✿ [Bintang Kehidupan] = 1 ✿

81 28 2
                                    

"Hidup itu satu macam saja, kalau banyak macam ntar lo sendiri yang pusing"

-Ruminten-

Ruminten tampak masih molor di tempat tidurnya. Ia masih asik bermain di alam mimpi, lihat saja bibirnya yang bergerak seolah lagi makan sesuatu, apa ya kira-kira? Hamburger? Bisa jadi sih, karena ia termasuk monster hamburger!

Jika matanya menangkap ada penjual Hamburger maka dapat dipastikan ia sudah nangkring di sana plus memesan porsi jumbo. Cewek dengan tinggi badan 156 cm ini mempunyai prinsip, "Kalau hatimu sedang gundah gulana, maka makan adalah solusi terbaik! Apalagi makan hamburger, dapat dipastikan moodmu jadi 100x lebih baik."

Ruminten termasuk spesies langka, atau bisa dibilang mempunyai telinga yang budeg.

Bagaimana tidak? Alarm di ponsel sudah ia setel dari jam 05.00, 05.10, 05.15, 06.00 pagi tapi tetap saja tidak manjur untuk membangunkannya.

Memang hanya satu cara yang ampuh membangunkan anak ini ...

"Ruminten! Sahurr! Sahur!" teriak wanita paruh baya ini sambil menggedor pintu kamar Ruminten.

Bisa dibayangkan gedorannya kayak gimana? Bayangkan saja lagi memukul tong kosong yang nyaring bunyinya, sekeras dan senyaring itu bunyinya.

Gedoran yang memiliki efek samping membuat aliran darah mengalir lebih kencang ke jantung dan ke organ mana saja, selain itu jantung pendengarnya menjadi berdetak lebih kencang sampai mau copot saja rasanya.

Pada gedoran yang ketiga, kelopak matanya yang lentik itu akhirnya terbuka.

"Astaga anak gadis bangun jam segini! Bangun cepetan! Udah jam 08.00 pagi ini!" teriaknya dengan keras, bahkan bisa melebih kerasnya bunyi toa.

Begitu mendengar jika waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, langsung saja dia loncat dari kasurnya.

"Apa?! Sudah jam 08.00 pagi, Ma?!" Ruminten terkejut dan mengucek matanya supaya bisa melihat lebih jelas. "Loh, Mamaaa ... ini masih jam 07.00 pagi," rengek Ruminten karena pagi-pagi gini jantungnya sudah dibuat disko.

"Lah, salah siapa suka molor terus? Itu alarm berisik banget dari jam 05.00 tapi yang denger malah mama. Udah di samping telinga persis juga, masih aja nggak bangun," omel wanita paruh baya yang dipanggil mama oleh Ruminten ini panjang kali lebar kali tinggi.

Cewek dengan rambut pendek sebahu ini memasang wajah cemberut menatap Mamanya.

Dia hanya bisa diam, kalau dia nyahut lagi nanti alamat dia kena semprotan siraman rohani lebih panjang lagi! Bisa-bisa telinganya panas atau kepalanya panas duluan sebelum waktunya.

Padahal kan biasanya kepala Ruminten panas kalau dengerin Bu guru jelasin pelajaran.

"Ya sudah, mandi sana! Ntar beneran telat terus nangis-nangis," ujar Sang Mama sambil melangkah keluar dan membiarkan pintu terbuka.

"Ish! Pintunya nggak ditutup, nyebelin ih Mama," gerutu Ruminten.

Ia paling tidak suka jika pintunya nggak ditutup lagi, kalau tuan Nyamuk masuk gimana? Kan tuan nyamuk paling suka gigitin kulit Ruminten, terus malah ngisap darah! Udah kayak titisannya om drakula aja dah. Abisnya, kulit Ruminten kan sensitif kayak kulit bayi baru lahir.

Ruminten juga nggak kalah imut sih sama bayi yang baru lahir, jadi banyak yang gemes suka nyubitin pipi Ruminten yang gembul itu. Oh iya, balik lagi ke kulit yang sensitif, abis digigitin nyamuk bisa-bisa kulitnya jadi memerah dan gatal-gatal.

Ruminten memang spesies yang unik. Biasanya orang tuh alergi sama makanan kayak udang, kepiting, nah kayak gitu kan wajar. Kalau Ruminten alerginya sama perhiasan! Jadi, dia nggak pernah pakai anting, kalung, cincin gitu. Kalau berani dia pake, paling lama cuma bertahan 30 menit.

First Love  (TAMAT)Where stories live. Discover now