12. Siksaan

23.6K 1.7K 45
                                    

Happy Reading✨


Ceklek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek

Layaknya sepasang permaisuri, kasur king size itu di isi dengan satu kaum hawa dan adam. Regan mengepal tangan kuat, matanya tidak lepas dari pemandangan di depan yang mana disana ada Zwiena dan Abian yang sedang tertidur pulas layaknya sepasang suami istri.

Dia mulai melangkahkan kakinya, dia berjongkok dihadapan Zwiena, ditatap wajah mungil anaknya itu, dia elus pipinya dengan sangat lembut, menyelipkan rambutnya dibelakang kuping Zwiena, lalu tersenyum penuh arti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mulai melangkahkan kakinya, dia berjongkok dihadapan Zwiena, ditatap wajah mungil anaknya itu, dia elus pipinya dengan sangat lembut, menyelipkan rambutnya dibelakang kuping Zwiena, lalu tersenyum penuh arti. Hanya Regan lah yang tau arti dari senyumnya itu.

Ia berpindah tempat, berdiri di hadapan Abian dengan tatapan mematikan. Lelaki yang sedang terbaring di atas kasur itu sedang asik dengan dunia mimpinya.

Regan mengeluarkan pisau kecil, perlahan dia gerakkan pisau itu ke arah jari-jemarinya, ia menusukkannya dengan cepat

Stret!

Tes

Darah segar keluar dari ibu jemari Regan.
Setelah itu dia mengambil sebuah kain penutuata dan ia ikatkan pada mata abian. Selasai dengan acara menutup mata, dia ikat kaki dan tangan Abian menyambung dengan satu tali yang berada di tangan kiri Regan. Dia ikat kedua kaki Abian dan berakhir di jenjang leher. Siapun yang di ikat seperti itu tidak bisa berkutik hanya sekali gerakan. Jika dia bergerak sedikit saja tali itu menarik kaki, lengan dan leher secara bersamaan. Cekikan yang di dapat kan oleh tali itu sangatlah menyakitkan jikalau sudah kena tarik.

Setelah selesai dengan mengikat Abian, kini Regan kembali menghampiri Zwiena dan langsung digendongnya gadis itu dengan sangat hati-hati, takut Zwiena terbangun jika dia tidak hati-hati.

"Gadisku tidak boleh nakal," gumamnya.

***


Pagi yang cerah seraya membangunkan sang putri dari tidurnya, Zwiena mengulatkan tubuhnya, "Hoam ..." sedikit mengerjapkan matanya. Fokusnya kini terhadap ruangan yang ia tempati ini.

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang