♛✨O4

364 85 0
                                    

     Chris dengan kedua tangannya yang mengusap lembut wajah Sky, hatinya terus berisik mengatakan sumpah serapah pada dirinya sendiri.
Sedangkan Sky tetap patuh mendongak membiarkan Chris membasuh wajahnya.

Kedua ibu jari nya mengusap lembut area tulang pipi, pelipis dan dahi. Sesekali jari telunjuknya menelusuri hidung dan mata sang pangeran. Chris dengan bulu kuduknya yang meremang, menatap wajah itu dari dekat, bahkan ia tidak bisa menghentikan rasa ingin tahunya akan kedua belah bibir cantik itu. Ibu jarinya menyentuh area bibir Sky, terasa begitu lembut, turun ke dagu dan menelusuri leher jenjangnya. Tepat pada tulang selangka,pandangannya terpaku pada sebuah kalung perak dengan bandul batu sapphire yang sangat cantik, juga beberapa kalimat asing yang membentang mengelilingi leher jenjang sang pangeran. Seperti diukir dengan tinta permanen. Semua hal itu membuat Chris sedikit percaya, bahwa Sky seorang pangeran sungguhan. Sangat cantik dan menawan, tidak seperti manusia pada umumnya.

"Come on! Chris, lo udah gila! Kenapa sampe sajauh ini?!" Chris masih sibuk dengan batinnya. Kali ini ia berhasil menjauhkan kedua tangannya dari wajah paripurna Sky.

"ekhm, sorry.."

Chris sedikit menunduk, menarik sedikit celana putih yang dikenakan Sky sampai terlihat pergelangan yang memerah dengan kaki jenjang yang putih bersih menawan. Terlihat sangat kontras...

"maaf, kalau ini agak sakit" Chris mulai membasuh kedua kaki Sky, membersihkan telapak kakinya yang sedikit kasar dan terdapat banyak luka goresan akibat berlari tanpa alas. Tangannya mencoba untuk mengusap selembut mungkin, dengan teliti membersihkan tiap sela-sela jari. Membasuh satu persatu telapak kaki yang terluka itu..

"Chris"

Merasa namanya dipanggil, Chris mendongak, menatap kedua mata Sky yang saat ini jua tengah menatapnya.

"Terima Kasih, Chris"

"it's okay" tanpa sadar Chris tersenyum, mungkin kata terimakasih akan menjadi kata favoritnya.

"tunggu sini, gue ambil sepatu buat lo"

Selesai dengan basuh membasuh, kini Chris menyiapkan beberapa helai pakaian untuk Sky. Kemeja dan celana bahan putih itu sudah terlihat kotor. Chris hanya bersimpati sedikit, meminjamkan beberapa pakaian miliknya.

Sky sendirian didalam campervan, Chris baru saja memberinya pakaian untuk ganti, tapi ia kebingungan bagaimana cara mengenakan bajunya...hanya ada satu kemeja putih dan celana pendek. Tidak ada buku panduan.
Chris masih duduk dihalaman luar, tepat menghadap api unggun, tiba-tiba terdengar suara kaca yang diketuk dari dalam, Chris menoleh dan mendapati Sky yang mengangkat kedua tangannya sebagai simbol yang menandakan bahwa ia kebingungan.

Chris kembali mengalihkan pandangannya pada api unggun, tubuhnya merosot dari posisi duduknya, mengusap wajahnya kasar lalu menghela napas berat.

"oh my... Goshhhh"

Keduanya terlelap, satu ranjang, satu selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya terlelap, satu ranjang, satu selimut. Lagi-lagi Chris merasakan seseorang memeluknya.
Chris menoleh, menatap intens pada wajah paripurna yang semakin cantik begitu selesai ia basuh, memikirkan bagaimana nasibnya dan juga Sky kedepan. Ia ikut khawatir akan kondisi Sky, saat ini Sky sedang dikejar. Jika ia meninggalkan Sky sendirian, entah apa yang akan terjadi pada pemuda cantik ini...

"Fuck, Christopher lo mikirin apa barusan?!"

Chris masih menolak fakta bahwa sebenarnya ia peduli. Terjaga dalam tidurnya, Chris berusaha untuk tidur agar bisa fokus mengendarai campervan esok hari.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prince in CampervanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang