06. Cuaca Panas

282 31 3
                                    

Happy reading~

Siang ini entah mengapa cuacanya terasa sangat panas dari biasanya. Para murid disetiap sudut tempat terus mengeluh karena hawa nya semakin panas saat matahari makin naik ke atas. Rasa haus, letih, gerah dan keringat berlebihan dirasakan semuanya tanpa terkecuali.

Termasuk juga para guru, mereka tampaknya enggan masuk kekelas untuk mengajar para muridnya yang bermacam-macam tingkahnya. Tak tau alasannya, mungkin saja karena bau badan mereka yang pasti akan menyengat mengingat cuaca saat ini atau mungkin alasan yang lainnya. Kalo kayak gini sudah jelas mereka pasti jamkos.

Cuaca yang panas saat ini memang enak nongkrong dikantin sambil minum beberapa gelas es teh yang terasa segar saat mengalir ditenggorokan. Tapi entah mengapa beberapa pemuda ini tampak beda dari murid yang lain, mereka justru main basket yang akan membuat tubuh mereka banjir keringat.

Berani beda itu baik💪

"Bang, tangkap nih." Juan mendribble bola kearah Azka. Dengan cekatan Azka memantulkan bola berwarna orange tersebut dan melakukan teknik jump shoot saat tim lawan mendekat ingin merebut bola. Bola berhasil masuk ke ring dan mencetak 1 poin.

Ya, para pemuda yang sedang bermain basket itu adalah Azka, Juan, Juna, Iyan dan Gipta sebagai wasitnya. Mereka bermain 2 lawan 2 hanya untuk sekedar mengisi kegabutan mereka. Ada beberapa murid yang menjadi penonton.  Sedangkan Dariel dan Rizki entah dimana keberadaannya.

"Skor 3-2!" Suara lantang Gipta menggema di lapangan  indoor tersebut.

"Iyan, lu jangan bengong njir kita ketinggalan satu poin ini!"

"Gue kagak bengong ya, elunya aja yang gak bisa main!"

"Ingat yah yang kalah traktir dikantin!" Teriak Azka

"Lah kok tiba-tiba njir!" Teriak Juna kagak terima.

"Bodo, pokoknya yang kalah harus traktir."

"Mana bisa gitu!"

"Bisalah, apa sih yang gak bisa dilakukan seorang Azka?"

Azka dengan tingkat kepedean yang tinggi.

"Menjadi orang yang bodoh !" Sahut Gipta yang sedang duduk dipinggir lapangan.

Hap

Bola berhasil direbut oleh Iyan, sedangkan Azka mendadak mode lemot saat mendengar ucapan Gipta tadi, emang iya ya dia gak bisa jadi orang yang bodoh? Besok belajar jadi orang bodoh dah siapa tau kecanduan yakan, udah bosan soalnya jadi orang pintar.

Satu kata buat Azka, goblok.

Keringat mulai membasahi pelipis mereka masing-masing. Iyalah masing masing gak mungkin kan keringat Juna tiba-tiba ada dijidat Azka. Ngelawak lu? Haha garing

"Oi, gue izin ke toilet dulu ya." Ucap Iyan seraya menepuk bahu Juna.

"Oke, ta gantiin Iyan main!"









×××












Iyan yang baru keluar dari toilet seketika terkejut saat ada seseorang lewat didepannya dengan langkah yang terburu-buru dan memasuki toilet disebelahnya sambil menutup wajah menggunakan tisu yang berwarna merah(?). Kira-kira siapa ya? Sudahlah dia juga orangnya gak terlalu penasaran.

Ia langkahkan kakinya menuju kantin, suara hatinya mengatakan bahwa yang lain pasti lagi dikantin dan ternyata benar. Omong-omong dia sudah hafal tempat-tempat yang berada disekitar sekolah, terima kasih kepada trio rusuh yang telah membantu dirinya.

Friends||ENHYPENजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें