03. Dihukum

483 50 0
                                    

Happy reading~

Pagi yang cerah saat ini Juan, Gipta dan Rizki sedang membersihkan toilet sekolah. Karena apa? Karena dihukum lah, yakali inisiatif sendiri. Sial banget mereka tadi pas mau ke kantin malah ketemu pak gentong lagi, alamat kena hukum lah. Salah mereka juga sih terlambat datang, padahal udah naik bus. Ya gimana nggak coba, hampir setiap hari mereka pas sudah sampai didepan gerbang malah putar balik. "Ngisi tenaga dulu di warung depan", jawab mereka bertiga jika ditanya kenapa terlambat datang. Tapi kalo untuk hari ini asli karena mereka terlambat bangun aja.

"Gara-gara lu sih ki,"Ucap Juan kesal.
Ia meremas kain pel kencang-kencang menggunakan tangan sebelah kanan sambil tangan yang kiri menutup hidungnya. Dibantu Rizki yang memegang ujung pel nya. Sedangkan Gipta lagi nyiram lantai ditoilet satunya lagi dengan air yang ada didalam bak toilet tersebut. Gipta mah gak mau susah-susah, tinggal siram kan lantai nya langsung bersih. Kalo ada yang mudah kenapa harus yang susah, ya nggak?
Untung saja toilet nya cuma ada dua.

"Coba aja kalo lu gak ngajak kita panjat pagar pasti kita nggak bakal dihukum."

"Mau gimana lagi kan itu jalan satu-satunya buat masuk ke sekolah." Jawab Rizki dengan nada ketus. "Yang lambat bangun tadi tuh siapa, elo kan?". Panas nih kuping nya dari tadi dengar Juan ngomel-ngomel sama dia. Kan masalah ini karena si Juan yang kesiangan. Kok dia yang di salahin sih, dia kan ngasih saran biar bisa masuk ke kelas, eh malah di iyain jadi bukan salah dia lah.

"Ya tapi kan lo-"

"Apa!"

BRUKK

"Woi nyet, perasaan dari tadi ribut mulu. Udah beres belum?" Gipta datang menengahi mereka berdua sebelum baku hantam terjadi. Ia berkacak pinggang didepan pintu, lengan baju dilipat sampai siku, celananya juga dilipat sampai lutut. Katanya sih takut kotor. Ia memandang tajam kearah dua temennya itu. Omong-omong dia sudah membersihkan toilet yang disebelah.

"Gue yang sendiri aja udah selesai."

"Rizki nih gangguin gue lagi pel lantainya."

Rizki membulatkan matanya sontak menunjuk dirinya sendiri dengan marah. "Kok gue sih, lu tuh yang ngomel mulu dari tadi!"

"Lu tuh yang ngapain tendang kain pel nya ha!"

"Elo dulu yang bikin gue emosi!"

"Salah sendiri kepancing."

"Udah, heh ki! Kek anak kecil aja lu pada."

Gipta yang sedari tadi didepan pintu terkejut saat Rizki hendak menyiram Juan dengan ember bekas pel. Buru-buru ia merebut ember yang ada ditangan Rizki.

"Woi siniin gak ember nya! Pengen gue mandiin nih anak kuda nil."

Plak

"Berhenti woi! Ni kerjaan nya gak bakal kelar kalo kalian pada ribut." Ucap Gipta menengahi keduanya lalu melipat kedua tangannya didepan dada, memandangi mereka satu persatu dengan mata tajamnya membuat mereka berdua sontak terdiam dan dengan segera menyelesaikan hukumannya.

"Cepet beresin, gue tunggu dikantin."

×××

"Woi ka tungguin gua," pekik Juna mencoba menyamai langkah kakinya dengan Azka.

"Padahal tinggian gua tapi kok susah banget ngejar langkah kaki Azka ya?" Gumamnya dalam hati

"Lo aja yang jalannya lambat".

"Lo mau makan apa?" Tanyanya saat sudah berada tepat disamping Azka.

"Apa aja asal bisa dimakan."

"Kayu sama batu mau ga?"

Friends||ENHYPENWhere stories live. Discover now