bab 6 : sebuah bunga

43 1 0
                                    


Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, Karena tak semua bunga tumbuh dan mekar bersamaan.

Seperti bunga' yang merekah pada waktu seperti pula harapan ku akan masa dewasa ku ini  .

Sebuket bunga itu ku cium aromanya membuat hati ku terasa lebih tenang.

"Andai saja, jika aku memiliki kesempatan aku ingin tidak ingin melewatkan waktu kecil ku dahulu . Ku petik satu kelopak bunga .

Langit biru yang berawan seperti seakan-akan begitu indah seperti keinginan ku hari ini .

"Mengapa waktu sekarang begitu cepat?." Tanya ku kepada sang langit.

"Senja...." Ucap wanita berwajah mulai keriput itu berjalan ke tempat ku .

"Mama.."ucap ku .

"Kamu, ternyata disini Mama cari ." Wajah yang kian hari semakin keriput itu aku tak sanggup menatapnya . Ketakutan akan bagaimana jika aku tak sesuai harapan mereka tentang ku .

"Mama udah sudah makan?." Tanya ku

"Sudah nak, kamu sudah makan ?" Tanya ibu ku membelai rambut ku .

"Belum , nanti saja bisa biarkan aku sendiri? Aku Ingin merapikan burket bunga ku ini." Ucap ku

"Baiklah nak." Ucap ibu ku tersenyum melihat ku  bayangan sosok tua yang telah menghadirkan ku di dunia ini mulai berjalan menjauh .

"Bagaimana jika aku tak mampu membahagiakanmu kalian?." Tangis ku pecah takatla menyentuh foto keluarga ku ini . Ku terlihat kuat di depan semua orang tetapi, hatiku begitu rapuh ."

To be continued

Creator ynh kembali menyapa 🤗

Bagian ke 6 aku dan hujan telah dirilis

Semoga kalian suka ya vote dan komen 😘 jika menyukai cerita ku

Salam literasi



aku dan hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang