Seperti sebuah cahaya dalam kegelapan seperti kala diriku saat ini .
Terdiam dalam lamunan ku menatap kedua orang tua ku ."Maaf ." Ucap ku lirih menatap kedua orang tua ku .
Aku sungguh tak sanggup lagi menahan semua nya berpura-pura terlihat baik baik saja , takut akan hari esok bagaimana ujung dari ribuan pertanyaan yang menggangu isi pikiran ku ini.
"Senja ..?" Tanya ibu ku.
" Iya.. Mama ." Ucap ku tersadar dari lamunanku.
"Kamu cuci piring ya ." Ucap ibu ku tersenyum .
"Iya Mama." Ucap ku sembari berjalan menjauh dari ruang makan.
Sungguh aku lelah dengan semua ini di masa dewasa ku ini sering kali aku menangis tanpa sebab dan sesaat kemudian aku merasa sangat marah .
Ketika di dapur ku cuci piring piring itu, tanpa sadar aku kembali menangis sungguh aku tak bisa menahannya.
"Mengapa emosi ini terus terjadi." Ucap ku pada diri ku .
Setiap harinya seakan-akan seperti ini bila ku tatap rambut ku mulai rontok tiap hari dan kulihat diriku
Apa yang terjadi pada ku ?
Apakah semua akan berakhir baik baik saja?
Sangat sulit untuk berdamai dengan diri ku ini .
To be continued
Hi creator ynh kembali menyapa 🤗
Bagian ke 8 telah diunggah semoga suka yaSalam literasi ❤️
YOU ARE READING
aku dan hujan
Teen Fictionhujan mengajarkan ku bagaimana kerasnya kehidupan seperti hujan kala itu melihat hujan di sore hari mengingat kan ku akan masa kecil ku masa dimana tiada beban dalam kehidupan ku bebas tertawa riang seperti waktu itu menjadi dewasa seakan membuat ku...