37. Persidangan |2|

Start from the beginning
                                    

Shella yang melihatnya langsung memeluk suaminya tidak kuat untuk melihat semua barang-barang yang digunakan Abian untuk menyakiti anaknya.

"Tenang sayang. Tenang..."

Saka celingak-celinguk mencari seseorang, pasalnya tadi dia melihat Zwiena keluar dari dalam mobil, tapi ko sampai sekarang wanita itu belum sampai di ruangan ini? Apa dia salah masuk ruangan karena matanya ditutupi kain hitam? Ah sepertinya tidak mungkin.

Jaksa kembali menaruh barang bukti tersebut. Semua barang bukti dinyatakan benar Abian melakukan kekerasan pada Zwiena dengan DNA-nya yang cocok pada sidik jari di barang-barang tersebut.

"Barang bukti dinyatakan benar terdakwa melakukan kekerasan pada korban, dan ini hasil tes DNA sidik jari yang tertinggal disana."

Jaksa itu mengasih amplop coklat pada Hakim ketua untuk mengecek semua hasil DNA.

Pengacara Abian berdiri untuk membela Abian. "Barang itu di palsukan. Abian dipaksa untuk memegang barang itu saat kliennya datang ke sekolah." Bela pengacara Abian.

Saka yang mendengarkan langsung naik pitam, dirinya sudah siap untuk berteriak namun ditahan oleh Alex.

"Tahan. Serahkan semuanya pada hakim."

Saka kembali duduk dengan emosi yang berkalut padanya.

"Bisa-bisanya dia bilang kayak gitu. Jelas-jelas salah, masih aja ngelak." Kesalnya ngomong sendiri.

Jaksa tersenyum pada pengacara Abian. Dia mengambil sebuah flashdisk berisikan rekaman cctv sekolah Lavender's.

"Anda bilang terdakwa A.A di jebak klien?"

"Iya saya sangat yakin."

"Kapan hal itu terjadi? Tepatnya tanggal berapa, dan jam berapa klien terdakwa datang?" Tanya Jaksa.

Skakmat. Pengacara Abian tidak bisa menjawabnya, dia langsung membungkukkan badannya dan duduk kembali. Abian yang melihat itu menggelutukkan giginya kesal dengan pengacaranya yang tidak becus.

Tingkah kesal Abian ditertawai oleh Regan dan Megan.

"Makanya om, kalo gak pandai bohong ya jangan bohong. Malu sendirikan jadinya." Ejek Megan.

"Manusia licik seperti anda layak dimusnahkan." Bisik Regan.

Abian menutup kupingnya tidak mau mendengarkan ucapan yang masuk dari kuping kanan kirinya.

Jaksa kembali menaruh flashdisk tersebut.

Setelah diperiksa oleh Hakim ketua, benar apa adanya, semua sidik jari yang tertinggal di barang-barang itu adalah sidik jari milik Abian. Abian hanya bisa menatap kesal pada semua barang bukti.

"Dari mana mereka mendapatkan semua ini? Sebenarnya siapa yang sudah melaporkanku." Kata Abian dalam hatinya.

Dia menelisik semua orang yang berada di ruangan ini. Matanya menatap datar pada Saka si tukang kurir gay kemarin.

"Kurir itu-- jadi anda yang melaporkan ini semua!" Kesalnya dalam hati.

"Ya. Silakan terdakwa kembali ke tempat. Kita lanjutkan dengan barang bukti terdakwa Regan." Ujar Hakim ketua.

"Silakan jaksa putarkan semua video korban."

Jaksa memutarkan video tersebut yang sudah menjadi satu. Sebenarnya ada banyak video yang Rita kasih ke Alex, namun Alex menggabungkan semua video tersebut menjadi satu.

Mungkin, video Regan tidak sekejam yang lain. Zwiena pun hanya menangis tanpa berteriak seperti yang lain. Bahkan Zwiena membekap mulutnya sendiri saat Regan memperkosanya.

Crazy Man [TAMAT]Where stories live. Discover now