Sela memandang Luna dengan lembut, "Lun, maaf ya. Kalau kamu enggak mau, gak masalah kok, kita gak akan maksa."

"Udah, gak usah ngurusin si Luna, mending kita fokus diskusi aja." Sahut Wanda.

"Ayo, kita lanjut nanti di rumah Sela. Gimana, Sel?" ajak Lusi.

"Boleh," Jawab Sela ramah.

Inilah yang disukai semua orang terhadap Sela. Sela memiliki sifat ramah, baik, dan kecantikan yang disukai semua orang. Siapa yang tidak suka padanya?

Kring.

Bell istirahat sudah berbunyi, dan Luna tidak pergi ke kantin sebab lebih baik memakan makanan buatan ibu tercintanya.  Selain itu juga Luna tidak memiliki banyak uang untuk membeli makanan yang ada di kantin. Menurutnya mending uangnya di simpan buat kebutuhan kedepannya.

Tapi Luna tidak sendiri, karena ada Alga yang masih tertidur dipojok. Luna pernah berpikir, kenapa Alga sangat suka tidur? Mungkin kah mimpi nya lebih indah. Luna mengangkat bahunya tidak peduli, dia memutuskan untuk memakan makanan nya.

Beberapa menit kemudian akhirnya Luna telah menghabiskan bekalnya.

"Heh lo!" Tiba-tiba saja seseorang memanggilnya.

Luna menoleh ke pojok kanan dimana tempat Alga duduk. Luna melihat Alga yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang masih terlihat mengantuk, dan pucat?

Luna menunjuk dirinya sendiri, "Aku?"

"Iyalah, siapa lagi?" Sewot Alga.

Luna sedikit gugup karena baru pertama kali mereka berbicara, meski singkat.

"Gue mau pulang, izinin sama ketua kelas kalau gue sakit," Ucapnya dengan merapihkan barang-barangnya.

Luna mengangguk. Setelah melihat respon Luna, Alga langsung pergi dengan mengandeng tasnya.

Luna menghela napasnya kasar. Kalo dipikir pikir kehidupannya sangat membosankan. Sekolah, kerja, belajar, tidur, seperti itu saja seterusnya.

Tapi tidak apa-apa, Luna akan menjalankannya dengan iklas. Dia juga tidak akan mengenal cinta, karena menurutnya itu akan membuatnya sakit hati. Tapi memang ada yang mau sama Luna? Jelek, dekil, kusam. Apalagi dia memiliki rambut yang sangat bau dan berminyak, Luna jarang sampoan.

Bel masuk pun telah berbunyi, semua siswa kelas XII IPA 2 sudah pada masuk.

"Luna, lo liat Alga?" Tanya Bima ketika tidak melihat Alga di kelasnya. Meskipun Alga suka tidur dan sedikit badboy, Alga akan tetap masuk kelas meskipun di kelasnya hanya tidur.

"Alga pulang, katanya dia sakit." Jawab Luna.

"Serius? Gimana kalo kita jenguk kerumahnya setelah pulang sekolah," Usul Sela.

"Setuju," Seru Putri.

"Ngikut aje aing mah,"

"Gue ikut aja," 

"OKE STOP! KITA SEMUA IKUT, TERUS PATUNGAN BUAT BELI MAKANAN UNTUK ALGA,"  Teriak Bima yang dapat anggukan dari teman-temannya.

Luna sudah keringat dingin, bagaimana ini? Dia tidak ingin ikut. Dan juga dirinya tidak memiliki uang untuk patungan. Dia memiliki uang dua puluh ribu itu pun buat beli makan ibu dan juga adiknya.

"Patungan nya seikhlas nya aja, karna gue tau disini ada orang susah," Ucap Lusi bendahara kelas.

"Pokoknya harus ada yang patungan! Ini buat temen kalian sendiri yang lagi sakit. Awas aja gue aduin ke bu beti!" Lanjut Lusi sedikit melirik Luna yang sedang menundukkan kepalanya.

Luna rasanya ingin menangis karena mendapat tatapan tidak suka dari teman-temannya. Luna berjalan kearah Lusi untuk memberi patungan.

"Lusi, ini aku kasih 5rb aja, gapapa?"

"Gapapa dari pada nggak," Cuek Lusi lalu menulis nama Luna di kertas.

"Maaf sebelumnya, aku gak ikut kerumah Alga ya," Lirih Luna yang masih dapat didengar oleh Bima dan yang lainnya.

Bima berdecak kesal, "Eh Luna! Sekali aja lo kompak sama kita-kita. Perasaan kalo ada apa-apa lo gak pernah ikut, kesel gue."

Luna menghela napasnya pelan, menjenguk orang sakit emang harus banget rame-rame? Menurutnya dua orang saja cukup. Ketua kelas sama sekertaris.

"Tau lo Lun, emang sibuk apa sih?" Sinis Bayu.

"Direktur kali hahaha," Sahut Wanda diiri dengan tawanya disusul teman teman lainnya.

"Direktur apa? Bayar uang kas aja jarang!" Kesal Lusi.

Luna tidak memperdulikan ucapan teman-temannya dia langsung berjalan kearah bangkunya. Meskipun begitu Luna sakit hati. Teman-teman nya tidak akan pernah mengerti dan tidak akan pernah tau apa yang Luna rasakan.

"Pokonya yang gak ikut tajir 50rb!" Ujar Bima.

"Gila lo Bim!" Kesal Manda, padahal dirinya tidak ingin ikut. Karena malas. Apalagi kerumah Alga.

"Bodoamat, pokoknya harus ikut semua!" Tegas Bima.

Luna menghela napasnya pelan, terpaksa dia harus ikut, daripada ditajir 50rb.

____

INSECURE GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang