailin orang, bobrok juga sama kaya Izan.

Dimas mengangguk menyetujui ucapan Farhan.

"Eh btw  Nat kok lo bisa tau si kita di panggil Pak Yanto?" tanya Farhan.

"Tadi Pak Yanto nelfon gue," ucap Adinata.

"Ouhhh...." ucap Farhan mangut mangut.

"Udah ayo gays," ajak Izan.

"Lo lama tau nggak. Udah lumutan kita nunggu disini," ketus dimas.

"Lumutan, lumutan, palamu lumutan," ejek Izan.

"Eh yaudah. Pak Yanto udh nunggu kita," ujar Farhan.

Mereka berenam kini sedang berjalan menuju ruangan Pak Yanto. Sesampainya di ruangan Pak Yanto mereka mengetuk pintu dan di sambut oleh guru-guru.

Tok.. tok

"Selamat pagi Pak, Buk," sapa Adinata di susul Erino, Rizki, Izan, Dimas, dan Farhan.

"Selamat pagi," ucap guru-guru dengan bersamaan.

"Ohiya. Silahkan masuk Nak," ucap Bu Sarimi mempersilahkan Adinata dan teman temannya untuk masuk.

"Maaf Pak. Tadi manggil saya dan teman-teman saya kenapa ya Pak?" tanya Adinata menoleh pada Pak Yanto.

"Oke. Saya langsung to the point. Jadi Adinata beserta kalian yang ada disini. Saya mau minta tolong ke kalian buat awasin semua murid yang terlambat, murid baru, dan awasin kelas-kelas yang tidak ada gurunya. Karena saya dan guru-guru lain mau rapat di ruang pertemuan selama 4 jam. Jadi saya mohon kerja sama kalian ya," ujar Pak Yanto panjang lebar.

"Baik Pak," ucap Erino.

"Baik Pak, tanggung jawab kita sampai 4 jam saja kan Pak?" tanya Rizki.

"Iya, kalian cuman sampai 4 jam saja. Ibu minta tolong ya. Karena disini yang bisa ibu dan Bapak percaya hanya kalian," sahut Bu sarimi.

"Oke, kalau gitu kita bisa keluar sekarang Pak, Buk?" tanya Adinata di angguki teman temannya.

"Silakan," ucap Pak yanto.

"Permisi Pak, Buk," pamit mereka kompak.

••••

Dua orang gadis cantik menuruni satu persatu tangga di rumahnya. Mereka tersenyum ceria dengan mengenakan seragam sekolah yang sudah lengkap. Hari ini adalah hari pertama keduanya bersekolah di SMA Taruna.

Nah ini Anara Clayrs Graceva
Gadis dengan nama panggilan Nara/Ana. Anara juga Memiliki sifat baik, judes, keras kepala, pintar, cantik tapi cuek.

Nah ini Anella Tari Triantika
Gadis yang kerap di sapa Nella atau Ell adalah sepupu Anara dari Jakarta. Terkenal sangat ramah, bawel, cerewet, tapi dia paling dewasa dari Anara meskipun umur mereka tidak beda jauh.

"Selamat pagi Non," sapa Bi Inah.

Bi Inah adalah pembantu di rumah Anara.

"Selamat pagi bi," jawab mereka bersamaan.

"Makan dulu Non," ucap Bi Inah sambil menyodorkan piring makan ke arah Anara dan Anella.

"Bi gimana? Nyaman kan disini?" tanya Anara sambil mengambil piring yang di sodorkan Bi Inah.

"Kalau di bilang nyaman si nyaman Non. tempat nya juga bagus," balas Bi Inah tersenyum.

Sebenarnya mereka baru saja pindah ke Bandung setelah 7 tahun di Jakarta. Dan Bi Inah pun sudah 6 tahun bekerja di rumah Anara. Oh iya Orang tua Anara dan Anella masih di Jakarta untuk mengurus surat kepindahan ke Bandung. Jadi untuk sementara mereka berempat bersama mang Dudung tinggal di rumah Anara terlebih dahulu. Sampai orang tua Anara dan Anella kembali ke Bandung.

"Ohiya Bi, kita mau berangkat pakai angkot aja," sahut Anella di angguki Anara.

"Kenapa enggak pakai motor atau mobil aja Non, atau nggak suruh anterin mang Dudung," ucap bi Inah.

"Pengen rasain naik angkot aja. Gapapa ya Bi?" Anella menatap Bi Inah penuh harap.

"Yaudah Non, Terserah Non aja. Tapi kalau ketahuan sama bokapnya non saya nggak tanggung jawab," ujar Bi inah di sertai kekehan kecil.

Anara dan Anella melototkan matanya ke arah Bi inah. Lalu berucap kompak "Makanya jangan kasih tau Bii!!"

Di angguki oleh Bi Inah, niat bi Inah menjaili mereka saja tapi kok di bawa serius.

Memang mereka selalu serius bawaan nya -
Batin Bi Inah

Anella melirik jam tangan yang di kenakan nya, "Omoo!! Kita bakal telat, cepetan."

"Eh, yaudah bi kita berangkat dulu," pamit Anara.

"Siap. Hati-hati Non," teriak Bi Inah ketika melihat dua orang gadis itu sedang berlari ke arah gerbang.

"Mang Dudung bukain gerbang," teriak Anella.

"Siap Non."

"Non mau di anter?" tanya mang Dudung.

"Nggak usah mang, naik angkot. Pulang juga nggak usah di jemput, oke!" tegas Anara.

Mang Dudung hanya mengangguk lalu berucap. "Hati-hati Non."

•••

-part ini masih acak acakan
Besok-besok akan saya perbaiki-

-Veliarsyad
-24-agustus-2021

ADINARA (Revisi)Where stories live. Discover now